BANDUNG, (Panjimas.com) – Pembela Ahlus Sunnah (PAS) meminta pihak berwajib termasuk pemerintah Kota maupun Provinsi Jawa barat untuk membatalkan kegiatan KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) yang akan digelar 6 Desember 2016 di Gedung Sasana Buadya Ganesha Kota Bandung dengan pembicara Pendeta Stephen Tong. Hal ini sengaja dikemukakan karena promosi acara tersebut telah disebarkan secara masif dalam berbagai bentuk kepada masyarakat umum.
“Seharusnya acara Kebaktian itu kan untuk kaum Nasrani, kok ini dibebaskan penyebaran pamplet dan spanduknya ke mana-mana. Semestinya panitia itu mengatakan kegiatan ini khusus Nasrani.” Tegas Ketua PAS, Ustad Roinnul Balad S.Sos yang didampaikan kepada Jurnalis muslim Rabu, (30/11) saat mengadakan Silaturahim dengan Jurnalis Muslim Bandung (JIBAN).
Roin sesungguhnya sudah melakukan penolakan hal ini kepada berbagai pihak termasuk kepada Kemenang Provinsi Jawa Barat walaupun surat rekomendasinya diberikan oleh bagian Binmas khusus agama Kristen. Ustadz Roinnul begitu berharap agara acara ini dibatalkan di Sabuga karena setiap kegiatan itu dilengkapi pula dengan kegiatan pengobatan sehingga dengan sugesti akan sembuh serta pembagian bantuan. Ia mengkhawatirkan jika dihadiri umat Islam maka yang lemah imannya bisa saja berubah keyakinan.
“Saya sudah meminta pihak pengelola gedung Sasana Budaya Ganesha untuk tidak mengizinkan kegiatan tersebut,” ungkapnya kala itu.
Ia justru menganjurkan kepada pihak penyelenggara sebaiknya kegiatan tersebut dilakukan di gereja mereka. Kata Roin pihak penyelenggara memang memilih Sabuga karena jumlah peserta kegiatan tersebut mencapai seribu orang sehingga kalau tidak menggunakan Sabuga tidak akan tertampung.
Dalam hal ini Ustadz Roin juga menyarankan pihak penyelenggara melaksanakan kegiatannya tidak perlu satu hari saja, melaikan bisa dilakukan dalam beberapa hari di gereja mereka.
“Mengapa saya mengatakan demikian, toh ini kan bukan kegiatan Perayaan Natal karena waktunya juga tidak tanggal 25 Desember. Pernyataan PAS ini bukan menghalangi umat yang beragma lain melaksanakan ibadahnya, hanya sebaiknya tempatnya tidak di Sabuga dan tidak dipromosikan secara masif kepada semua orang namun dibatasi saja untuk kaum Nasrani saja. Saya khawatir jika acara ini tetap terlaksana terlihat ada indikasi pelanggaran terhadap SPB Tiga Menteri,” imbunya pula.
Karenanya bagi Ustadz Roin melalui PAS ini tetap akan mengawal kegiatan tersebut walaupun saat ini tengah fokus pada acara Aksi Bela Islam III di Jakarta (2/12). Intinya, kata Roin, apapun yang terkait persoalan umat maka PAS tetap akan mengawalnya.
“Kita itu diwajibkan ikhtiar secara optimal dan hasilnya kita kembalikan kepada Allah. Namun langkah-langkah strategis harus tetap dilakukan agar sejak awal untuk dapat mencegah daripada kemudian terjadi yang dapat merugikan umat,” terang Roin, yang juga menjabat Ketua Gerakan Nasional Anti Pemurtadan (GNAP) Provinsi Jawa Barat. [DF]