JAKARTA, Panjimas.com – Ekosistem lingkungan wajib di pelihara secara seimbang sehingga semua makhluk baik manusia, hewan maupun tumbuhan dapat menikmati sumber kehidupan seperti udara, air.
Sebaliknya perusakan lingkungam secara sistemik dan terstruktur membuat kehidupan manusia hilang keseimbangan karena air dan udara tercemar oleh racun yang mematikan.
Allah SWT mengingatkan dalam Al-Qur’an Surat Arrum : 41
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ
أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْ
ẓaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aidin-nāsi liyużīqahum ba’ḍallażī ‘amilụ la’allahum yarji’ụn
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)
Tafsir Surat Ar-Rum Ayat 41 Didapati variasi penafsiran dari para ulama tafsir;
Pertama, Tafsir Al-Muyassar Kementerian Agama Saudi Arabia menjelaskan telah terlihat kerusakan di daratan dan di lautan seperti kekeringan, minimnya hujan, banyaknya penyakit dan wabah, yang semua itu disebabkan kemaksiatan-kemaksiaan yang dilakukan oleh manusia, agar mereka mendapatkan hukuman dari sebagian perbuatan mereka di dunia, supaya mereka bertaubat kepada Allah dan kembali kepadaNya dengan meninggalkan kemaksiatan, selanjutnya keadaan mereka akan membaik dan urusan mereka menjadi lurus.
Kedua, dalam tafsir Al-Mukhtashar Markaz Tafsir Riyadh Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) menegaskan bahwa telah nampak kerusakan di daratan maupun di lautan dalam kehidupan manusia dengan berkurangnya penghasilan dan di dalam diri mereka.
Ketiga : Timbulnya penyakit dan wabah, disebabkan karena kemaksiatan yang lakukan manusia di permukaan bumi.
Keempat, hal itu timbul agar Allah merasakan kepada mereka balasan dari perbuatan buruk mereka di kehidupan dunia dengan harapan agar mereka kembali kepada-Nya dengan bertobat.
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah Markaz Ta’dzhim al-Qur’an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur’an Universitas Islam Madinah menjelaskan antara lain.
Pertama, Kemaksiatan dan kesesatan telah muncul di daratan dan di lautan, maka turunlah berbagai macam siksaan seperti kekeringan, banjir, dan lain sebagainya akibat dosa-dosa yang telah dilakukan manusia; agar mereka terkena akibat dari sebagian dari perbuatan mereka agar mereka bertaubat kepada Allah.
Kedua, hal ini terjadi sebelum Nabi Muhammad diutus, namun setelah beliau diutus, manusia berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah sehingga merek selamat dari siksaan dan mendapat kebaikan yang banyak.
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah penjelaskan lebih rinci yakni. ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
Pertama, telah nampak kerusakan di darat dan di laut) yakni dimaksud dengan (البحر) adalah perkotaan dan pedesaan yang berada di atas laut atau sungai.
Kedua, sedangkan (البر) adalah perkotaan dan pedesaan yang tidak berada di atas laut atau sungai. بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى النَّاسِ(disebabkan karena perbuatan tangan manusia) Allah menjelaskan bahwa kemusyrikan dan kemaksiatan adalah sebab timbulnya kerusakan di alam semesta. Kerusakan ini dapat berupa kekeringan, paceklik, ketakutan yang merajalela, barang-barang yang tidak laku, sulitnya mencari penghidupan, maraknya perampokan dan kezaliman, dan lain sebagainya. لِيُذِيقَهُم
Atas dasar itu manusia dihimbau agar segera kembali kepada jalan yang benar. Artinya jalan yang lurus agar manusia tidak merusak lingkungan dengan sifat serakah, tamak dan rakus.
Hal itu disampaikan Amirsyah Tambunan dalam web binar lngkungan hidup yang di laksanakan Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah tanggal 4 November 2021 via zoom. Hadir sebagai pembicara, Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Syafiq A.Mughni, MA; M. Ali Yusuf M.SI Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama; Sekjen MUI, Dr. Amisyah Tambunan; Dr. Hanafi Guciano, Ph.D sebagai moderator Dr.Ane Permatasari SIP, MA
Dalam kesempatan web binar tersebut, Amirsyah mengharapkan agar ada langkah kongkrit mengelola lingkungan secara seimbang, karena Islam mengajarkan agar hidup seimbang. Qs al Baqarah ayat 143 menjelaskan manusia dilahirkan ke bumi harus menjadi wasit dan saksi untuk menegakkan keadilan.
Keadilan dalam menata lingkungan yang seimbang sehingga ekosistem lingkungan berjalan secara aman terhindar dari eksploitasi yang menyebabkan hutan gundul dan tanah longsor.