Huru-Hara Doktrin Selibat Katolik: Kawin Dipantang, Skandal Seks Pastor Marak
Ahmad Hizbullah MAG
[www.ahmad-hizbullah.com]
PANJIMAS.COM – Salah satu doktrin khas Katolik adalah Selibat (celibacy), yaitu hidup membujang (pantang menikah) sepanjang hayat bagi para imam, diakon dan biarawati.
Anehnya, di gereja yang menerapkan doktrin Selibat Suci, banyak sekali pelaku selibat yang terjatuh dalam dosa zina di lingkungan gereja yang digembalakannya. Padahal, tujuan selibat adalah untuk lebih mencintai Tuhan secara totalitas:
Professor Christian W Troll SJ, Guru Besar pada Pontifical Oriental Institute Vatican dan Guru Besar Filsafat dan Teologi pada the College of St Georgen Frankfurt menjelaskan doktrin Selibat sebagai berikut:
“Where emphasis is laid on the religious and moral duty to marry and bring up a family, one can in response point to the fact that celibacy aims at total dedication to God (li-wajh Allah; aslama wajhahu li-llah), and is undertaken for the sake of prayer. This assumes that the spirit of total devotion and prayer can actually be noticed” (Christian Responses to Muslim Questions, hlm. 54).
(Ketika ditekankan alasan moral agama untuk menikah dan membangun keluarga, bisa dijelaskan bahwa Selibat adalah sebuah model hidup yang ditahbiskan untuk Allah atau hasil dari kehidupan doa).
Para pastor mengklaim doktrin Selibat Katolik sebagai gaya hidup mulia yang ditahbiskan untuk Tuhan:
“Dan para imam, diakon dan biarawati-biarawati ingin mengembangkan kodrat terdalam dengan tidak menikah agar mereka bisa mencintai Allah dan sesama dengan lebih bebas…” (Dr H Pidyarto O. Carm, Mempertanggungjawabkan Iman Katolik, buku kedua hlm. 10).
DOKTRIN SELIBAT KATOLIK MENENTANG BIBEL
Kalangan Protestan menentang keras doktrin Selibat, menilai bahwa gereja Katolik Roma bertindak terlalu jauh dengan melarang para imam untuk menikah, karena larangan ini justru bertentangan dengan ajaran Alkitab (Bibel). Fakta-fakta Bibel yang menentang doktrin Selibat adalah sebagai berikut:
- Doktrin Selibat menyimpang dari ajaran Yesus.
Peraturan Selibat telah menyingkirkan hal-hal yang baik dari gereja dan gembala-gembala yang sehat, yang mengakibatkan banyak imam jatuh ke dalam dosa. Bukankah Paulus menyebutkan bahwa uskup adalah suami dari satu istri (1Tim. 3:2; Tit. 1:6)? Jadi jelaslah bahwa peraturan Selibat merupakan kesalahan manusia yang melarang apa yang tidak dilarang oleh Tuhan. Alkitab (Kristus) sendiri sangat menghargai pernikahan, sehingga dijadikan sebagai gambaran hubungan Kristus dan jemaat (Ef. 5:23-24,32). (John Calvin, Institutes of the Christian Religion, IV.12).
- Doktrin Selibat menentang tujuan penciptaan manusia
Menurut Bibel, doktrin Selibat juga tidak sejalan dengan tujuan penciptaan manusia, di mana Allah memerintahkan supaya pria dan wanita bersatu dan beranak-cucu.
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi” (Kejadian 1:27-28).
- Doktrin selibat bertentangan dengan teladan Maria ibunda Yesus.
Bibel mencatat Bunda Maria diperistri Yusuf (Matius 1:24-25) sampai beranak-pinak, sehingga Yesus memiliki saudara seibu, antara lain: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas (Injil Matius 13:55, Markus 3:31). Dengan status sebagai seorang istri dari pria bernama Yusuf dan ibu dari empat orang anak, maka menjuluki Maryam sebagai “perawan” dan “peselibat” adalah sebuah penghinaan kepada Bunda Maryam dan pengingkaran kepada Bibel.
- Doktrin selibat mengingkari teladan Paus pertama.
Paus pertama adalah Santo Petrus. Dialah peletak batu Tahta Suci Vatikan pertama, sehingga namanya diabadikan dalam nama Basilika Santo Petrus. Dalam Bibel ia disebut Simon Petrus, murid Yesus (Matius 10:2). Umat Katolik menyebut Petrus sebagai Paus pertama karena dalam Bibel, Yesus telah mendasarkan gerejanya kepada Petrus sebagai “batu karang” (Matius 16:18). Selain itu, Yesus juga memberikan kepercayaan kepada Petrus sebagai wakil Yesus dan pimpinan atas seluruh kawanan yaitu gereja (Yohanes 21:15-17).
Ternyata Paus pertama ini tidak hidup Selibat, melainkan menikah dan memiliki keturunan. Injil menyebutkan fakta bahwa Paus pertama ini memiliki seorang istri ketika Yesus menemuinya (Matius 19:27-29, Lukas 18:28-30).
- Doktrin Selibat tidak relevan dengan tradisi menikah dan poligami para nabi dalam
Doktrin Selibat sangat tidak sesuai dengan tradisi menikah, poligami dan beranak cucu yang dilakukan oleh para nabi dalam Bibel, antara lain:
- Salomo (Nabi Sulaiman) adalah orang benar yang sebelum kelahirannya telah dinubuatkan Tuhan sebagai orang yang menjunjung tinggi kemuliaan Tuhan, hingga Tuhan mencintainya dan memberi gelar “anak Tuhan” yang bermakna “hamba Tuhan” (1 Tawarikh 22:9-10). Tapi untuk menjadi manusia yang taat dia tidak berselibat, melainkan juga menikahi wanita, bahkan ia mengoleksi 1.000 istri yang terdiri dari 700 istri nikah resmi dan 300 gundik nikah sirri (1 Raja-raja 11:1-8).
- Nabi Yakub, menjadi orang yang diberkati Tuhan, sukses berada dalam Kerajaan Sorga (Kerajaan Allah) bersama dengan Abraham, Ishak dan semua nabi Allah (Matius 8:11, Lukas 13:28), juga bukan karena berselibat. Yakub menikah bahkan berpoligami dengan empat istri: Lea, Rahel, Bilha dan Zilpa (Kejadian 29:16-32 sd 30:25).
- Nabi Nuh sukses menjadi teladan umat, orang yang benar tak bercela dan shaleh di hadapan Tuhan (Kejadian 6:9), meski ia tidak berselibat. Nuh hidup menikah dan setelah berumur lima ratus tahun, ia dikaruniai empat orang anak yaitu: Sem, Ham dan Yafet (Kejadian 5:32).
- Nabi Musa juga menikah menurunkan dua orang anak yaitu: Gersom dan Eliezer (I Tawarikh 23:14-15). Nabi Harun juga mencintai Eliseba dan menikahinya hingga melahirkan empat orang anak: Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar (Keluaran 6:22-23).
PASTUR JUGA MANUSIA: PUNYA ASMARA, BUTUH CINTA DAN WANITA
Huru-hara di gereja Katolik yang belepotan skandal seksual akibat doktrin Selibat, menimbulkan protes internal yang luar biasa.
Akhir Mei 2014, dunia Katolik dihebohkan dengan protes kaum wanita terhadap doktrin selibat bagi para pastor. Protes itu dilayangkan langsung kepada Paus Fransiskus karena hubungan mereka asmara dengan para pastur terancam. Doktrin selibat menghalangi cinta mereka!!
Puluhan wanita yang sedang kasmaran dengan para pastur itu meminta Paus Fransiskus untuk mengkaji ulang dan mencabut doktrin selibat di Gereja Katolik, guna merestui cinta mereka terhadap para pastur.
Dalam suratnya, 26 wanita Katolik warga Italia itu mewakili banyak wanita lainnya yang merasakan hal yang sama. Mereka menyampaikan perasaan sedih karena tidak bisa menikmati hidup sepenuhnya karena dizalimi dan sangat menderita akibat larangan menikah dan melakukan hubungan seksual bagi para pastor.
