JAKARTA (Panjimas.com) – Puasa disinyalir punya manfaat pada kesuburan pria. Pada tahun 1986, Dr Samir Abbas dan Dr Abdullah Basalamah dari Fakultas Kedokteran Universitas King Abdul Aziz pernah melakukan riset terkait hal ini.
Ada 21 responden pria yang ikut serta. Delapan diantaranya pria sehat, 10 orang menderita kekurangan sperma dan tiga lainnya tidak memiliki sperma.
Sampel darah dan sperma mereka diambil di bulan Sya’ban (sebulan sebelum Ramadhan), Ramadhan, dan bulan Syawal. Pemeriksaan dilakukan terhadap hormon testosteron, lemotin, dan hormon perangsang kantung (FSH).
Riset membuktikan bahwa ada perubahan signifikan pada responden sehat selama dan setelah menjalani puasa. Performa hormon kejantanan atau testosteron mereka mengalami peningkatan.
“Volume sperma dan jumlah total sperma mereka bertambah selama bulan Ramadhan,” katanya. Tim juga melakukan pemeriksaan data statistik rumah sakit yang menyebut semakin banyak ibu hamil di bulan Syawal.
Pada penderita kekurangan sperma, peneliti mencatat ada pengaruh puasa pada pembentukan sperma. Pasalnya, jumlah hormon FSH mereka lebih sedikit selama Ramadhan.
“Puasa memiliki pengaruh bermanfaat pada pembentukan sperma, baik melalui perubahan hormon maupun pengaruh langsung pada kedua testis,” katanya. Selain itu, puasa menurunkan dorongan seksual meski tidak mengurangi kemampuan dan performa seksual. [AW/ROL]