Komentar terhadap Pernyataan Syaikh Abu Muhammad Al-Adnani dan Deklarasi Khilafah serta percakapan dengan Salah Seorang Pimpinan di Majlis Syura Imarah Islam Afghanistan (IIA)
Oleh: Abu Abdullah Al-Afghani
@anassherzad
Alih Bahasa: Ahmad Habibi
Pertama: komentar saya terhadap perkataan Al-Adnany
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah, wa ba’du
Allah berfirman,
وَعَدَاللَّهُالَّذِينَآمَنُوامِنْكُمْوَعَمِلُواالصَّالِحَاتِلَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْفِيالْأَرْضِكَمَااسْتَخْلَفَالَّذِينَمِنْقَبْلِهِمْوَلَيُمَكِّنَنَّلَهُمْدِينَهُمُالَّذِيارْتَضَىلَهُمْوَلَيُبَدِّلَنَّهُمْمِنْبَعْدِخَوْفِهِمْأَمْنًايَعْبُدُونَنِيلَايُشْرِكُونَبِيشَيْئًاوَمَنْكَفَرَبَعْدَذَلِكَفَأُولَئِكَهُمُالْفَاسِقُونَ
“Allah telah Menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan Menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah Menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan Meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia Ridai. Dan Dia benar-benar Mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Q.S. An –Nur : 55).
Janji Allah, yang tidak pernah mengingkari janjinya, janji istikhlaf (pemberian kekuasaan) kemudian tamkin (peneguhan kekuasaan) kemudian keamanan, bagi yang beribadah kepadaNya tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah dengan sesuatu, ya, janji Allah bagi mereka yang jujur, teguh, dan berjalan diatas manhaj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sahabat- sahabat yang mulia, itulah janj Allah bagi yang mengetahui hakikat iman, dan beriman kepada Allah, berjihad di jalanNya sebenar- benar jihad, itulah janji Allah bagi yang berjalan diatas al-haq dan tidak mengesampingkan dari pokok- pokok Islam, meskipun berbagai upaya menghalanginya baik dari dekat maupun jauh, janji Rabbani bagi yang keluar menolong Islam dan muslimn dan tidak sedikitpun menunda.
Saat khilafah tiada, manusia hidup dalam kezaliman dan kegelapan, menderita kepahitan dan siksaan orang- orang kafir dan antek- anteknya selama bertahun-tahun.Hukum Allah diabaikan, larangan- larangan Allah diinjak- injak, masjid-masjid dihancurkan, nabiNya diolok-olok, Al-Qur’an diinjak dengan telapak kaki, sampai Allah Ta’ala memilih untuk mengabdi pada agamanya, dan menolong hamba-hambanya yang lemah, para rijal sebaik- baik rijal dari umat Islam, mereka berjihad di jalan Allah, dan mempersembahkan hal yang mahal lagi berharga untuk Islam, dan berkat upayanya, gerakan jihad dapat berlangsung melalui tahapan paling menegangkan pada hidupnya, melalui seluruh resiko dan kesulitan, dan ia tetap teguh diatas panji jihad dan manhajnya, tidak pernah tunduk dan lemah, maka berjalanlan kafilah jihad di Afghanistan, Yaman, Irak, Bumi Syam, Somalia dengan berkah Allah.
Dan gerakan jhad yang diberkahi ini, setiap hari mendekati tujuan yang diharapakan, yang karena tujuan itu, dipersembahkan ksatria, pemuda dan komandan terbaiknya, seperti Abu Abdillah Usamah bin Ladin, Az-Zarqawy, Dadullah, -Rahimahumullah- dan tidaklah sebab dari keterlambatan dari mencapai tujuan melainkan penghianatan dari dekat sebelum dari jauh, akan tetapi kezaliman dan pengkhianatan mereka perbuat terhadap Ahlul Haq, Allah menginginkan hal yang mereka tidak inginkan, maka kemenangan bagi mereka yang didhalimi yang dimusuhi seluruh manusia, Allah menolong mereka yang dituduh dengan berbagai macam tuduhan yang tidak sesuai, dari orang yang dulunya teman.
Allah Ta’ala memberikan kemenangan bagi dienNya, ditangan orang-orang yang jujur, yang tidak berputus asa dari rahmat Allah, teguh dan kokoh dengan kemurahan Allah dan karuniaNya, tidak memengaruhi mereka luka, pembunuhan, dan penelantaran, celaan maupun distorsi. Banyak yang berusaha memadamkan bara ini namun sia- sia, mereka lupa, bahwa Allah akan sempurnakan cahayaNya, meskipun orang kafir, munafik, musyrik tidak suka.