Protes kepada Paus itu menjadi heboh karena diterbitkan di media nasional Italia.
“We love these men and they love us. With humility, we place at your feet our suffering so that something can change, not just for us but for the good of the whole Church,” ungkap para wanita itu dalam surat yang dipublis di situs Vatican Insider.
(Kami mencintai mereka dan mereka mencintai kami. Dengan kerendahan hati, kami sampaikan penderitaan kami untuk perubahan, bukan hanya untuk kami tetapi demi kebaikan seluruh Gereja,”
Mereka menuntut perubahan hukum gereja agar mengizinkan pastur untuk menikah seperti halnya di Gereja Ortodoks dan Protestan, dengan mengemukakan fakta dan data bahwa pelecehan seksual. Kemesuman di gereja Katolik tidak akan terjadi jika selibat tidak diwajibkan kepada para imam Katolik.
Skandal Seks Katolik Menghebohkan PBB
Pada bulan yang sama, Vatikan hadir di depan Panel PBB di Jenewa untuk menjawab tuduhan kekerasan seksual terhadap anak-anak oleh uskup pedofil. Dewan Penasihat yang dibentuk oleh Vatikan menyatakan akan membentuk protokol yang bersih dan efektif untuk mengatasi permasalahan pelecehan seksual ini.
Salah satu anggota dewan ini adalah Marie Collins, perempuan dari Irlandia yang dilecehkan saat masih kanak-kanak oleh seorang uskup tetapi dipaksa otoritas gereja lokal untuk tetap diam.
Ia diperkosa oleh petugas gereja rumah sakit Katolik seperempat abad lalu saat ia masih berusia 13 tahun. Tetapi seperti layaknya banyak korban lain, ia bungkam dan mempertahankan nama baik uskup bejat yang memperkosanya.
SKANDAL SEKSUAL GEREJA KATOLIK DARI MASA KE MASA
Dogma selibat yang bertentangan dengan sunnatullah dan fitrah manusiawi ini menimbulkan aib dalam perjalanan Gereja sejak masa awal. Nigel Cawthorne dalam buku Sex Live of Popes (edisi Indonesia: Skandal Asmara Wakil Yesus) membeberkan daftar skandal para paus yang selama ini memelopori Selibat Suci.
Paus Damasus I (366-384), oleh Sekretarisnya sendiri, Santo Jerome, dituding sebagai Paus yang rendah moralitasnya. “Perawan Kristen rontok setiap hari,“ tulis Santo Jerome dalam suratnya kepada Eust Ochium, perawan tua Aristokrat.
Pada tahun 378 M Damasus diadili atas kejahatan zina pada Sinode yang dihadiri oleh 44 Uskup, lalu dilengserkan dan divonis hukuman mati. Anehnya, setelah meninggal dunia ia ditahbiskan sebagai ‘Santo’ atau Orang Suci.
Paus Yohanes XII (955-964) adalah seorang biseksual yang mengoleksi serangkaian perbuatan amoral: ia melakukan incest dengan dua saudara perempuannya, mencabuli perawan, mengubah tempat suci menjadi Seraglio (harem) atau tempat mesum, meniduri pelacur langganan bapaknya, dan meniduri janda Anna. Pada tanggal 14 Mei Sixtus mati ditusuk oleh lelaki ketika tertangkap basah sedang berzina dengan istrinya.
Penggantinya, Paus Benedictus V (964) kabur setelah mencabuli gadis muda dengan melarikan harta simpanan kepausan. Ia mati tragis dipenggal oleh suami yang cemburu. Tubuhnya yang penuh dengan seratus luka, diseret sepanjang jalan sebelum dilemparkan ke kakus. Paus Silvester II (999-1003) menyebut Benedictus V sebagai “manusia terbejat dari semua monster yang anti Tuhan.”
