JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Forum Studi Sekte-Sekte Sesat (FS3I), Ustadz Anung Al Hamat, Lc., M.Pd.I mengingatkan para aktivis Islam agar mewaspadi gerakan radikalisasi yang menyusup di tengah-tengah Umat.
Hal itu disampaikan Ustadz Anung, sapaan akrabnya melihat keprihatinannya adanya para aktivis Islam terjebak dalam upaya terorisasi yang dilakukan musuh-musuh Islam.
“Berkaitan dengan terorisasi atau radikalisasi itu memang bisa dimanfaatkan oleh kelompok tertentu. Mereka itu punya perinsip diantaranya digalang untuk digulung, atau dibina untuk dibinasakan, hal itu sebenarnya sudah sejak lama. Dulu ada Komji, itu juga ternyata ada aparat yang terlibat di dalamnya,” kata Ustadz Anung saat ditemui di sela-sela Muktamar Nasional Majelis Intelektual Dan Ulama Indonesia (MIUMI), Kamis (12/6/2014).
Sekitar tiga tahun lalu, Ustadz Anung mengaku pernah mengungkap identitas salah seorang intelijen dari korps Brimob yang melakukan infiltrasi dalam sebuah kegiatan umat Islam.
Parahnya, intel Brimob yang telah diungkap identitasnya tersebut, kini justru menjadi ustadz dan melakukan pembinaan kepada para pemuda Islam.
“Kita sendiri punya pengalaman, ketika itu ada aparat (intelijen, red.) yang masuk ke tengah komunitas kaum Muslimin. Kita sendiri sebenarnya sudah cukup lama berinteraksi, kita tahu dia itu aparat dan mengakui dengan menunjukkan kartu identitasnya dan dengan perangkat yang dibawa. Penampilannya secara fisik dia pakai gamis, berjenggot. Kemudian kita mendapat berita orang ini sudah menjadi ustadz sekarang dan yang digalang adalah orang-orang yang terlalu bersemangat,” jelas ustadz muda yang kini menjabat Ketua MIUMI DKI Jakarta.
Bahkan, ketika dibeberkan kepada murid-murid sang intel yang menyamar menjadi ustadz tersebut, mereka tidak percaya dan menuding balik Ustadz Anung telah memfitnah.
Berdasarkan pengalamannya tersebut, Ustadz Anung mengingatkan para pemuda aktivis Islam untuk berhati-hati terhadap maraknya radikalisasi yang disusupi operasi intelijen.
“Saya khawatir teman-teman yang terlalu semangat itu secara tidak sadar digalang, sehingga diwaktu tertentu nanti dimunculkan isu yang bisa menjerat,” tutupnya. [AW]