JAKARTA (Panjimas.com) – Sekjen Forum Umat Islam (FUI), KH Muhammad Al-Khaththath yang menjadi salah satu delegasi perwakilan Aksi Bela Ulama, menyampaikan tuntutan kaum Muslimin jajaran aparat kepolisian di Mabes Polri.
Ustadz Khaththath -sapaan akrabnya- meminta polisi mengusut siapa di balik Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) dan hubungannya antara Kapolda Jabar, Irjen Pol Anton Charliyan serta pelapol, Sukmawati Soekarnoputri.
Ia juga merasakan kejanggalan, GMBI yang mengatasnamakan masyarakat Sunda, justru memusuhi ulama dan para santri. Sehingga, terjadi aksi anarkis terencana berupa penganiayaan brutal terhadap kaum Muslimin yang mengawal Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab di Bandung beberapa waktu lalu.
“Orang sunda itu identik dengan Islam, cinta dengan ulama dan habaib, ini aneh gmbi mengaku Sunda tetapi memusuhi ulama. Saya sendiri ada disitu, laskar dikeroyok setelah kita baru saja meninggalkan rumah makan,” kata KH Muhammad Al-Khaththath di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo No.3, Jakarta Selatan, Senin (16/1/2017).
Selain itu Ustadz Khaththath juga mengimbau kepada aparat kepolisian agar bersikap adil sebagai pengayom masyarakat.
“Ada kesan polisi memusuhi ulama dan umat Islam. Oleh karena itu kami mengingatkan firman Allah, jangan membenci suatu kaum sehingga kamu menjadi tidak adil, sesungguhnya adil itu adalah bagian takwa,” ujarnya.
Ia mengungangkapkan, sekarang ini muncul propaganda seolah-olah Umat Islam itulah yang anti kebhinekaan dan anti Pancasila. Bahkan, ada upaya rasis untuk memusuhi Arab.
“Kalau Bahasa Arab dihilangkan itu malah fatal karena sebagian besar bahasa Indonesia itu berasal dari Bahasa Arab. Dalam Pancasila itu banyak bahasa arabnya,” ungkapnya.
Contoh kata-kata serapan di Pancasila yang diambil dalam bahasa Arab, diantaranya; adil, beradab, hikmah, musyawarah dan lain-lain.
Terakhir, Ustadz Khaththath memberikan nasihat kepada aparat kepolisian agar jangan sampai menjadi polisi yang dimurkai Allah Ta’ala, dengan mengutip sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
سَيَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ شَرَطَةٌ، يَغْدُونَ فِي غَضِبِ اللَّهِ، وَيَرُوحُونَ فِي سَخَطِ اللَّهِ، فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ مِنْ بِطَانَتِهِمْ
“Pada akhir zaman nanti akan ada polisi-polisi yang berangkat pagi-pagi dalam keadaan dimurkai Allah dan pulang di sore hari dalam keadaan dimurkai Allah, maka janganlah kalian menjadi teman dekat mereka.” [HR. At Thabrani]
“Jenderal Sutarman pernah mengatakan, ‘biar para ulama Amar Makruf dan polisi yang nahi munkar’ itu bagus sekali, mudah-mudahan polisi saat ini bisa mewujudkannya,” tutupnya. [AW/SF]