Peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia yang terjadi di Negeri Syam terutama di Suriah, berawal dari ketidakadilan, kedzoliman yang merajalela yang memaksa rakyat turun ke jalan melakukan protes besar-besaran hingga terjadinya pembantaian kejam oleh pihak penguasa.
Peristiwa tersebut masih berlangsung sampai saat ini yang mengakibatkan jutaan korban masyarakat sipil, perempuan dan anak-anak. Memilukan, jiwanya terombang-ambing mencari tempat berlindung dari serangan peluru dan hujan bom udara yang dapat membakar dan menghancurkan badan-badan tak berdosa sewaktu-waktu.
Tentu kejadian tersebut tak ingin terjadi di negeri kita, Indonesia tercinta. Cukup ratusan tahun yang lalu pengorbanan melawan kedzoliman penjajah yang memperlakukan anak bangsa bagaikan binatang tak berharga. Diperas keringatnya untuk melaksanakan perintah kerja tanpa upah dan disiksa semaunya tanpa berperikemanusiaan. Maka keadilan harus ditegakkan, agar tak menimbulkan gejolak yang besar dan berkepanjangan.
Ustadz Mas’ud Izzul Mujahid, Lc menerangkan berbagai fenomena ketidakadilan menimpa umat Islam di Indonesia.
“Kami merasakan bahwa ada ketidakadilan di negeri ini, terutama kepada ummat islam. Percaya atau tidak percaya fakta itu membuktikan,” katanya saat menyampaikan aspirasi di gedung DPRD Kota Surakarta, Selasa (15/12/2020)
“Ada banyak fenomena yang menunjukkan hal itu, adanya demonstrasi besar-besaran umat Islam di berbagai macam kota, Kenapa? karena ada ketidakadilan yang terjadi ditengah ummat islam. Kalau keadilan itu ada, saya yakin tidak akan ada namanya demonstrasi, protes dan sebagainya,” sambungnya.
Kemudian munculnya sejumlah video yang menyerukan ‘hayya alal jihad’ ini sebelumnya dikecam banyak kalangan, mulai DPR hingga ormas dan ulama. Tersebarnya video ini meresahkan dan mereka meminta Polri mengusut tuntas.
“Aktivitas sekelompok orang azan yang memelesetkan dengan ajakan jihad tidak bisa dibenarkan. Sebab, standar azan sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad dan tidak ada ajakan jihad seperti itu,” kata anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha saat dihubungi, Senin (30/11/2020) malam. Dilansir detik.com
Namun Ustadz Mas’ud sapaan akrabnya mengajak masyarakat, dan para tokoh untuk lebih menilai pada sisi sosio politik yang melatar belakangi kenapa dilakukannya adzan tersebut. Menurutnya hal tersebut terjadi karena adanya sebuah kedzoliman yang memuncak di tengah ummat.
“Kalau sampai ada Jihad disandingkan bahkan disuarakan ketika adzan berarti ada kedzoliman yang memuncak ditengah ummat islam, ini satu hal yang harus kita pahami,” katanya.
Belum lagi peristiwa yang masih berlangsung di Negeri kita, dimana OPM sebagai kelompok bersenjata yang terus melakukan perlawanan terhadap tentara, deklarasi kemerdekaan di NKRI, melakukan aksi-aksi yang membahayakan dengan meneror sipil maupun aparat, namun terkesan tak disikapi dengan serius oleh negara. Justru anak bangsa yang tak memiliki senjata, memiliki cita-cita membangun negeri, harus nahas di tangan aparat. Sebagai contoh yang baru terjadi, 6 anggota laskar FPI meninggal di KM-50 Tol Cikampek. Dari info yang terhimpun, kondisi jenazah mengalami ciri-ciri luka-luka pembantaian sadis.
“Fenomena lain, kita lihat bagaimana kejahatan orang-orang OPM, jelas menyerang tentara, membunuh polisi, menyerang rakyat sipil, membunuh, membantai mereka bahkan ada deklarasi kemerdekaan. Tetapi kalau kita lihat tanggapan para penguasa ini lucu sekali bahkan dianggap remeh, itu hanya deklarasi lewat twitter saja kata seorang menteri koordinator, Ini tidak benar!” katanya.
“Sementara ketika umat Islam berteriak langsung ditembak di tempat dengan berbagai macam alasan sampai sekarang kita masih belum percaya walaupun sudah ada reka ulang,” sambung Ustadz Mas’ud.
Ustadz Mas’ud mengingatkan bahwa keadilan merupakan pondasi daripada sebuah negara dan sebuah kebudayaan.
“Ketika keadilan hilang, maka negara ataupun peradaban sedang mengalami kehancuran pelan-pelan, yakinlah itu!,” serunya.
Ia membandingkan kondisi negeri jika justru menyuburkan kedzoliman atau menegakkan keadilan.
“Bahkan ada sebuah kaidah yang kita pahami dalam sistem pemerintahan islam, negara yang adil akan ditolong oleh Allah walaupun negara tersebut negara kafir, sementara negara yang dzolim akan dihancurkan oleh Allah walaupun negara tersebut negara islam,” katanya.
Tragedi yang melanda negara-negara di Timur Tengah yang diawali dengan merebaknya kedzoliman yang memuncak ditengah umat Islam, tentu tak diinginkan di negara manapun, apalagi Indonesia adalah pancasila dan menjunjung tinggi UUD 45 yang menghendaki penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
“Oleh karena itu kita meminta jangan sampai perasaan ketidakadilan ini merata di seluruh ummat islam sehingga terjadi namanya protes besar-besaran. Kita lihat kasus Suriah masalahnya ketidakadilan, Mesir ketidakadilan, kemudian berbagai demonstrasi yang melahirkan banyak korban karena ketidakadilan dan itu jangan sampai terjadi di negeri kita ini,” pungkasnya.