(PANJIMAS.COM) – Tanaman Zaitun banyak tumbuh di kawasan Mediterania, seperti Jazirah Arab, Italia, Spanyol, Yunani, dan sekitarnya. Ia juga tumbuh di beberapa bagian Benua Afrika, di China, bahkan kini orang Indonesia banyak yang mencoba menanamnya.
Buah zaitun muda bisa dikonsumsi langsung sebagai buah segar. Sedang buah tuanya diambil minyaknya dengan cara diperas. Di Indonesia, minyak zaitun lebih dikenal karena jauh lebih mudah di peroleh di pasaran daripada buahnya.
Sejak zaman dahulu kala, buah dan minyak zaitun sudah dikenal dan diambil manfaatnya di sejumlah peradaban. Bapak ilmu kedokteran, Hippocrates, mengatakan bahwa zaitun memiliki nilai terapi yang tinggi bagi kesehatan. Dalam tradisi Islam, zaitun juga sangat dikenal. Bahkan dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menyebutnya.
“Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca, (dan) kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yakni pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya, berlapis-lapis. Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (an-Nuur: 35),
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan. Maka kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (al-An’am: 99),
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (an-Nahl: 11).
Oleh karena itu, dalam tradisi pengobatan cara Nabi (tibbun nabawi), minyak zaitun sering kali digunakan. Sebagaimana Allah ta’ala firmankan dalam al-Qur’an surat an-Nuur: 35, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam pun bersabda bahwa zaitun adalah tanaman yang diberkahi, dan beliau menganjurkan umatnya untuk menggunakannya.
“Minumlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya, kerana sesungguhnya ia adalah dari pohon yang diberkahi.” (Hr. Baihaqi dan Ibnu Majah).
Penelitian ilmiah modern membuktikan bahwa minyak zaitun baik untuk menunjang kesehatan manusia. Dilansir Deherba.com, ahli Biokimia Pangan dan Gizi Universitas Negeri Jakarta, Dr. Ir. Alsuhendra, Msci, mengatakan bahwa minyak zaitun banyak digunakan dalam dunia kesehatan karena kandungan asam lemak tak jenuhnya yang tinggi, khususnya asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap tunggal yang di dalamnya terdapat asam oleat (Omega 9) dan asam linoleat (Omega 6) dengan kadar 65-85%.
Minyakzaitun.org menyebutkan bahwa minyak zaitun memiliki ragam kandungan alami sebagai berikut:
– Virgin oil
– Vitamin A, C, D, E, dan K
– Asam lemak tak jenuh
– Asam lemak jenuh yang baik, seperti asam miristat, asam arachidat, asam stearat, asam palmitat, dan lignoserat dengan kadar kecil.
– Mono unsaturated fat, asam oleat, polifenol, asam lemak esesensial, potasium, zat besi, dan kalsium.
– Fenol, yang didalamnya mengandung unsur flavonoid yang memiliki peranan aktif sebagai antioksidan yang sangat kuat serta membantu dalam menghambat proses oksidasi dari LDL (kolesterol jahat).
Dengan berbagai kandungan alami tersebut, minyak zaitun memiliki berbagai khasiat dalam kesehatan dan kecantikan. Berikut ini di antaranya:
1. Mengurangi kolesterol berbahaya,
2. Mengurangi resiko terjadinya penyumbatan (trombosis) dan penebalan pembuluh darah ( arterioklerosis),
3. Membantu mengurangi penggunaan obat-obatan penurun tekanan darah tinggi,
4. Mencegah dan mengurangi serangan kanker,
5. Meningkatkan kualitas ASI,
6. Melembabkan kulit secara alami,
7. Mencegah penuaan dini,
8. Menghilangkan bekas jerawat,
9. Melindungi sel dari kerusakan,
10. Meningkatkan fungsi otak (kognitif dan memori),
11. Mengontrol tekanan darah,
12. Mencegah stroke,
13. Sebagai lotion rambut alami,
14. Menyuburkan rambut,
15. Sebagai minyak urut, dll.
Islam mengajarkan bahwa apa saja yang berlebihan itu tidak baik. Demikian juga dalam mengonsumsi minyak zaitun. Konsumsi yang bijak adalah yang sesuai kebutuhan. Dan sebagaimana dicatat Tanamanobat.com, penggunaan minyak zaitun harus memerhatikan kondisi-kondisi khusus seperti di bawah ini:
1. Hamil dan Menyusui
Belum terdapat informasi yang bisa menjadi acuan tentang bagaimana keamanan produk minyak zaitun untuk ibu hamil ataupun menyusui. Jangan pakai minyak zaitun dalam jumlah yang lebih banyak dari pada jumlah yang umum/biasa ditemukan dalam sebuah makanan.
2. Diabetes
Minyak zaitun mampu menurunkan zat gula darah, sehingga bagi penderita diabetes perlu memeriksa gula darah pada saat memakai minyak zaitun ini.
3. Operasi Bedah
Minyak zaitun bisa memengaruhi gula darah, sehingga pemakaian minyak zaitun akan memengaruhi kontrol gula darah selama proses operasi. Berhentilah mengonsumsi minyak zaitun pada 2 minggu sebelum operasi.
Di Indonesia, minyak zaitun yang beredar di pasaran ada tiga jenis, extra virgin olive oil, virgin olive oil, dan olive oil (sulingan).
Deherba.com menjelaskan, minyak zaitun extra virgin merupakan jenis minyak zaitun yang paling murni karena merupakan hasil ekstraksi pertama dari buah Zaitun. Warna minyak ini biasanya kehijauan dan memiliki rasa dan aroma yang lebih tajam. Ia tidak bagus untuk menumis atau menggoreng karena kadar minyaknya yang rendah. Sehingga lebih baik diminum langsung atau digunakan sebagai campuran makanan seperti salad atau sayuran yang direbus.
Sedangkan virgin olive oil (minyak zaitun murni) berwarna hijau kekuningan dan merupakan hasil dari proses lanjutan minyak zaitun ekstra virgin. Ia bisa digunakan sebagai campuran masakan dan untuk menumis.
Dan ketiga, yakni minyak zaitun sulingan, adalah jenis minyak zaitun yang mengalami proses penyulingan lanjutan. Warnanya kekuningan dan cocok digunakan untuk menumis.
Minyak zaitun tidak dapat digunakan untuk menggoreng karena sifatnya yang tidak tahan panas tinggi. Jika dipakai untuk menggoreng, asam lemak tak jenuhnya justru lebih mudah membentuk akrilamida, radikal bebas, dan lemak trans yang berbahaya.
Perlu diketahui juga bahwa cahaya dapat merusak kandungan minyak zaitun. Maka penyimpanan yang tepat adalah di tempat yang sejuk dan gelap. Wallahu a’lam. []