PANJIMAS.COM – Ustadz Insan Mokoginta, muallaf yang kini menjadi pakar Kristologi dan penulis buku menyayangkan adanya kaum Muslimin yang masih saja mau mengucapkan selamat Natal.
Apalagi, ketika ada penganut Kristen yang mengucapkan selamat Idul Fitri, umat Islam seolah merasa tak enak, ketika 25 Desember tidak mengucapkan selamat Natal.
“Ada tradisi yang sudah membudaya di mana setiap Idul Fitri mereka (kaum Nasrani) datang mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri, giliran tanggal 25 Desember ada sebagian Umat Islam membalas dengan mengucapkan selamat hari natal,” kata Ustadz Insan Mokoginta kepada Panjimas.com, Jum’at (11/12/2015).
Ditambah lagi, ada kesan bila tak mengucapkan selamat Natal, umat Islam seolah tidak toleran. Padahal, antara hari raya Idul Fitri dan Natal, adalah dua hal yang berbeda.
“Sebenarnya antara natal dan Idul Fitri ini adalah dua hal yang berbeda. Bahkan, tidak ada hubungannya sama sekali. Idul Fitri itu adalah hari raya di mana Umat Islam memperingati hari kemenangan setelah satu bulan penuh kita melaksanakan perintah Allah untuk berpuasa.
Sementara Natal itu hari kelahiran Yesus sebagai anak Tuhan, bahkan ia sebagai Tuhan itu sendiri. Jadi jelas sekali antara Natal dan Idul Fitri tidak ada korelasinya sama sekali,” jelasnya.
Terlepas bahwa Natal berasal dari hari raya paganisme, jika ingin dilihat dari sisi makna, yakni hari kelahiran, hari Natal pada dasarnya seperti hari Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Natal ini hanya bisa disejajarkan dengan Maulid Nabi Muhammad, yang artinya sama-sama hari kelahiran. Menjadi pertanyaan, ketika umat Islam setiap tahun memperingati maulid Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, adakah umat Kristen yang datang mengucapkan selamat hari maulid, kelahiran Nabi Muhammad? Tidak pernah!” tandasnya. [AW]