PATI, (Panjimas.com) – Kemarau berkepanjangaan telah melanda kekeringan masal di beberapa wilayah Indonesia, salah satunya yang terjadi di daerah kec. Jakenan – Pati. Terhitung sejak bulan Februari curah hujan sudah mulai menurun bahkan telah mulai terhenti pada awal bulan Maret sehingga membuat aliran sungai dan sumur-sumur masyarakat mengering.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada Kamis (10/09/2015) sejumlah anggota Arimatea daerah Pati-Jawa Tengah bersama kelompok kajian Al-Jazera Juwana-Pati melakukan Bakti Sosial (Baksos) dengan membawa 2 truk tankki bermuatan skitar 5000 lt / tankkinya guna menjalin Ukhuwah dan membantu masyarakat setempat untuk mendapatkan Air bersih yang nantinya bisa di manfaatkan untuk kebutuhan Rumah Tangga seperti memasak dan lain-lainya.
Dari hasil data lapangan, Bapak Totok Ristiyono selaku Kepala Desa (kades) Bintang Suko-Jakenan menuturkan sedikitnya ada 4 lokasi didaerahnya yang dilanda kekeringan Parah pada Tahun ini, diantaranya adalah Desa Mbungkus, Njetis, Ndukoh, dan Desa Nggunung. Beliau juga menuturkan bahwa 1 dusun sedikitnya ada seratus Kepala Keluarga dan dari 6 Dusun yang ada hanya mempunyai 3 Tampungan air yang bisa digunakan untuk menampung bantuan air.
Lokasi Musibah = Rawan Kristenisasi
Tak ingin kecolongan lagi seperti didaerah lain yang rawan kristenisasi pasca musibah gunung meletus, banjir, tanah longsor dan lainya , beberapa perwakilan anggota Advokasi Rehabilitasi Imunisasi Aqidah Terpadu Efektif & Aktual (ARIMATEA) daerah Pati yang ketuai oleh Ustadz. Abu Azka melakukan pengamatan lebih awal, sigapnya beberapa anggota yang melakukan pengamatan didaerah Jakenan pasca kekeringan berhasil menghimpun beberapa informasi yang kemudian bisa ditindak lanjuti dengan melakukan penggalangan dana untuk membantu warga setempat yang dilanda kekeringan dan juga untuk mengcounter apabila ada bantuan dari pihak lain yang mempunyai misi kristenisasi.
Sudah menjadi kebiasaan, dimana ada suatu daerah tertimpa musibah disitu pula terjadi kristenisasi dengan embel-embel bantuan kemanusiaan yang ujung-ujungnya terjadi pendangkalan aqidah terhadap Umat Islam yang memang ketika musibah melanda mereka sangat membutuhkan bantuan.
Berbagai cara mereka tempuh untuk merusak keyakinan kaum Muslimin, seperti yang pernah diungkapkan oleh Drs. Abu Deedat Syihab M.H, Ketua Umum Forum Anti Gerakan Pemurtadan (FAKTA) di berbagai kesempatan, beliau menuturkan bahwa Dalam kongres di Inggris tahun 89 ditargetkan pada tahun 2000 penduduk dunia ini paling tidak 50% penduduk dunia ini harus menjadi pengikut Kristen. Kemudian harus pula disebarkan pemahaman Kristen, atau Bibel itu ke seluruh dunia. Seperti juga misinya Doulos, dimana tahun 2000 ditargetkan 125 suku yang ada di Indonesia harus jadi pengikut Kristus, itu sekitar 160 juta jiwa. Berarti sasarannya termasuk juga umat Islam.
Dari target-target kristenisasi itulah maka umat kristen melakukan berbagai cara untuk memurtadkan kaum muslimin terlebih saat terjadi musibah seperti sekarang ini.
Ketika di konfirmasi via telefon, Ustadz Abu Azka selaku ketua kegiatan bakti sosial yang dilakukan ARIMATEA dan kelompok kajian Al-Jazera menyampaikan bahwasanya daerah Juana, Jakenan dan sekitarnya memang sudah terindikasi adanya kristenisasi. Dari data yang diperoleh oleh anggotanya beliau menyampaikan di daerah Juana sudah pernah kejadian pendekatan yang dilakukan umat kristen terhadap kaum muslimin diantaranya adalah pengobatan-pengobatan gratis, les privat geratis, buka puasa bersama hingga ajakan melaksanan perayaan ibadah mereka (umat kristen-red).
Dengan adanya musibah kekeringan ini Ustadz Abu Adzka juga menghimbau agar Kaum Muslimin tetap dan terus menjalin ukhuwah, teliti dan berhati-hati jangan sampai Aqidah saudara Muslim kita itu tergadaikan karena masalah yang mereka hadapi yang sebenarnya kita mampu untuk menolongnya.
“Program kristenisasi itu mungkin bisa saja terjadi karna kelalaian kita, jangan sampai kita lalai kebutuhan saudara-saudara kita di masa-masa sulit seperti ini” pungkasnya.