JAKARTA (Panjimas.com) – Pakar Kristologi, Ustadz Insan Mokoginta mengungkapkan betapa kejinya ajaran Kristen melecehkan para Nabi.
Dalam Kitab suci agama Kristen, Bibel, memuat begitu banyak cerita yang tidak senonoh terhadap para Nabi.
“Pertama, Nabi Daud yang berselingkuh, berzina, menghamili istri prajuritnya, istri dari Uria namanya Betsyeba. Kisah perselingkuhan Nabi Daud ada dalam Bibel.
Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.
Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.”
Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.
Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: “Aku mengandung” (2 Samuel 11:2-5),” kata Ustadz Insan Mokoginta kepada Panjimas.com, Rabu (21/1/2015).
Kemudian, selain Nabi Daud, anaknya Nabi Sulaiman juga dikisahkan merupakan hasil hubungan gelap atau zina.
“Kedua, termasuk Salomo -dalam Islam Nabi Sulaiman- juga adalah anak Nabi Daud dari hasil zina dengan Betsyeba.
Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. Tuhan mengasihi anak ini. (2 Samuel 12:24)
Sedangkan, Uria yang merupakan suami dari Betsyeba dikisahkan dikirim ke garis depan peperangan agar mati terbunuh.
Kemudian Salomo –dalam Islam Nabi Sulaiman- dalam Bibel dikatakan begitu menyukai perempuan, bahkan perempuan lebih dicintainya daripada Tuhan. Salomo dikatakan memiliki 700 istri dan 300 gundik.
Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het,padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: “Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.” Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta.Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN.“ (1 Raja-raja 1 – 3),” beber mantan penganut Katolik itu.
Padahal di dalam Al-Qur’an, Nabi Sulaiman adalah Nabi yang mulia. Ia juga seorang Raja yang memiliki pasukan dari kalangan jin dan manusia.
وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ (16) وَحُشِرَ لِسُلَيْمَانَ جُنُودُهُ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ (17) حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (18) فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata”. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”; maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh”. (Q.S. An-Naml: 16-19).
Selain Nabi Daud dan Sulaiman, bapak para Nabi yakni Nabi Ibrahim juga dilecehkan dalam Bibel.
“Ketiga, begitu juga dengan kisah Nabi Ibrahim. Abrahm -dalam Kristen- dikatakan takut dengan Firaun sampai istrinya Sarai disuruh berbohong agar mengaku sebagai adiknya bukan istrinya, karena istrinya itu cantik. Bahkan, Abraham rela menyerahkan Sarai kepada Firaun, dan diberi imbalan hadiah. Jadi ini adalah pelecehan terhadap Nabi Ibrahim, seolah-olah dia lebih takut kepada Firaun daripada Allah, sampai-sampai dia harus berbohong,” ungkapnya.
Adapun kisah Abraham tersebut bisa dibaca dalam Bibel, Perjanjian Lama, Kitab Kejadian 12:11-20:
Pada waktu ia akan masuk ke Mesir, berkatalah ia kepada Sarai, isterinya: “Memang aku tahu, bahwa engkau adalah seorang perempuan yang cantik parasnya.
Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup. Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau.”
Sesudah Abram masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat, bahwa perempuan itu sangat cantik, dan ketika punggawa-punggawa Firaun melihat Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu dibawa ke istananya.
Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta. Tetapi TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, isteri Abram itu.
Lalu Firaun memanggil Abram serta berkata: “Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa ia isterimu? Mengapa engkau katakan: dia adikku, sehingga aku mengambilnya menjadi isteriku? Sekarang, inilah isterimu, ambillah dan pergilah!” Lalu Firaun memerintahkan beberapa orang untuk mengantarkan Abram pergi, bersama-sama dengan isterinya dan segala kepunyaannya.
Lebih parah lagi, Nabi Luth ‘Alaihis Salam juga dikisahkan telah berzina dengan anak kandungnya sendiri atau incest.
“Keempat, begitu juga dengan Nabi Lot –dalam Islam Nabi Luth- di dalam Bibel, Nabi Lot punya dua anak gadis yang perawan, ternyata Nabi Lot dia zinahi dua anaknya (incest) sampai melahirkan anak.
Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya.
Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi.
Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan n dari ayah kita.”
Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur , lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.
Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”
Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.
Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. (Kejadian 19:30-38),” jelas Ustadz Insan Mokoginta.
Masih banyak kisah-kisah lain dalam Bibel yang sangat melecehkan kemulyaan para Nabi dan Rasul. Seperti kisah betapa kejamnya Nabi Elisa yang hanya diledek oleh anak-anak kecil karena kepalanya botak, anak-anak tersebut kemudian dicabik-cabik beruang, dalam II Raja-raja 2 : 23-24.
Lalu kisah Nabi Yakub yang berdual dengan Tuhan, sehingga tuhan pun kalah seperti dalam Kejadian 32:22-32. [AW]