JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Palestine Liberation Indonesian (PLI), Taufik Kadafik Namakule mendesak harian berbahasa inggris, The Jakarta Post, untuk menjelaskan karikatur editorial yang meresahkan ummat Islam. Khususnya mengenai kalimat Tauhid yang disandingkan dengan gambar tengkorak dan tulang belulang manusia pada edisi 3 Juli 2014 halaman 7.
Selain itu, PLI juga menegaskan akan menempuh jalur hukum untuk menuntut Jakarta Post dalam kasus penghinaan simbol Islam, yakni Allah dan Rasul-Nya tersebut. Hal ini seperti yang dinyatakan dalam rilis yang dikirim ke sejumlah media, pada Senin (7/7/2014) seperti dilansir inilah.com.
“Dalam hal ini, kami mendesak The Jakarta Post tak hanya minta maaf secara terbuka. Namun kami juga berencana untuk membawa kasus ini ke ranah hukum. Kami sudah membaca penjelasan The Jakarta Post, namun kami tidak puas. Dimana etika jurnalistiknya? Jelas ini tidak menghargai Islam,” tegas Taufik.
Dalam hal ini, Taufik sangat menyayangkan sikap The Jakarta Post. Sebagai media besar, The Jakarta Post seharusnya melakukan proses cek dan ricek serta mengedepankan unsur jurnalistik. Atau ada motif lainnya di balik peristiwa ini.
“Ini bukan perkara main-main. Pelecehan sekali ini. Masak kalimat Tauhid disandingkan dengan tengkorak. Seseorang dikatakan masuk Islam kalau sudah melafadzkan kalimat Tauhid. Apa maksudmu The Jakarta Post,” tandasnya.
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, karikatur pelecehan dan penghinaan terhadap simbol Islam yang dimuat harian berbahasa Inggris, The Jakarta Post pada edisi 3 Juli 2014 lalu terus menuai protes dan kecaman dari sejumlah ormas Islam dan tokoh Islam di Indonesia. [Ghozi Akbar]
BERITA TERKAIT: