JAKARTA (Panjimas.com) – Ustadz M Zaaf Fadzlan Rabbani Al-Garamatan, dai muda asal Papua ini mengungkap hikmah di balik hasil Pemilu legislatif pada 9 April 2014 lalu.
Ia membeberkan, mengapa umat Islam yang katanya mayoritas di Indonesia justru kalah dalam Pemilu, bukankah Pemilu sebagai puncak pesta demokrasi itu mengandalkan suara terbanyak?
“Pemilu tanggal 9 April 2014 yang lalu, dimana nilai mayoritas untuk menghasilkan ulama menjadi pemimpin negeri ini? Di mana hasil Pemilu 9 April, umat Islam bisa menghasilkan ulama sebagai pemimpin di negeri ini? Justru tidak ada!” kata Ustadz Fadzlan saat menjadi pembicara Kajian Tauhiid yang diselenggarakan Daarut Tauhid di Masjid Istiqlal, Jalan Taman Wijaya Kusuma, Jakarta, pada Ahad (9/6/2014).
Ustadz Fadzlan Garamatan menegaskan, Pemilu tidak bisa mengantarkan umat Islam sebagai pemimpin di negeri ini. Sebab, iman dan tauhid kepada Allah telah hilang dari dada umat Islam dan sebaliknya, justru menjadikan partai-partai dan money politic sebagai keimanan mereka.
“Karena mereka menjadikan serangan fajar sebagai tauhid dan iman, menjadikan uang Rp 50.000,- sebagai iman dan tauhid. Menjadikan partai sebagai tauhid dalam kehidupan, akhirnya membuat umat Islam bisa diatur, bisa dibeli, bisa diambil hatinya oleh karena iman dan tauhid telah hilang,” ungkap Ketua Yayasan Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) ini.
Ustadz Fadzlan pun menegaskan, bahwa kemenangan itu ada di sisi Allah, bukan milik partai-partai. Untuk itu Iman dan tauhid kepada Allah adalah solusi jika umat Islam ingin berkuasa di negeri ini.
“Tidak usah kita menyalahkan orang yang ada di luar sana, marilah kita menjadikan keimanan sebagai kekuatan untuk kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tanpa keimanan, tanpa tauhid kita tidak bisa memenangkan pertarungan, karena kemenangan itu bukan milik manusia, kemenangan itu bukan milik partai, tapi milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Telah jelas, Allah berfirman:
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. Ali Imran: 26),” tegasnya. [AW]