Paus Clemens V (1305-1314) juga orang yang suka berzina dan memiliki banyak gundik. Salah satu gundiknya yang terkenal bernama Countess Perigord, seorang perempuan cantik putri dari Earl Foix. Di masa Clemens-lah, institusi Gereja dibuat sedemikian kotor sehingga kecabulan terlihat dengan kasar dan ada di mana-mana. Sejarawan Joseph McCabe bahkan menemukan adanya bukti jual-beli rumah bordil antara seorang pejabat kepausan dengan seorang janda dokter di mana dalam kertas pembelian itu tertulis, “Dalam nama Tuhan Kita Yesus Kristus.”
MENGURAS ENERGI UNTUK MENGURUS SKANDAL SEKSUAL
Energi Gereja Katolik Roma terkuras untuk mengatasi berbagai kasus skandal seksual yang dilakukan oleh para pastor, uskup dan biarawan terhadap anak-anak (pedofilia) di berbagai negara: Irlandia, Amerika Serikat, Jerman, Austria, Belanda, Denmark, Swiss, dll.
Sedemikian maraknya skandal seksual di gereja Katolik, sampai-sampai pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Benediktus XVI menerbitkan surat Pastoral, Jumat (19/3/2010) sebanyak 18 lembar. Paus menganggap kasus tersebut sebagai kejahatan yang serius.
Bahkan Kanselir Jerman Angela Merkel mengeluarkan statemen saat berpidato di parlemen, Rabu (17/3/2010), mengecam pelecehan seksual di Gereja Katolik terhadap anak-anak sebagai kejahatan yang keji. Merkel bahkan menyebut Gereja sedang berada di jantung skandal.
Sebuah situs Katolik secara blak-blakan merilis bahwa ratusan korban pelecehan seksual gereja itu terdiri dari segala umur. Terdapat 21 anak di bawah umur yang mengalami pelecehan oleh imam atau diakon. Tujuh di antara laporan itu dinyatakan bisa dipercaya oleh pihak penegak hukum, tiga dinyatakan laporan palsu, lima dinyatakan sebagai pelanggaran batas, dan tiga lagi masih dalam penyelidikan. Sedangkan jumlah orang dewasa yang diduga mengalami pelecehan oleh imam atau diakon di masa lalu mencapai 683 orang, dengan tuduhan diarahkan kepada 551 imam dan tujuh orang diakon.
Bulan April 2012, Konferensi Waligereja America Serikat (United States Conference of Catholic Bishops/USCCB) mengeluarkan laporan tentang skandal seks yang melanda Gereja AS, yang menghabiskan dana milaran dolar.
Laporan skandal seks gereja itu, selain mengejutkan dan memanaskan telinga umat Katolik, juga merugikan Gereja Katolik AS hingga miliaran dolar. Tak tanggung-tanggung, USCCB melaporkan kerugian gereja akibat skandal para klerus itu mencapai $2.488.405.755 atau kurang lebih sekitar 21 triliun rupiah (jika menggunakan kurs rata-rata 9.100 rupiah per dolar). Rinciannya, $2.129.982.621 untuk keuskupan dan eparki dan $358.428.134 untuk tarekat religius. Biaya mahal harus dikeluarkan gereja untuk penyelesaian kasus, terapi para korban, membayar pengacara, tunjangan bagi para pelaku, dan biaya lain-lain.
Tak mau ketinggalan, The New York Time menurunkan berita yang mengguncang Katolik seantero Amerika Serikat. Dalam berita bertajuk “Cardinal’s Aide Is Found Guilty in Abuse Case” (edisi 22 Juni 2012).
Diberitakan, Monsignor William J Lynn, pejabat senior dari Gereja Katolik Roma (Roman Catholic Church) di Amerika Serikat menjadi tersangka karena menutup-nutupi skandal seksual para imam gereja terhadap anak-anak. Padahal gereja-gereja yang menjadi TKP pedofilia para imam itu berada di bawah pengawasannya. Sebagai sekretaris Keuskupan yang mengetahui adanya skandal pelecehan seksual terhadap anak-anak, seharusnya Pastor Lynn melaporkan kejahatan gereja kepada penegak hukum.
