JAKARTA (Panjimas.com) – ‘TEST THE WATER’ terhadap UMAT ISLAM
Kasus Menteri Pendidikan Anies Baswedan tentang kebijakan Tata Tertib berdoa di sekolah, kemudian publik bereaksi keras, lalu akhirnya sang Menteri klarifikasi dan ngeles itu hanya wacana, semakin menguatkan dugaan berbagai pihak kalau Umat Islam sedang mengalami ‘Test The Water’.
Sejauh mana reaksi umat Islam terhadap kebijakan. Kalau diam, maka kebijakan dilanjutkan. Kalau berekasi keras, maka tinggal klarifikasi dan bilang ‘itu hanya wacana’.
“Test case seperti melempar batu ke dalam air seberapa riak ummat ini. Satu-Satu. Ada tesa-antitesa, aksi-reaksi, sebab-akibat,” ujar bu Wirianingsih Mutammimul Ula melalui akun twitternya @wirianingsih, pada Selasa (10/12/2014).
Tras Rustamaji (@rustamaji), seorang konsultan IT, juga menyatakan serupa:
1. Sudah makin kentara polanya. Mereka sedang melakukan “test the water” terhadap umat Islam.
2. Mereka membuat ‘kebijakan’, kalau para ulama kalem, kebijakan lanjut. Kalau ulama teriak tinggal ngeles ‘wartawan salah nangkep! gak gitu’.
3. Dulu pas umat di #testTheWater dgn pelarangan takbir, ulama kalem. Akhirnya jadi deh itu kebijakan jalan.
4. Ingat #testTheWater perubahan dari pakaian Muslim ke pakaian encim di sekolah (DKI)? umat protes, mereka ngeles ‘itu cuma gosip! gak ada rencana’.
5. Dan, kalau ust. @Yusuf_Mansur nggak teriak, mereka nggak akan ngeles kayak gini.
6. Kita siap-siap aja sepanjang 5 tahun di#testTheWater. Qurban & Adzan dilarang, khotbah diatur, iman masjid mesti sertifikasi, dll.
“Iya persisseperti rencana penghapusan Kemenag. Angkat isu lalu lihat reaksi tokoh-tokoh “kunci”. Kalau ditolak ngeles kalau diam ya bablas,” tambah @surodilagan.
Maka menjadi tugas publik dan terutama para ulama untuk terus ‘hadir’ tidak berdiam.
“Ulama harus ada di setiap masa, mengikuti jejak para Nabi dan Rasul yang dihadirkan Tuhan Maha Pencipta agar manusia selamat sampai tujuan,” demikian ungkap ibu Wirianingsih.
KEBIJAKAN —> UMAT DIAM —> REALISASI
KEBIJAKAN —> UMAT PROTES —> [GA/Fahmi Salim]