(Panjimas.com) – Seringkali kita mendengar ungkapan “kitakan selalu bersama sampai maut memisahkan”. Biasanya, ucapan tersebut diungkapkan sebagai bentuk kesetiaan antara suami istri atau antara sahabat yang telah sangat lama menjalin hubungan.Hal ini membuktikan bahwa masih banyak orang yang beranggapan bahwa kesetiaan kan berakhir dengan adanya maut, kebersamaan kan lenyap karena adanya kematian. Benarkah demikian? Simaklah penuturan Allah dan Rasul-Nya yang dengan gemulai menuturkan pertemuan orang mukmin yang satu dengan yang lainnya setelah maut menjemput mereka.
“Apakah penghuni surga bisa saling mengunjungi sesama mereka?” salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah. “Penghuni surga kelas atas dapat mengunjungi penghuni surga kelas bawah,” sang Nabi menjawab, “penghuni surga kelas bawah tidak dapat mengunjungi penghuni surga kelas atas kecuali orang-orang yang saling mencintai karena Allah semata. Mereka bebas pergi ke mana saja yang mereka sukai dengan mengendarai unta” lanjut sang Rasul dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani.
Ibnu Qayyim dalam buku Hadil Arwaah ila Biladil Afraah juga mengutip hadis tentang kunjungan para penduduk surga dari Anas bin Malik. “Jika penghuni surga telah memasuki surga,” Rasullah bersabda di hadapan sahabatnya “maka setiap saudara merindukan saudara yang lain. Lantas ranjang ini berjalan ke ranjang itu dan ranjang itu berjalan ke ranjang ini hingga keduanya berkumpul. Salah seorang dari keduanya berkata, ‘Tahukah engkau kapan Allah memberi ampunan kepada kita?’ lalu temannya menjawab, ‘ketika kita sedang berada di suatu tempat, kita berdoa kepada Allah kemudian Allah memberi ampunan kepada kita”
Ternyata ikatan orang beriman yang satu dengan yang lainnya takkan terpisahkan oleh maut. Mereka kelak kan saling mengunjungi dengan pakaian berbahan sutra yang halus nan tebal dan perhiasan gelang yang sinarnya menutupi cahaya matahari di dunia. Selain itu, mereka juga saling bertanya dan bernostalgia satu sama lain.
Allah ‘azzawajallabefirmanyang artinya :
Dan sebagianmerekamenghadapkepadasebagian yang lainsalingbertanya. Mereka berkata :“Sesungguhnya kami dahulu, sewaktuberada di tengah-tengahkeluargakami merasatakut (akandiazab)”.(QS. At-Thur : 25-26).
Ayat tersebut merupakan transkrip percakapan para penduduk surga. Setelah saling bertemu, mereka juga bernostalgia hingga membicarakan sebab Allah menghadiahkan mereka surga, salah satunya adalah selalu menghadirkan ketakutan terhadap azab Allah. Sebagaimana penjelasan Ustadz Bachtiar Nasir yang menyarankan para Ayah untuk selalu mengingatkan anggota keluarganya tentang kepedihan azab Allah agar kelak bersama-sama meraih surga.
Allah menginginkan kita mengetahui bahwa kelak orang beriman kan berkumpul, saling berkunjung, bersenda guraudansaling nostalgia. Allah memberikan bocoran pertanyaan dan jawaban mereka berkenaan sebab Allah memasukan mereka ke dalam surga-Nya.Sungguh, tidak ada kebersamaan yang abadi kecuali kebersamaan antara orang yang beriman, meskipunmautmenjemput. Semoga kita semua yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kankembalibertemudengan rupa, pakaian, fasilitas, tempat tinggal, dan pemandangan yang takpernahterbayangsedikitpunoleh di dunia. Allahua’lam. [TM]