LAMPUNG (Panjimas.com) – Semenjak Juru bicara (Jubir) resmi Daulah Islam Iraq dan Syam (ISIS) Syaikh Muhammad al-Adnani, dalam rilisan audio berjudul “hadza wa’dullah” berdurasi 34:02 menit, menyatakan pendeklarasian Khilafah Islamiyyah, serta mengangkat dan membaiat Asy-Syaikh Abu Bakar Al-Baghdady sebagai Khalifah, dukungan demi dukungan langsung datang dari segala penjuru. Bahkan mulai berbaiat tandzim-tandzim jihad berpengaruh di seluruh dunia mulai dari Mujahidin Indonesia Timur, Filiphina dan serambi Baitul Maqdis, Pakistan.
Kali ini dukungan datang dari khilafatul muslimin yang berpusat di Bandar Lampung, Indonesia yang dipimpin oleh Abdul Qadir Hasan Baraja’. Dalam statementnya, ada beberapa point yang diungkapkan. Diantaranya diungkapkannya rasa gembira dan syukur atas dideklarasikannya Khilafah di bumi Syam. Selain itu mereka juga mengajak kaum muslimin di segala penjuru untuk segera menentukan sikap agar izzatul islam wal muslimin segera terwujud.
Meskipun sebelumnya terikat janji, namun mereka meyakini penuh bahwa persatuan kaum muslimin dibawah satu kepemimpinan (Khalifah) adalah sebuah kewajiban mutlak kaum muslimin, baik dalam keadaan lemah maupun dalam keadaan kuat. Baik sebagian syaratnya terpenuhi ataupun terpenuhinya semua syarat.Oleh karena itu mereka menyadari akan wajibnya untuk mendahulukan kewajiban yang penting yaitu mendukung khilafah yang dipimpin Amirul Mukminin Syaikh Abu Bakar Al baghdadi di bumi yang diberkahi melebihi urusan-urusan lainnya.
Khilafatul Muslimin juga mengajak tandzim-tandzim yang berada di bumi Syam untuk bersegera bergabung dan tidak lagi berpecah belah.
Berikut kutipan lengkap tanggapan khilafatul Muslimin atas dideklarasikannya Khilafah Islamiyyah:
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Alhamdulillah, Wa syukurillah, Laa Hawla Walaa Quwwata illa billah..
Telah kita dengar dan saksikan bersama, kabar yang membuat gembira kaum muslimin sekaligus membuat sesak dada orang-orang kafir dan munafik.
Pada tanggal 1 Ramadhan yang lalu, Khilafah Islamiyyah telah dideklarasikan oleh saudara-saudara kita di Syam, para mujahid dari Daulah Islam yang telah membuktikan niatnya dengan amal nyata. Melalui juru bicara nya, Abu Muhammad Al-Adnany -semoga Allah menjaganya-, yang mengumumkan pendirian Khilafah Islam, dengan mengangkat serta membai’at Asy Syaikh Ibrahim Ibn Awwad (Abu Bakr Al Baghdady) sebagai Khalifah.
Sepatutnya kita sebagai Muslim merasakan kebahagiaan dan bersyukur atas kabar ini. Sebagaimana kebahagiaan suadara-saudara kita, kaum muslimin di pusat pemerintahan Khilafah di Syam ini, Raqqah, dalam menyambut kabar ini. Semoga keberkahan dalam bulan suci Ramadhan ini, semakin bertambah keberkahannya sebagai permulaan Aamul Jama’ah kedua, bagi seluruh kaum muslimin di dunia dibawah satu kepemimpinan Islam, Khilafah Islamiyyah.
Selanjutnya, telah kita ketahui bersama, Kekhalifahan Islam (Khilafatul Muslimin) yang berpusat di Bandar Lampung, Indonesia, telah di maklumatkan/deklarasikan bagi kaum muslimin di seluruh dunia sejak 13 Rabi’ul Awwal 1418 H (18/07/1997) dengan membai’at Asy Syaikh Abdul Qadir Hasan Baraja’ sebagai Khalifah.
Ribuan kaum muslimin telah berbai’at dihadapannya untuk senantiasa siap mendengar dan tha’at, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Beberapa sarana pelayanan ummatpun telah dipelopori secara mandiri dengan tetap menjaga kemurnian tauhid, barra (berlepas diri) terhadap sistem thaghut.
Dengan keadaan ini, dan dengan apa yang baru saja terjadi di Syam, maka inilah sikap Kekhalifahan Islam (Khilafatul Muslimin) yang berpusat di Indonesia:
1. Kami menyambut gembira dan bersyukur atas pendeklarasian Khilafah yang berpusat di Syam. Kami ucapkan selamat kepada kaum muslimin di Syam khususnya, dan kaum muslimin dunia umumnya. Semoga ini menjadi awal terwujudnya Izzatul Islam wal Muslimin seluruhnya.
