SOLO (Panjimas.com) – Aliansi Nasional Anti Syi’ah (ANNAS) menggelar bedah buku yang berjudul ‘Al Ustadz KH. Mudzakir & Tuduhan Syi’ah Sebuah Upaya Klarifikasi’ di Masjid MUI Kota Surakarta, Jl. Serang, Pasar Klitikan Notoharjo, Jl. Sungai Serang I Jl. Kyai Mojo, Mojo, Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Ahad (12/9/2021).
Ratusan aktifis menghadiri acara bedah buku yang menghadirkan ustadz Tengku Azhar (Ketua ANNAS Jateng) dan ustadz Fuad Al Hazimi (Mudir Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an An Nahl, Grabag, Magelang) sebagai pembicara utama. Bedah buku tersebut disiarkan secara live oleh beberapa media.
“Menurut saya, judul bukunya lebih tepat seperti ini, Al Ustadz KH Mudzakir dan Tuduhan Syiah Sebuah Upaya Pembelaan, jadi bukan klarifikasi tetapi pembelaan” ujarnya mengawali pemaparannya menyinggung judul buku yang dibedah tersebut.
Ustadz Hazimi menyinggung dalam bab III yang berjudul “Telaah Kritis Ceramah Ustadz Mudzakir di Masjid Istiqlal Sumber Surakarta”, namun yang menurutnya adalah sebuah pembelaan dari tim penulis, bukan sikap kritis. Oleh karena itu, ia akan melayangkan pertanyaan kepada ustadz Mudzakir sebagai tokoh utama yang dikupas dalam buku tersebut melalui penulis dan Tim Komisi Ukhuwah MUI Surakarta, kemudian jawaban dari ustadz Mudzakir ditambahkan pada cetakan berikutnya.
“Karena sekian banyak ulama yang dimintai tanggapannya itu ternyata belum ada yang diberi bukunya apalagi memberi tanggapan, maka saya yang gak ditulis memberanikan diri memberikan tanggapan dan masukan, mudah-mudahan nanti muncul kejelasan,” katanya.
Ustadz Fuad melanjutkan dalam Mukoddimahnya, ustadz Mudzakir menurutnya selalu menolak tuduhan Syi’ah yang diarahkan kepadanya, tetapi dalam berbagai kesempatan, ustadz Mudzakir tidak jujur menjelaskan definisi (pengertian) tentang Syi’ah. Ia hanya menjelaskan Syi’ah secara sepotong-sepotong sambil membangun opini bahwa Syi’ah adalah baik, sama seperti ahlus sunnah.
“Kalau ada Syiah yang sesat, bukankah ahlus sunnah juga banyak yang sesat? perbedaannya hanya Syiah adalah pengikut Ali bin Abi Thalib sedangkan ahlus sunnah adalah pengikut Abu Bakar, Umar dan Utsman. Dan kalimat-kalimat pengkaburan lainnya,” katanya.
Disebutkan pada halaman 22-24 dalam buku tersebut.
Menurut ustadz Fuad, ustadz Mudzakir sengaja membangun opini bahwa perbedaan antara ahlus sunnah dan syiah hanyalah siapa mengikuti siapa, ia menyakini bahwa sebenarnya paham tentang perbedaan-perbedaan yang prinsip antara ahlus sunnah dengan syiah imamiyyah itsna asyariyyah yang saat ini dianut oleh puluhan juta orang di Iran, Iraq , Libanon sebagai berikut :
1. Rukun Islam nya Syiah Imamiyyah berbeda dengan Ahlus Sunnah.
2. Jumlah ayat Al Our’an versi Syiah Imamiyyah 3 kali lipat dibanding Al Our’an Ahlus Sunnah.
3. Syiah Imamiyyah mengkafirkan Abu Bakar, Umar dan Utsman,
4. Syiah Imamiyyah menuduh para shahabat telah merubah- rubah Al Our’an.
5. Syiah Imamiyyah meyakini Imam mereka ma’shum bahkan lebih mulia dibanding para nabi dan malaikat Jibril
6. Syiah Imamiyyah menolak hadits-hadits yang tidak diriwayatkan dari imam mereka.
7. Syiah Imamiyyah menolak Ijma’ karena mereka meyakini bahwa ucapan Imam mereka lebih kuatdibanding Ijma’ shahabat sekalipun.
“Semua perbedaan ini adalah perbedaan ushul (pokok) bukan perbedaan furu’ (cabang) yang sepertinya sengaja disembunyikan. Saya langsung to the point menyatakan bahwa ustadz Mudzakir sengaja menyembunyikan semua kesesatan syiah imamiyyah ini karena beliau sendiri yang menyatakan bahwa beliau sudah selesai mempelajari kitab Al Kaafi tulisan Al Kulainy. Dan semua kesesatan ini ada dalam kitab Al Kaafi yang menurut keyakinan syiah imamiyyah kedudukannya seperti Shohih Bukhori-nya ahlus
Sunnah,” katanya.