JAKARTA (Panjimas.com) – Kantuk yang melanda saat sahur membuat sebagian orang memilih langsung tidur lagi setelah mengisi perut untuk berpuasa, padahal kebiasaan itu berdampak buruk kepada saluran pencernaan.
“Ada sebagian orang muslim yang langsung tidur setelah sahur. Hal ini dapat menyebabkan asam lambung balik arah kembali ke kerongkongan yang pada akhirnya bisa menyebabkan masalah pada saluran cerna atas mereka,” kata konsultan penyakit lambung dan pencernaan dari FKUI/RSCM Dr. dr. Ari Fahrial Syam dalam siaran pers.
Selama berpuasa, orang sering menghadapi masalah asam lambung. Meski bukan merupakan penyakit mematikan, tetapi penyakit ini dapat menimbulkan banyak komplikasi.
GERD (gastroesophageal reflux disease) adalah penyakit pencernaan yang paling umum terjadi di dunia yang diderita lebih dari 10-20 persen populasi orang dewasa.
Gejala khas GERD adalah rasa panas di dada seperti terbakar dan ada sesuatu yang balik arah seperti ada yang mengganjal atau disebut juga heartburn.
Heartburn yang berhubungan dengan GERD biasanya dialami setelah makan. Ada juga gejala lainnya, termasuk suara serak, radang tenggorokan, batuk kering kronis, terutama pada malam hari.
Menurut Ari, penanganan penderita GERD pada prinsipnya adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi. Hal ini dapat dilakukan melalui perubahan gaya hidup, atau bila perlu melalui intervensi medis.
Pasien GERD disarankan untuk tidak mengonsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat dan lebih baik meningkatkan konsumsi buah dan sayuran.
Mereka juga disarankan untuk tidak mengonsumsi daging dan jeroan pada saat yang bersamaan, dan tidak makan makanan yang terlalu pedas atau asam.
Pasien juga harus menghindari tidur dua jam setelah makan karena bisa menyebabkan refluks asam lambung.
Selain itu, kurangi kopi, alkohol dan soda yang akan memperburuk kondisi. Penting juga menghindari stres dan mengendalikan berat badan hingga mencapai indeks massa tubuh ideal (IMT). [AW/Antara]