JAKARTA (Panjimas.com) – Perilaku vandalisme yang dilakukan puluhan massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan menyerbu dan melakukan perusakan kantor TV One milik putra Ketum Partai Golkar, Abu Rizal Bakrie di Yogyakarta (Jogja) dan Jakarta, pada Rabu (2/7/2014) malam ternyata mendapatkan dukungan dari Capres PDIP, Joko Widodo (Jokowi).
Menanggapi aksi pendukungnya kemarin malam, Jokowi terkesan menyalahkan stasiun TV yang diserang. “Gimana relawan kita nggak panas. Salah sendiri manas-manasi. Jangan salahi relawannya, salahin yang buat isu, fitnah dan buat panas,” ujar Gubernur DKI Jakarta non aktif itu di Bandung, Kamis (3/7/2014) seperti dilansir JPNN.
Sementara itu, sikap Jokowi yang membenarkan pendukungnya berbuat vandalisme dana anarkisme di kantor biro TV One mendapat kecaman dari pihak lawannya di Pilpres 2014, yakni timses pasangan Prabowo-Hatta yang selama ini selalu diberitakan baik oleh TV One.
…Gimana relawan kita nggak panas. Salah sendiri manas-manasi. Jangan salahi relawannya, salahin yang buat isu, fitnah dan buat panas…
“Ada masalah besar dengan pernyataan itu. Bagaimana kelak dia akan pimpin pemerintahan kalau sekarang saja toleran pada tindakan vandalisme. Apakah pada saat berkuasa dia akan sering gunakan kekerasan. Saya kasihan melihatnya,” ujar Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional Prabowo-Hatta Habiburokhman, Kamis (3/7/2014) seperti dilansir Rakyat Merdeka Online.
Dia menegaskan bahwa vandalisme terhadap instsitusi pers adalah kejahatan terhadap bangsa. Apalagi, Indonesia bersusah payah membangun kebebasan pers. “Saran kami ke penegak hukum, kasus ini harus ditindak tegas. Ini tragedi memalukan bangsa dan sudah jadi pemberitaan di internasional. Polri jangan takut menindak parpol tertentu. Jangan takut ada pengaruh politiknya,” jelasnya.
Seperti diketahui bersama, TV One milik Group Bakrie (dibawah kendali Ketum Partai Golkar Abu Rizal Bakrie yang merupakan koalisi Parta Gerindra dan Prabowo) dan Metro TV milik Ketum Partai Nasdem Surya Paloh (partai koalisi PDIP) secara masif memberitakan kebaikan Capres unggulannya, dan menjatuhkan serta terkesan melakukan negative campaign kepada Capres pesaing dan lawannya. [Ghozi Akbar]