JAKARTA (Panjimas.com) – Sudah menjadi rahasia umum bila diakhir bulan Ramadhan atau menjelang lebaran tiba, masyarakat di Indonesia mempunyai “tradisi” mudik atau pulang ke kampung halamannya. Bagi para pemudik hendaknya tidak menahan kencing selama di perjalanan karena berisiko mengalami infeksi saluran kencing.
“Hal itu diakibatkan adanya penimbunan urine terlalu lama maka membuat bakteri bisa hidup,” kata Ketua Bidang Pengabdian Profesi dan Tanggap Bencana Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr Kamarudin Askar di Jakarta, Kamis (17/7/2014) seperti dilansir Antara.
Kamarudin menjelaskan, setiap manusia batasannya menampung urine maksimal 0,4 liter di kandung kemih. “Tidak boleh lebih dari jumlah tersebut karena akan membuat otot kontraksi. Secara umum orang menyebutnya anyang-anyangan. Bahayanya bisa infeksi jika tidak diobati,” ujarnya.
Dokter umum di RS Bella Bekasi ini menambahkan, resiko jangka panjang dari menahan kencing adalah berimbas ke fungsi ginjal. Ketua I IDI Kota Bekasi itu menyarankan setiap pemudik yang melakukan perjalanan jauh untuk tidak segan menghentikan kendaraan di toilet umum yang biasanya ada di rest area atau SPBU.
Bagi pemudik yang enggan buang air kecil di toilet umum dengan alasan air kotor, maka Kamarudin menganjurkan agar menyediakan air dalam botol mineral atau tisu basah, tapi jangan kencing disembarang tempat yang bisa mengganggu kenyamanan orang lain dan merusak lingkungan.
“Normalnya, manusia setiap hari kencing sebanyak 4-6 kali. Tapi jika ada hal tertentu, seperti penderita diabetes, diimbau membawa peralatan untuk menampung air kencing karena rentan ingin buang air kecil sewaktu-waktu,” jelasnya. [Ghozi Akbar]