(Panjimas.com) – Kesehatan sangat diposisi-pentingkan oleh Islam. Rasulullah saw sendiri sangat menjaga kesehatan, baik jiwa maupun badan. Hebatnya, penjagaan tersebut tak dilakukan dengan cara-cara rumit dan berbiaya tinggi, cukup dengan memola sedemikian rupa gaya hidup sehari-hari.
Bagaimana gaya hidup yang Rasul saw terapkan? Berikut ini paparan singkatnya:
- Bangun Sebelum Subuh
Bangun di akhir malam bermanfaat bagi kesehatan, selain membuka peluang memperoleh pahala besar. Setelah bangun, taharah dan shalat malam menjadi terapi fisik dan jiwa. Kesegaran udara saat itu bagus untuk pernafasan. Gerakan keluar rumah menuju masjid guna shalat subuh menjadi olahraga yang diperlukan otot, persendian, jantung, dan organ pernafasan.
- Menjaga Kebersihan
Rasulullah saw selalu tampil rapi dan bersih, sehingga menampakkan keindahan. Tiap hari kamis atau
Jumat beliau membersihkan rambut-rambut halus di pipi dan memotong kuku, bulu kelamin serta bulu ketiak.
“… Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan…” (Hr. Muslim).
3.Makan Secukupnya
Sabda Rasulullah saw:
“Kami adalah satu kaum yang tidak makan sebelum lapar, dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan).” (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
Lambung manusia menyediakan tempat untuk tiga unsur. Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air, dan sepertiga lagi untuk zat padat. Puasa fardhu dan sunah menjadi sarana tarbiyah bagi umat beliau untuk berpola makan yang baik. Bahkan berperan sebagai terapi detoks. Saat seseorang berpuasa, terjadi pengeluaran toksin-toksin dari tubuh secara alami.
- Suka Berjalan Kaki
Rasulullah saw membudayakan berjalan kaki saat ke masjid, pasar, berkunjung ke rumah shahabat, bahkan ke medan jihad. Berjalan kaki membuat badan berkeringat. Artinya ada toksin yang keluar dari tubuh. Detak jantung dan irama nafas terpacu, membuat peredaran darah bertambah lancar. Itu semua menjadi faktor pencegah penyakit jantung, kanker, stroke, dan penyakit-penyakit lain.
- Mengendalikan Amarah
Rasulullah SAW sangat mewanti-wanti umat beliau untuk mengendalikan amarah.
Dari Abu Hurairah ra, “Sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah saw: (Wahai Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda: Jangan kamu marah. Ia menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda: Jangan kamu marah.” (Hr. Bukhari)
Memang benar, kesehatan fisik sangat dipengaruhi kondisi jiwa. Ada hadits yang memuat kiat-kiat meredam amarah, yakni:
– Bila sedang berdiri, segeralah duduk. Dan bila sedang duduk, maka segera berbaring.
– Membaca ta’awudz.
– Berwudhu.
– Shalat sunah.
- Optimis, Tidak Putus Asa
Hal ini bisa kita lakukan dengan bekal keimanan. Semakin tinggi kualitas iman seorang Muslim, semakin mudah pula melakukannya.
Firman Allah swt:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” (Qs. Al-Baqarah [2]: 286)
“… Barang siapa bertaqwa kepada Allah, maka Dia akan membukakan jalan keluar baginya.” (Qs. Ath-Thalaq [65]: 2).
- Tak Pernah Dengki
Rasa dengki merupakan tindakan hati. Hati yang dengki sejatinya menzalimi diri sendiri, karena perasaan menjadi tersiksa. Dan sadar ataupun tidak, si pendengki seolah menganggap Allah SWT salah menentukan takdir. Ia merasa mengapa yang diberi kelebihan adalah orang lain yang kita dengki, bukan dirinya. Padahal Allah swt paling tahu apa yang terbaik bagi setiap hambaNya.
“… Tapi boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah yang mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Qs. Al-Baqarah [2]: 216).
Begitulah gaya hidup yang diterapkan Rasulullah saw. Sederhana, tanpa biaya khusus semisal untuk chek up ke dokter secara berkala. Maka secara logika, siapa pun dari umat Islam tentu dapat melakukannya, walau tak ringan saat memulainya.
Untuk itu sebaiknya kita berusaha mengikuti teladan mulia ini dengan ikhtiar tindakan dan doa, serta saling mengingatkan satu sama lain, minimal dalam keluarga. Kita tumbuhkan budaya kesederhanaan dalam kelezatan duniawi, dan bersikap santun kepada sesama manusia maupun alam lingkungan. Itulah esensi inti gaya hidup Rasulullah saw. Semoga dengan meneladaninya, kesahatan badan dan jiwa kita dapatkan, keberkahan hidup kita raih bersama, aamiin. Wallahu a’lam. [IB]