JAKARTA (Panjimas.com) – Puluhan massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyerbu dan melakukan anarkisme dengan merusak kantor TV One milik putra Ketum Partai Golkar, Abu Rizal Bakrie di Yogyakarta (Jogja) dan Jakarta, pada Rabu (2/7/2014) malam.
Massa partai berhaluan nasionalis sekuler yang mengusung Jokowi-JK sebagai Capres-Cawapres dalam Pilpres 2014 ini menggeruduk kantor TV One Biro Jogja dan Jakarta karena tidak terima PDIP disebut mengusung kader Partai Komunis Indonesia (PKI) dan diangap melecehkan Ketum PDPI Megawati Soekarno Putri.
Massa yang berjumlah puluhan orang itu sekitar pukul 22.00 WIB mendatangi kantor biro TV One di Perumahan Timoho Regency blok C/4 di Jalan Kenari, Muja Muju Umbulharjo Yogyakarta dan langsung mencoret-coret tembok rumah dan menyegel pintu dengan memasang palang kayu. Tembok rumah dicoret dengan cat semprot warna merah dengan tulisannya “PDIP bukan PKI, TVOne Anjing” dan lain-lain.
Setelah mencoret-coret tembok rumah, massa langsung pergi meninggalkan lokasi. Meski kompleks perumahan dijaga satpam, namun tidak ada yang berani melawan. Saat kejadian, kantor tersebut dalam keadaan kosong. Saat ini puluhan aparat kepolisian telah berjaga-jaga dilokasi dan sudah dipasangi garis polisi.
Selain kantor biro TV One di Jogja, kantor pusat TV One yang berada di kawasan Industri Cakung, Jakarta Timur, juga digeruduk puluhan massa PDIP yang datang dengan beringas. “Mereka tadi datang sekitar pukul 24.00 WIB,” kata salah seorang petugas patroli Polres Jakarta Timur, Kamis (3/7/2014).
Menurut petugas berpangkat Aiptu yang menolak disebutkan namanya itu, massa yang menggeruduk kantor TV One itu berjumlah sekitar 40an orang. Sebagian dari mereka ada yang mengenakan atribut PDIP. “Mereka hanya berorasi keberatan dengan isi pemberitaan, enggak ada segel-segelan,” terang petugas tersebut.
Saat kejadian, pengamanan pun dilakukan guna menghalau hal-hal yang tidak diinginkan seperti perusakan atau main hakim sendiri. “Kapolsek (Cakung -red) tadi langsung turun mengamankan bersama dari Polres dan Polda,” ujarnya. [Ghozi Akbar/dtk]