Inilah Resep Thibbun Nabawi bagi Pasangan yang Sulit Memiliki Keturunan
Oleh Bidan Emma Yusuf
Pengasuh Rumah Sehat dan Pelatihan Thibbun Nabawi Al-Ikhlas
Jl. Raya Kp. Utan – Setu, Desa Mekar Wangi No. 1 Kp. Rawa Banteng
Cikarang Barat, Kab. Bekasi.
Hp 0852 1657 2140
PANJIMAS.COM – Dalam Islam itu ada anjuran untuk meminta anak/keturunan kepada Allah , karena itulah kita disini berikhtiar dengan terapi kesuburan, namun bagaimana terapi kesuburan itu dalam Islam?
Dari sini kita memberikan anjuran kepada kaum Muslimin yang sulit memiliki keturunan dengan beberapa langkah-langkah, yang tentunya langkah-langkah ini bersumber dari Al-Qur’an dan hadits-hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pertama, diantara langkah-langkah untuk pengobatan kesuburan tentunya adalah doa. Kita harus berdoa sebagaimana yang dicontohkan dalam Al-Qur’an sebagaimana kisah Nabi Ibrahim atau Nabi Zakaria ‘alaihis salam. Berikut ini doa tersebut:
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa” (Q.S. Ali Imran : 38).
رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.” (Q.S Al-Anbiya : 89).
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh.” (Q.S As Shaffat: 100).
Harus kita pahami bahwa yang menciptakan keturunan bagi kita itu hanya Allah Sang Maha Pencipta. Kita diamanahkan anak itu pun dari Allah, maka seyogyanya kita memantaskan diri menjadi orang yang pantas ditolong oleh Allah, menjadi orang yang pantas untuk dititipkan keturunan kepada kita dengan cara meningkatkan ibadah kita, yaitu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita.
Kedua, pada poin ini masih ada kaitannya dengan yang pertama, kaum Muslimin yang sulit memiliki keturunan kami anjurkan untuk mengamalkan apa yang ada dalam surat Nuh ayat 10-12.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (Q.S. Nuh : 10-12).
Dalam ayat tersebut kita dianjurkan agar banyak beristighfar. Kemudian, dianjurkan mengambil manfaat hujan sebagaimana ayat di atas, yakni dengan cara mandi hujan dan minum air hujan. Mengapa demikikan? Karena manusia adalah makhluk yang organik, kita tercipta dari tanah kemudian tanah itu akan subur dengan hujan. Jadi sekali lagi ditegaskan, dianjurkan kepada kaum Muslimin yang sulit memiliki keturunan untuk mandi hujan dan minum air hujan. Selain itu, tentunya saat hujan itu kita sebaiknya memperbanyak berdoa, termasuk berdoa meminta keturunan karena di situlah waktu yang mustajab. Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ
“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan: [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.”( Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah dari Makhul secara mursal. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ
“Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Ketiga, kemudian kita menganjurkan pasien kita itu untuk berbekam di titik reproduksi dimana ada titik-titik tertentu yang bisa merangsang hormon-hormon tubuh dan merangsang aktif sel telur untuk proses pembuahan. Hal ini tentunya harus dilakukan oleh praktisi bekam yang ahli.
Keempat, kita juga menganjurkan kepada para pasangan suami istri untuk mengkonsumsi herbal, diantaranya herbal-herbal yang sudah standar yang harus dipakai dalam thibbun nabawi, misalnya dia harus terbiasa memakan kurma, minum madu, habbatsauda, atau kurma muda, air kelapa hijau, susu kambing, dan lain-lain.
Di satu sisi juga kita menganjurkan mereka untuk mengatur pola hidupnya lebih dengan menghindari makanan-makanan yang banyak kandungan kimia seperti mengandung pengawet, pewarna, penyedap, pemanis atau bahan-bahan kimia lain
Kelima, perlu diketahui, ketidaksuburan itu termasuk penyakit. Maka sebagai manusia selayaknya kita harus berikhtiar menyembuhkan penyakit itu diantaranya dengan bersedekah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
دَاوُوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ
“Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” (HR. Baihaqi)
Adapun nanti Allah Ta’ala akan memberikan anak/keturunan kepada kita itu takdir yang akan menentukannya, sekali lagi kita hanya berproses saja. Dalam proses ikhtiar mencapai kesembuhan itulah letak pahalanya.
Keenam, kami menganjurkan kepada kedua pasangan untuk diruqyah. Karena banyak hal-hal yang bisa jadi mengganggu tubuh manusia itu disebabkan gangguan non medis.
Selain beberapa poin di atas, kami sarankan juga untuk berkonsultasi rutin kepada dokter atau thabib yang menguasai thibbun nabawi untuk mengikuti program memiliki keturunan secara syar’i. [AW]