SOLO (Panjimas.com) – Kesabaran umat Islam di Kampung Busukan, Mojosongo, Solo berakhir sudah. Karena sebuah gereja besar milik Gereja Kristen Indonesia kembali dibangun di kampung mereka dengan memalsukan persetujuan dari warga. Padahal di Kampung Busukan sebelumnya juga sudah berdiri dua gereja dan tidak ada satupun warga kampung yang menjadi jemaat di gereja-gereja tersebut.
Jum’at siang 28/11 usai sholat Jum’at warga kampung Busukan yang didampingi Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) beserta elemen laskar Islam lain yang berjumlah seratusan menutup paksa Gereja Kristen Indonesia yang dibangun di kampung Busukan Rt 06/27 tersebut.
Sebelum menutup paksa, warga sudah melakukan mediasi dengan pihak gereja yang dilaksanakan di Kantor Kelurahan Mojosongo. Dalam mediasi ini dari pihak warga diwakili Parno, dari pihak gereja diwakili pengurus gereja Suharni dan Edi Lukito dari LUIS. Mediasi ini dijaga sangat ketat pihak polisi dan TNI, karena dihadiri juga wakil walikota Ahmad Purnomo dan Kapolres Surakarta Kombes Pol Iriansyah.
Dalam mediasi ini terungkap bahwa Gereja Kristen Indonesia diduga memalsukan surat perijinan pendirian gereja. Parno, warga Busukan mengungkap bahwa umat Islam Busukan sebenarnya sudah sangat toleran. Di kampung mereka sebelumnya sudah berdiri dua gereja, sementara tak ada satupun dari warga Busukan yang menjadi jemaat gereja tersebut, dan sekarang dibangun lagi gereja ketiga dengan cara memanipulasi surat perijinan.
“Sampai sekarang tidak ada warga Busukan yang menjadi jemaat dua gereja tersebut. Namun mengapa masih ingin mendirikan gereja lagi ?” kata Parno didepan wakil walikota Ahmad Purnomo dan Kapolres Kombes Iriansyah.
“Untuk itu kami (warga Busukan) menuntut agar gereja itu ditutup selamannya agar tidak meresahkan masyarakat sekitar,” tegas Parno.
Di Kampung Busukan yang tidak terlalu luas itu telah berdiri tiga gereja besar, sementara hanya ada satu masjid yang belum selesai pembangunannya.
Sementara itu Edi Lukito dari LUIS mengatakan ada yang tidak beres dalam perijinan gereja di Kampung Busukan, baik gereja yang pertama hingga ketiga. Untuk itu pihaknya (LUIS) juga akan mencari data apakah dua gereja sebelumnya juga telah memiliki ijin pendirian yang sesuai dan tanpa manipulasi data.
Akhirnya, usai pertemuan di Kelurahan Mojosongo warga beserta ratusan laskar Islam menutup dan memasang spanduk penyegelan Gereja Kristen Indonesia. Meski dijaga ketat oleh Dalmas dari Kepolisian, namun penyegelan gereja ini berjalan lancar tanpa insiden.
Menjamurnya gereja di wilayah Mojosongo yang berada di sisi utara kota Solo semakin membenarkan opini selama ini, bahwa Mojosongo menjadi wilayah rawan kristenisasi. (Ahmad)