DEPOK (Panjimas.com) — Juru Sembelih Halal (Juleha) Indonesia kembali menggelar “Pelatihan dan Praktek Juru Sembelih Halal”, Ahad (5/8/2018) di Masjid Al-Muhajirin, Kota Depok. Kegiatan tersebut diikuti oleh 150 peserta, mewakili DKM Masjid-Musholla se-Kota Depok.
Salah satu pelatihan sembelih hewan qurban adalah mempraktekkan teknik merobohkan sapi dengan menggunakan metode Burley atau squisy. Sebelum melakukan penyembelihan, siapkan tali tambang yang kuat dengan panjang sekitar 10 m. Bagi sama panjang (tapi tidak dipotong). Tali kemudian dililitkan dengan kedua ujung tali melalui leher bagian belakang sapi kemudian disllangkan di antara kaki depan (sternum).
Kedua ujung tali kemudian ditarik keatas dan disilangkan di punggung (usahakan pada titik keseimbangan ternak).
Kemudian kedua ujung tali ditarik ke bawah melalui selangkangan kiri dan kanan ternak (tali lurus jangan disilangkan), dan tarik perlahan-lahan ke belakang sampai ternak rebah atau roboh.
Adapun metode konvensional yang masih efektif untuk diterapkan pada jenis sapi lokal (Kupang dll). Siapkan tambang untuk mengikat kaki kiri depan dan belakang pada satu ikatan ring atau 2 ring. Petugas yang lain menarik kepala dan buntut secara bersamaan ke sisi sebelah kiri sampai hewan qurban rebah atau roboh.
Teknik Penyembelihan
Setelah merobohkan hewan qurban, dilanjutkan dengan praktek menyembelih dengan menggunakan pisau potong khusus (pisau stainless steel khusus untul sembelih) dan cek terlebih dahulu ketajamannya,, jika kurang tajam harus ditajamkan dahulu.
Posisi hewan yang akan disembelih membujur dengan kepala disisi Selatan dan kaki disisi Utara dengan leher dan bagian bawah hewan menghadap arah Barat (jika kiblat arah sebelah Barat). Lalu membaca doa dengan menyebut nama Alloh Swt.
Sebelum dilakukan penyembelihan (Bismillahi Allohuakbar), khusus untuk hewan qurban sebaiknya; disebutkan juga nama Shohibul qurbannya (Bismillahi allohumma wa allohuakbar, AIIohumma,‘ hadza min wa Iaka, aIIohumma taqobbalmin fulan wa aliifulan) .
Posisi juru sembelih dibelakang leher dan pegang gagang pisau dengan membentuk siku ‘dan arah pisau yang tajam menghadap ke dalam (arah leher yang akan disembelih). Posisi Juru sembelih searah dengan posisi kaki hewan, yaitu menghadap kiblat .
Selanjutnya, tempelkan pisau leher hewan kemudian mulai menyembelih dengan menarik pisau kearah atas dengan sedikit menekan agar memasukan pisau selalu menempel ke leher hewan.
Dengan cara yang sama (pisau tidak boleh diangkat, harus selalu menempel leher hewan) pisau ditarik ke bawah kembali sambil melihat jalan nafas, jalan makanan dan 2 urat Ieher apakah sudah terpotong,, sempurna atau belum.
Kemudian tarik kembali pisau kearah atas dan angkat pisau jika sudah yakin jalan nafas, jalan makanan dan 2 urat leher, apakah sudah terpotong sempurna.
Pelaksanaan Pengulitan
Pengulitan adalah satu hal yang sangat perlu di perhatikan dan butuh kecepatan pelaksanaannya, mengingat kulit adalah faktor pertama yang memudahkan bakteri dapat mempengaruhi daging sembelihan.
Sebelum melakukan pengulitan ada bebearapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya adalah tempat pengulitan yang bersih dan tidak terlihat dari ternak lain yang akan di sembelih Pisau yang cukup memadai dari segi ketajaman dan alat penajamnya.
Metode pengulitan yaitu dengan pengulitan dilantai, digantung atau menggunakan mesin. Sebelum dimulainya proses pengulitan untuk jenis sapi dan kerbau sebaiknya ternak dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yg terdapat di kulit. Pengulitan dimulai setelah dilakukan pemotongan kepala dan ke empat bagian kaki bawah (hal ini dilakukan untuk menghindari jatuhnya kotoran yang akan mencemari daging).
Pengulitan diawali dengan membuat irisan panjang pada kulit sepanjang garis tengah dada dan bagian perut. Irisan dilanjutkan sepanjang permukaan dalam kaki, dan kulit dipisahkan mulai dari ventral ke arah punggung tubuh dan diakhiri dengan pemotongan ekor.
Proses ini dilakukan dengan cara menggantung hewan pada kedua kaki belakangnya dengan posisi terbuka. Petugas menghadap bagian dada-perut hewan (ventral). Sayatan dimulai dari sepanjang garis tengah perut-dada dan garis tengah keempat kaki bagian dalam. Untuk hewan besar (sapi & kerbau).
Proses pengulitan dapat dilakukan dengan cara ditidurkan diatas alas bersih untuk menghindari penyebaran bakteri, apabila tidak memungkinkan menggantungnya. Jika demikian waspada dengang kotoran dari tanah dan alas kaki petugas yang berpotensi mencemari karkas. (des)