CILACAP (Panjimas.com) – Kabar tak sedap kembali datang dari Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Kali ini, kabar tak sedap itu justru menimpa pembesuk yang ingin mengunjungi para mujahidin di Nusakambangan.
Ustadz Abu Abdullah, yang sering membesuk para mujahidin di beberapa Lembaga Pemasyarakatan di Nusakambangan menyampaikan bahwa ada kejadian buruk menimpa salah seorang pembesuk, yakni dengan hilangnya memory card yang berada di dalam telepon genggam milik salah seorang ikhwan ketika dititipkan di loker dermaga Wijayapura, Cilacap.
Abu Abdullah yang enggan menyebut nama salah seorang ikhwan tersebut demi keamanan, mensinyalir bahwa upaya ini diduga merupakan operasi intelijen. Pasalnya, pencurian memory card itu diduga untuk diambil data-datanya dan ini jelas melanggar hukum.
Untuk mewaspadai hal tersebut, Ustadz Abu Abdullah mengimbau demi keamanan para pembesuk agar tidak menitipkan barang apa pun terutama ponsel, di loker demaga Wijayapura, Cilacap.
“Peringatan buat ikhwan-ikhwan semua yang besuk ke Nusakambangan supaya tidak menitipkan hand phone (hp) di penitipan Wijayapura. Kalau bisa ditinggal di penginapan saja atau di mobil. Pasalnya belum lama ini ada kejadian, sebuah Micro SD di dalam hp punya milik salah seorang ikhwan pembesuk hilang, posisi hp juga berubah dari posisi semula,” ujar Ustadz Abu Abdullah kepada panjimas.com melalui sambungan telepon, Rabu (7/5/2014).
Kejadian seperti ini menurut Ustadz Abu Abdullah ada kemungkinan terjadi di LP lainnya, maka ia menekankan agar para aktivis Islam yang ingin membesuk para mujahidin untuk tidak menitipkan hp di tempat penitipan LP.
Selain itu, ia menambahkan saat kejadian hilangnya memory card tersebut, yang bersangkutan sempat melakukan protes kepada petugas, namun lantaran di ping pong dan tak ada petugas yang mau bertanggungjawab akhirnya kasus itu mengendap begitu saja. [AW]