(PANJIMAS.COM) – Islam adalah agama budi pekerti. Ia mengajarkan umatnya akhlaq mulia. Baik terhadap Allah subhanahu wa ta’ala maupun terhadap sesama ciptaanNya. Ciptaan atau makhluqNya mencakup manusia dan yang selain manusia, yang bernyawa maupun tidak, yang ghaib dan yang tampak. Terhadap sesama manusia, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kita bersikap tawadhu’ (rendah hati).
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman: 18).
Dengan perilaku demikian, Allah subhanahu wa ta’ala memuliakan manusia beriman dengan sebutan ibadurrahman (hamba-hamba Dzat yang Maha Pengasih).
“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati, dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (al-Furqaan: 63).
Sungguh, ini penghargaan yang begitu besar dari Allah subhanahu wa ta’ala. Memang, orang tawadhu’ itu berharga. Di tengah komunitas manusia, ia dihormati. Berbedalah orang sombong. Di dunia, masyarakat merasa tak nyaman dengan sikapnya, orang-orang memincingkan mata terhadapnya.
Bila saja ada yang menyanjung atau hormat padanya, sejatinya hanya kulit semata. Dalam hati, ia memandang hina. Orang yang sombong tak akan tenteram hatinya, batinnya tersiksa, dunia bagai neraka. Lantas bagaimana balasan di akhiratnya?
“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur (sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).
Bahkan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah mengecam perilaku kesombongan dengan bahasa yang sangat tajam. Beliau katakan, “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” (Hr. Muslim no. 91).
Sombong adalah perilaku iblis. Maka sangat rendah dan sesatlah bila manusia berani menyombongkan dirinya. Terlebih lagi kesombongan itu tertuju kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sombong terhadap Allah ialah menolak, menganggap tak sempurna, agama Allah subhanahu wa ta’ala (Islam). Baik menolak seluruhnya maupun sebagian saja.
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kalian kepada Adam!’ Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong), dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.“ (al-Baqarah: 34).
Artinya, perilaku sombong hanya akan membawa pelakunya menuju neraka. Neraka dunia, maupun neraka yang sesungguhnya di akhirat kelak. Kesombongan adalah kelalaian. Lalai akan apa sebenarnya hakikat hidup manusia. Siapa aku, untuk apa aku ada, apa sejatinya semua yang ada di sekitarku dan peristiwa-peristiwa yang menimpaku? Bila kita mampu menjawab serangkai pertanyaan itu dengan tepat, insya Allah kesombongan akan pergi, tak menjangkiti diri. Wallahu a’lam. []