2. Pro dan kontra atas Kekhalifahan yang baru di deklarasikan di Syam, adalah hal yang wajar. Kami mengambil sikap awal untuk mengakui Syah nya deklarasi ini, dengan beberapa pertimbangan yang akan kami tindak lanjuti kemudian.
3. Kepada warga kekhalifahan Islam (Khilafatul Muslimin) yang berpusat di Indonesia:
Tetap perkokoh ketha’atan, jauhi perdebatan dan prasangka. Sungguh sikap mendengar dan tha’at adalah lebih selamat daripada prasangka dan perdebatan yang tidak akan bisa melahirkan kebijakan apapun untuk kita sikapi, hingga datang keputusan dari pusat kekhalifahan Islam (khilafatul Muslimin).
4. Kepada kaum muslimin umumnya:
Berbahagialah, dan bersegeralah menentukan sikap. Kekhalifahan bukan hanya soal kesiapan ummat, ia merupakan kewajiban dari Allah kepada kita untuk bersatu. Yang dengannya Izzatu Islam Wal Muslimin akan terwujud. Karenanya pula kita akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Rabbul ‘Alamin kelak.
Sungguh perpecahan dikalangan kaum muslimin adalah hal yang sangat melelahkan dan membosankan, tidak akan pernah menyelesaikan persoalan ummat. Dan sungguh, kejayaan yang dicapai kaum muslimin di masa lalu adalah karena mereka mampu mempertahankan keutuhan ummat dibawah sistem Khilafah dengan membuktikan sam’an wa tha’atan kepada Ulil Amri mereka, Khalifah mereka.
5. Kepada Khilafah Islam yang berpusat di Syam, yang baru saja di deklarasikan:
Sungguh telah berlalu teladan bagi kita dari ummat terdahulu, kalangan para sahabat radhiallahuanhum dan salafusshalih, terkait terjadinya dua kepemimpinan (Khalifah) kaum muslimin. Sebagaimana Ali dan Mu’awiyyah radhiallahuanhuma, atau Hasan Ibn Ali dengan Muawwiyah radhiallahuanhuma.Dengan kondisi kita hari ini, maka ketahuilah: Betapapun saat ini kami berpegang pada bai’at awwal kepada Khalifah yang lebih awwal (di bai’at), namun kami meyakini penuh bahwa persatuan kaum muslimin dibawah satu kepemimpinan (Khalifah) adalah sebuah kewajiban mutlak kaum muslimin, baik dalam keadaan lemah maupun dalam keadaan kuat. Baik sebagian syaratnya terpenuhi ataupun terpenuhinya semua syarat.
Karena itu, wajib bagi kita untuk mendahulukan kewajiban yang penting ini melebihi urusan-urusan lainnya. Sebagaimana para sahabat radhiallahuanhum yang mengedepankan membai’at Abu Bakr Assidiq sebagai pemimpin tunggal seraya tidak memberikan peluang bagi adanya kepemimpinan masing-masing antara Muhajirin dan Anshar.
Untuk itu, kami akan meminta pendapat kalian tentang hal ini. Semoga Allah memudahkan urusan ini.
6. Kepada faksi-faksi dan tandzim-tandzim mujahidin, khususnya di Syam:
Kembali kami ingatkan, sebagaimana yang pernah disampaikan oleh saudara kami, Abu Muhammad Al-Adnany, inilah satu-satunya solusi dari berbagai macam persoalan dan fitnah. Dan solusi itu kini telah dihadirkan, maka bersegeralah kalian berkumpul pada Khilafah.Sungguh kami tidak meragukan kesungguhan kalian dalam jihad, kesungguhan kalian dalam iqamatuddin. Ingatlah bagaimana Allah memerintahkan, An aqimuddin Walaa tatafarraqu fiyhi, tegakkan Dien dan jangan berpecahbelah dalam menegakkannya! Sungguh tidak akan kalian temukan tempat bersatu yang syar’i selain dari Khilafah.
Maka Berjihadlah dengan persatuan, tegakkan Din ini seraya bersatu dalam kekhalifahan yang kalian telah melihatnya.
Demikian pernyataan sikap dari pusat Kekhalifahan Islam (Khilafatul Muslimin) yang berpusat di Indonesia.
Semoga Allah menyegerakan terwujudnya Izzatul Islam Wal Muslimin yang terpimpin oleh seorang Khalifah dalam sistem kekhalifahan Islam.
04 Ramadhan 1435H,
Markazul Idarah Khilafatul Muslimin
Wizaaratun Nasyrah Wal Idza’ah
[zDn/khilafatulmuslimin.com]