Semua yang bergabung gerakan jihad mempunyai impian menegakkan khilafah diatas manhaj nubuwah, ribuan ksatria telah mempersembahkan darahnya untuk menegakkan bangunannya, Allah Ta’ala tidak menyia- nyiakan darah- darah suci mereka. Allah telah menjawab doa-doa kaum yang dizalimi, hari ini kita memetik buah dari pohon yang disiram dengan darah para syuhada pemberani –taqabbalahumullah-, inilah khilafah Islamiyyah telah tegak setelah ketiadaannya selama puluhan tahun, ia tegak meskipun Amerika dan sekutunya membecinya, khilafah yang kita mulai jihad karenanya telah tegak, tegak khilafah yang karenanya Usamah bi Laden, Abu Mushab Az-Zarqawy, Abu Hamzah Muhajir mempersembahkan darah- darah sucinya, tegak sebenar-benarnya, tanda-tandanya menjulang di ufuk langit.
Adapun mereka yang mengolok-olok pengumuman khilafah oleh Al-Akh Abu Muhammad Al-Adnany, saya katakan, dahulu nenek moyang kalian mencemooh Nabi kami, saat menjajikan sahabat, bahwa mereka akan menguasahi romawi dan persia, kalian akan kecewa dan menyesal.
Adapun para Doktor dan Filosof, yang terkejut dengan deklarasi ini, saya katakan, bahwa para khalifah sebelum Isa ‘alaihis sallam akan berada diantara kita, maka yang menegakkan pada kami hukum Allah, kami terima dia sebagai khalifah, apakah kami menyelisihi sosok yang menegakkan hukum Allah, maka apakah setelah itu, kita tetap menjadi muslim penolong kebenaran dan mujahid? Kemudian, jikalau Syaikh Ibrahim Al-Husaini Al-Qurasy bukan khalifah kaum muslimin, apakah khalifah kalian akan turun dari Saturnus dan Mars?
Adapun Ijma’ (konsensus), yang kalian syaratkan untuk menetapakan khalifah, maka pada zaman ini tidak akan terealisasi, dan saya lihat tidak akan terealisasi dan di luar kuasa kami, karena banyak kaum muslimin yang menyelisihi kami, bahkan dalam hal niat untuk mendirikan khilafah (mereka menyelisihi kami), apakah kami akan menunda penegakanya dan kami yakinkan mereka (terlebih dahulu)? Apakah kalian menginginkan ijma’ Ikhwanul Muslimin, Sururiyah, Shahawat, Murjiah, Ulama’ Su’, hamba-hamba thagut, dengan kami untuk mengangkat khalifah?
Adapun tamkin (peneguhan kekuasaan) sebagaimana yang kalian pinta, telah tercapai di Irak dan Syam, hari ini, kita melihat mahkamah-mahkamah syariat didirikan di Syam dan Irak, keamanan dan kehidupan yang nyaman telah terwujud di beberapa kota dan wilayah yang dibebaskan, dan hukum Allah telah diterapkan tanpa penundaan. Rasulullah telah umumkan berdirinya negara Islam sesaat setelah menetap di Madinah tanpa penundaan, dan kita lihat hari ini banyak wilayah yang telah dikuasai saudara-saudara kita dari Daulah Islam, Raqqa, Aleppo, Fallujah, Mosul, Anbar, dan kita tidak menunda penegakkan penegakkaan khilafah, selama kalian menyeru untuk mendirikannya, mengajak kami untuk mempersembahkan darah dan nyawa karenanya.
Inilah permulaan berdirinya khilafah Islamiyyah, dan akan berjalan di atas manhaj Nubuwah, maka saya ucapakan tahni’ah kepada umat Islam dengan berdirinya khilafah, setelah hilang selama beberapa dekade, selamat dengan kembalinya tradisi kemuliaan yang hilang.
Kabar gembira! Hidup muliamu telah kembali –atas karunia Allah- , saya seru seluruh mukhlisin di semua fraksi- fraksi di Syam, dan ditempat lainnya untuk bergabung dengan Daulah Islam yang berbarakah, untuk tidak menunda-nunda, menjadi bagian dari bangunan Islam dan benteng kaum muslimin.
Saya juga ucapakan selamat kepada Jaisy Shahabah di Syam, serta anggota Jabhah Nushrah di Abu Kamal, yang telah baiat kepada Daulah Khilafah masa mendatang – in syaa Allah-, seraya memohon kepada Allah untuk menagerahi kepada mereka dan seluruh mujahidin keteguhan dan ketepatan.
Mungkin sebagaian heran, dan bertanya- tanya, bagaimana engkau mengatakan seperti itu, sedangkan engkau dari Imarah Islamiyyah Afghanistan dan berbaiat pada Mulla Umar- hafidzhullah-.?
Disaat saya mendegarkan pernyataan Adnany, saya lepaskan hizbiyyah, Ashabiyah terhadap jama’ah, dan keterpihakan yang sempit, kemudian saya duduk ditempat lain, dan saya dengarkan pernyataan Adnany, saya pahami setiap perkataan dengan sebenar-benarnya, sementara yang lain tidak memahami hakikat perkataan beliau, karena ashabiyah dan hizbiyyah yang terikat di leher mereka. (Bersambung)
Berita terkait:
Wawancara dengan Tokoh Imarah Islam Afghanistan terkait Deklarasi Khilafah