Keputusan pengadilan itu ditetapkan setelah menginvestigasi Keuskupan Agung sejak tahun 2002. Putusan itu disambut gembira oleh para korban dan pendukungnya. Mereka mengecam pejabat senior gereja yang selama bertahun-tahun menyembunyikan bukti pedofilia para Imam Paroki, bahkan membocorkan kepada Imam Paroki yang terlibat agar waspada. Pastor berusia 61 tahun itu tertunduk lesu di pengadilan, karena dituntut 7 tahun penjara.
Tak berkutik, akhirnya Keuskupan Agung mengeluarkan pernyataan menyesal dan minta maaf kepada semua korban pelecehan imam gereja.
Maraknya pelecehan seksual di gereja Katolik adalah fenomena yang unik. Mereka berbangga diri dengan doktrin yang diberi istilah “Selibat Suci,” yaitu hidup tidak kawin (membujang) sepanjang hayat bagi para imam, diakon dan biarawati. Akibatnya, banyak pelaku selibat malah terjatuh dalam dosa zina di lingkungan gereja yang digembalakannya. Mau suci dalam pelayanan Tuhan, malah jatuh dalam pelayanan nafsu syaitan.
ISLAM SATU-SATUNYA SOLUSI SKANDAL SEKSUAL DAN DOSA SELIBAT
Sebagai satu-satunya agama yang diridhai Allah SWT, Islam mengajarkan prinsip nikah sebagai fitrah manusia untuk kemuliaan, kebahagiaan dan kemaslahatan manusia.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang…” (Qs. Ar-Rum 21).
Rasulullah menyebut nikah sebagai sunnahnya: “Nikah itu sunnahku. Barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, ia bukan dari golonganku” (HR. Bukhari-Muslim).
“Wahai pemuda, siapa saja di antara kamu yang memiliki kemampuan, hendaklah segera menikah. Karena menikah itu akan lebih menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya…” (HR. Bukhari-Muslim).
Dalam riwayat Ahmad, Abu Daud dan Hakim dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: “La sharurata fil-Islaam” (Tidak ada selibat/pantang nikah dalam Islam).
Karenanya, tak seorang nabi pun yang menganut doktrin Selibat (pantang menikah), sesuai dengan firman-Nya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan” (Qs Ar-Ra’du 38).
Islam mengharamkan doktrin Selibat (hidup pantang kawin) sesuai dengan firman Allah SWT:
“…Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya….” (Qs. Al-Hadid 27).
Ayat ini secara tegas menolak doktrin Selibat, meski dilakukan untuk beribadah kepada Tuhan, karena selibat (tabatthul/rahbaniyah) adalah doktrin yang mengada-ada dan tidak pernah diperintahkan oleh Allah SWT.
Tak hanya di dunia, di surga pun Allah menerapkan prinsip berpasangan-pasangan, bahwa semua penduduk surga baik pria maupun wanita akan memiliki pasangan masing-masing, tidak ada yang membujang (selibat):
مَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبٌ
“Di surga tidak ada seorang pun yang membujang tidak memiliki pasangan” (HR Muslim dari Abu Hurairah RA).
Al-Qur’an menyatakan bahwa di surga kelak wanita akan berpasangan kembali dengan suaminya jika keduanya sama-sama masuk surga.
المَرْأَةُ لآخِرِ أَزْوَاجِهَا
“Seorang wanita bersama suami terakhirnya (di surga)” (HR Ath-Thabarani dari hadits Abu Darda’ RA)
Bila fitrah manusia untuk menikah itu diganti dengan doktrin pantang kawin buatan manusia, pasti akan menimbulkan kerusakan moral dan agama. Hal ini sudah dibuktikan oleh para pastor dan imam Katolik yang mengamalkan doktrin pantang kawin itu kerap menyalurkan birahi seksualnya secara menjijikkan dan membabi buta. Ironinya, korban Selibat Suci itu adalah anak-anak jemaat gereja sendiri.
(Pernah dimuat di Majalah Suara Islam)