Panjimas.com – Bulan Sya’ban telah datang sebagai tanda akan datangnya Bulan Ramadhan,pada bulan Sya’ban ini kita mengenal istilah malam Nishfu Sya’ban yang mana masih banyak dari kita yang berselisih tentang peringatan malam Nishfu Sya’ban,Apa hukumnya?untuk mengetahuinya ayo kita mengenal lebih dekat dengan malam Nishfu Sya’ban
PENAFSIRAN PARA ULAMA
Ikrimah Rahimahullah menafsirkan firman Allah
“Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya kamilah yang memberi peringatan,pada malam itu di jelaskan segala urusan yang penuh hikmah”(Ad-Dukhan:3-4)
Menurutnya yang dimaksud dengan malam yang diberkahi adalah malam Nishfu Sya’ban
Dalam menafsirkan ayat di atas,Ibnu Katsir Rahimahumullah berkata:Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menjelaskan tentang Al-Qur’an bahwa Al-Qur’an diturunkan pada malam penuh berkah yaitu malam lailatul qadar sebagaimana yang di firmankan Allah dalam surat Al Qadr
“Sesungguhnya kami telah menurunkannya(Al-Qur’an)pada malam kemuliaan “(Al-Qadr:1)
Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan,seperti yang di firmankan Allah
“Bulan Ramadhan,Bulan yang di dalamnya di turunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai pembeda”(Al-Baqarah:185)
Barangsiapa yang mengatakan bahwa malam yang dimaksud dalam surat Ad-Dukhan adalah malam Nishfu Sya’ban berarti dia telah menjauhkan diri dari pengertian aslinya Karena Al-Qur’an menegaskan bahwa yang di maksud dengan malam penuh berkah ada di dalam bulan Ramadhan
Mengenai firman Allah”pada malam yang penuh berkah” para ulama telah terpecah menjadi dua
a.Malam yang dimaksud adalah malam Lailatul Qadar dan inilah pendapat Jumhur Ulama
b.Malam yang dimaksud adalah malam Nishfu Sya’ban,ini menurut pendapat Ikrimah
Yang benar adalah pendapat jumhur ulama yang mengatakan bahwa malam yang penuh berkah ini adalah malam Lailatul Qadar,bukan malam Nishfu Sya’ban karena Allah menyatakannya dalam bentuk global dalam firmannya
“Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang di berkahi”(Ad-Dukhan:3)
Kemudian menjelaskannya secara rinci dalam surat Al-Baqarah
“Bulan Ramadhan,bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda”(Al-Baqarah:185)
Allah berfirman
“Sesungguhnya kami telah menurunkannya(Al-Qur’an)pada malam yang mulia”(Al-Qadar:1)
Anggapan yang menyatakan bahwa malam itu adalah malam Nishfu Sya’ban adalah anggapan yang Bathil karena hal itu bertentangan dengan nash Al-Qur’an yang Sharih,maka segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran adalah bathil,adapun hadist-hadist yang menjelaskan bahwa malam yang di maksud adalah malam Nishfu Sya’ban ini bertentangan dengan nash Al-Qur’an yang sharih sehingga hadist-hadist itu tidak berdasar,tidak sah sanadnya,seperti yang ditegaskan oleh Imam Al-Arabi,maka sungguh mengherankan bila ada seorang muslim yang menentang nash Al-Qur’an yang Sharih tanpa bersandar kepada Al-Quran dan Sunnah yang shahih
SHALAT MALAM NISHFU SYA’BAN
Mengenai shalat pada malam Nishfu Sya’ban yang di kerjakan sendirian di dalam rumahnya atau berjamaah,para ulama berbeda pendapat
- Hal tersebut dilarang,ini adalah pendapat sebagian besar Ulama Hijaz,diantaranya Atha’ dan Ibnu Abi Malikah yang di nukil dari fuqoha Madinah
- Tidak di makruhkan shalat seseorang di rumahnya atau secara berjama’ah pada malam Nishfu Sya’ban,ini adalah pendapat Al-Hafidz Ibnu Rajab
Adapun yang rajih dan kuat adalah pendapat yang pertama,adapun jawaban terhadap pendapat yang kedua:
- Al-Hafidz Ibnu Rajab mengatakan bahwa riwayat-riwayat yang ia jadikan sandaran adalah hadist-hadist israiliyyat,bolehkah hadist-hadist israiliyyat di jadikan sandaran?
- Ia juga mengatakan bahwa manusia mengambil ajaran tentang kemuliaan malam Nishfu Sya’ban dan pengagungannya dari sebagian Tabi’in,kapan amalan seorang tabi’in bisa di jadikan hujjah?
- Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah menampakkan diri pada malam Nishfu Sya’ban lalu mengampuni semua makhluknya kecuali orang Musyrik atau pendengki”(HR.Ibnu Majah)
Hadist ini tidak menjadi bukti atas pengkhususan malam Nishfu Sya’ban karena dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda:
“Allah akan turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam yang terakhir seraya berfirman”barangsiapa yang berdoa kepadaku,maka aku mengabulkan doanya,dan barangsiapa yang meminta maka aku akan memberikannya dan barangsiapa yang meminta ampunan kepadaku maka aku akan mengampuninya(HR.Bukhari)
Penampakan diri Allah kepada makhluknya dan ampunan kepadanya tidak hanya di lakukan pada malam tertentu saja melainkan setiap hari
Dari pendapat para Ulama diatas dapat kita simpulkan bahwa tidak ada hadist shahih dari Rasulullah ataupun atsar Sahabat yang menjelaskan tentang peringatan malam Nishfu Sya’ban,kalaupun ada pasti Rasulullah SAW telah memberikan penjelasan kepada umatnya dan mengerjakannya sendiri.(Husain Fikry/S.A)