PANJIMAS.COM – Ustadz Insan Mokoginta, mantan penganut Kristen Katolik yang kini menjadi pakar Kristologi dan penulis buku, menyampaikan bahwa untuk konteks muamalah duniawi seorang muslim boleh saling memberi ucapan selamat.
“Kita, orang Islam bukan tidak boleh mengucapkan selamat kepada non muslim, khususnya orang Kristen. Dalam urusan dunia, sebagai bentuk hablumminannas, boleh saja,” ujarnya dalam sebuah video berjudul Mantan Kristen Menggugat Selamat Natal, yang diunggah di Youtube, pada Rabu (23/12/2015).
Namun, dalam urusan dien apalagi hal itu perbuatan munkar, tidak boleh diberikan ucapan selamat. (Baca: Antara Hari Raya Idul Fitri, Natal dan Maulid Nabi)
“Natal tanggal 25 Desember itu mereka sedang memperingati syirik akbar. Memperingati hari kelahiran Tuhan berarti mereka sedang memperingati syirik akbar. Nah, orang yang sedang memperingati syirik akbar kenapa harus kita salami?” ujarnya.
Selanjutnya, Ustadz Insan Mokoginta mengungkapkan, antara Natal dan Tahun Baru memiliki kaitan erat.
“Natal dengan tahun baru ini satu paket, maka orang sering mengucapkan selamat Natal dan tahun baru. Tahun baru 1 Januari itu tahun baru Masehi, Masehi itu artinya Kristen. Jadi tahun baru Masehi itu artinye tahun baru Kristen,” jelasnya.
Termasuk budaya meniup terompet di malam tahun baru ternyata merupakan budaya Kristen. Teropet dalam bahasa bible disebut nafiri, menipun nafiri artinya menyambut kedatangan Yesus. [AW]
BERIKUT INI VIDEO SELENGKAPNYA
https://www.youtube.com/watch?v=K5g0kIPOZV4&feature=youtu.be