PANJIMAS.COM – Pada masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menjabat sebagai kepala negara, beliau dan bangsa Muslim yang berpusat di Madinah waktu itu mendapat penghormatan dari bangsa Mesir. Kala itu, penguasa Iskandariyah, Mesir, yang bergelar Muqauqis, mengirim tabib ke Madinah sebagai tanda hormatnya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dan umat Islam.
Namun, kenyataan yang di luar dugaan terjadi. Meski sudah cukup lama tabib tersebut berdinas di Madinah, ia seperti seorang pengangguran karena tak ada pasien yang butuh pengobatan. Sang tabib handal pun bertanya mengapa orang sakit menjadi pemandangan langka di kota kaum beriman? Sederhana Rasul menjawabnya.
“Kami adalah kaum yang tidak makan sampai kami merasa lapar. Dan bila makan kami tidak sampai kenyang.” (Hr. Abu Dawud).
Sungguh sederhana resep sehat generasi terbaik umat Islam. Hanya bagaimana sikap kita terhadap pangan. Bahkan Islam memiliki syari’at yang menggembleng umatnya untuk tidak tamak terhadap pangan, yakni siyam atau puasa. Satu bulan dalam setiap tahunnya, yakni bulan Ramadhan, umat Islam diwajibkan menunaikan ibadah puasa. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman bahwa berpuasa itu lebih baik, maka hanya ketika ada uzur saja umat Islam diizinkan tidak melakukannya di dalam bulan Ramadhan.
“…. dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (al-Baqarah: 184).
Bahkan secara eksplisit Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menyatakan bahwa puasa berkhasiat untuk menjaga kesehatan.
“Berpuasalah, maka engkau akan sehat!” (Hr. Thabrani).
Para ilmuwan yang mendalami dunia kedokteran, sejak zaman dahulu hingga sekarang, aktif melakukan penelitian-penelitian guna mengungkap secara logis pengaruh puasa terhadap kesehatan.
Dalam pandangan ilmu kedokteran, puasa adalah cara mengistirahatkan organ pencernaan, enzim, dan hormon, yang biasa bekerja 14 sampai 18 jam setiap harinya. Para ilmuwan tersebut kemudian menyimpulkan bahwa sebagai cara memperoleh kesehatan yang prima, idealnya setiap manusia berpuasa 30 sampai 40 hari dalam setahun.
Pengaruh puasa terhadap kesehatan secara lebih rinci insya Allah akan kami ketengahkan pada edisi mendatang.
Wallahu a’lam. [Ib]