JAKARTA (Panjimas.com) – Adik kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo yang beragama Kristen memberikan kesaksian bahwa, jika kelak menjadi Presiden RI, kakaknya itu akan melindungi aliran sesat seperti Ahmadiyah, Syiah dan juga Kristen sebagai agama minoritas.
Hashim Djojohadikusumo, the younger brother and economic adviser to presidential candidate Prabowo Subianto, says that Prabowo is committed to the protection of minorities such as Ahmadis, Shiite Muslims and Christians in Indonesia, in a bid to maintain the nation’s pluralism and the philosophical foundation known as Pancasila.
“Hashim Djojohadikusumo, adik dan penasihat ekonomi calon presiden Prabowo Subianto, mengatakan bahwa Prabowo berkomitmen untuk melindungi kelompok minoritas seperti Ahmadiyah, Syiah dan Kristen di Indonesia, dalam upaya untuk mempertahankan pluralisme bangsa dan landasan filosofis yang dikenal sebagai Pancasila,” demikian seperti dikutip The Jakarta Globe.
Hashim sejauh ini mengatakan bahwa Prabowo berkomitmen untuk melindungi Ahmadiyah, yang di Indonesia telah lama dikecam oleh Muslim Sunni.
“Tugas pertama pemerintah adalah untuk melindungi warga negaranya,” katanya, Jumat (6/6/2014)
“Melindungi Ahmadiyah, yang merupakan tugas pokok dari pemerintah Indonesia ke depan, asalkan mereka tidak menimbulkan ancaman bagi keamanan dan ketertiban umum. Jika mereka menjalankan keyakinan mereka secara damai, maka tidak ada alasan mengapa mereka harus diganggu oleh pemerintah atau orang lain. ”
Hashim, yang berbicara pada acara makan siang yang diselenggarakan oleh Foreign Correspondents Club Jakarta di Intercontinental Hotel, disebut saudaranya selama 62 tahun usianya sebagai “pembela besar pluralisme.”
“Dia telah membela Pancasila dan pluralisme sepanjang hidupnya,” katanya, mengacu pada saudaranya Prabowo, yang Muslim. Lahir dari seorang ibu beragama Kristen dari Manado, dan seorang ayah Muslim sebagai seorang ekonom terkenal, Hashim pun berbicara tentang keanekaragaman dalam keluarganya sendiri.
“Anda sadar bahwa saya orang Kristen, dan Anda sadar saudari kita adalah Katolik. Prabowo telah membuat janji-janji tertentu untuk saya dan kakak saya, ” kata Hashim (61) pada acara yang dihadiri lebih dari 200 orang termasuk wartawan internasional dan duta besar.
Komentar Hashim itu dibuat terkait tawaran Cawapres Prabowo, Hatta Rajasa, terhadap Front Pembela Islam (FPI). Komitmen Prabowo untuk menegakkan toleransi beragama dipandang telah rusak setelah Hatta yang dianggap telah merangkul FPI untuk meminta dukungan minggu lalu. Hashim juga membantah bahwa Prabowo secara aktif mencari dukungan dari FPI.
Hatta, sebagai Ketua Umum dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang berbasis Islam. Pekan lalu ia menghadiri sebuah acara kajian di Jakarta Selatan dengan anggota FPI terkemuka, di mana ia meminta para hadirin untuk memberikan dukungan mereka kepada Calon Presiden Prabowo.
Prabowo sendiri sebelumnya mengatakan koalisinya akan merangkul semua masyarakat, “termasuk FPI.”
Rakyat Indonesia akan melakukan pemungutan suara pada tanggal 9 Juli untuk memilih presiden selanjutnya, setelah Susilo Bambang Yudhoyono, dimana masa jabatan lima tahun kedua akan berakhir pada bulan Oktober mendatang.
Prabowo berasal dari Partai besar Gerakan Indonesia (Gerindra) mendapatkan hampir 12 persen suara legislatif pada pemilu 9 April, lebih kecil dari target 25 persen yang diperlukan bagi sebuah partai untuk mencalonkan calon presiden sendiri tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain.
Sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) asal pesaing utama Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, mendapat perolehan suara hampir 19 persen.
Menanggapi pemberitaan media tentang Prabowo, Hashim mengatakan dia yakin saudaranya telah digambarkan secara tidak adil oleh beberapa kantor berita Indonesia.
“pemberitaan soal Prabowo sudah salah kutip, saya menduga sengaja salah kutip, oleh beberapa media di Indonesia. Prabowo belum pernah meminta dukungan FPI,” katanya.
Dia juga membantah bahwa FPI akan menjadi bagian dari koalisi saat ini yang mendukung Prabowo.
“Saya hanya ingin menegaskan bahwa itu bukan kebijakan atau niat untuk menjadikan FPI sebagai bagian dari koalisi kami,” katanya. [AW/JG]