CIANJUR, (Panjimas.com) – Antusiasme masyarakat di daerah rawan pemurtadan di Desa Kertajaya, Ciranjang, Cianjur terhadap Bakti Sosial yang diselenggarakan oleh Majelis Taklim Pecinta Sunnah Kota Bekasi bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) sangatlah besar. Hal ini nampak dari persediaan 200 sembako yang habis dibagikan kepada warga sekitar.
Tidak hanya itu, Bakti Sosial yang digelar di daerah rawan pemurtadan di Desa Kertajaya, Ciranjang, Cianjur juga mengadakan pengobatan gratis bagi warga yang meiliki keluhan penyakit baik luar maupun dalam. Alhamdulillah, persediaan obat yang disediakan oleh Majelis Taklim Pecinta Sunnah dan penanganan dari Tim Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) cukup memberikan kesan yang baik di mata masyarakat.
“Bagus, iya bagus banget obatnya,” ujar Ani (bukan nama asli) di Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Desa Kertajaya, Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (17/9/2016).
Sebelumnya, Mantan Misionaris, Ustadz Bernad Abdul Jabar telah mrnyampaikan tausiyah singkat kepada masyarakat di Desa Kertajaya, Ciranjang, Cianjur tentang pentingnya bagi kaum muslimin untuk mempelajari agama Islam dan himbauan kepada masyarakat di daerah rawan pemurtadan tersebut agar tidak dengan mudah menjual aqidah mereka hanya dengan sebungkus mie instan atau yang lebih besar lagi seperti seekor sapi.
“Jangan sampai hanya karena mie sebungkus terus kita jual aqidah kita, kita jual agama kita, na`udzubillahimindzalik,” tegas Ustadz Bernad di Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Desa Kertajaya, Ciranjang, Cianjur, Sabtu (17/9/2016).
Ucapan terima kasih juga banyak diberikan oleh masyarakat kepada jama`ah Majelis Taklim Pecinta Sunnah selaku panitia yang melayani pembagian sembako untuk masyarakat dan juga kepada tim dokter dari Perhimpunan Dokter Umum Indonesia yang menangani pasien dari warga yang memiliki keluhan tentang keaehatan.
Seperti telah diketahui sebelumnya, Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur adalah sebuah desa rawan pemurtadan yang dimana tujuh gereja berdiri tegak di sana. Padahal seperti diketahui, bahwa tidak banyak warga Nasrani yang tinggal di Desa Kertajaya tersebut. [DP]