(Panjimas.com) – Muslim menuturkan, Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb bercerita kepadaku, Walid bin Muslim bercerita kepada kami, Ibnu Jubair bercerita kepadaku, dari ayahnya, Ibnu Nufair Al-Hadrami, bahwa ia mendengar Nawwas bin Sam’an Al-Kilabi. Muhammad bin Mihran Ar-Razi juga bercerita kepadaku. Lafal hadits miliknya. Walid bin Muslim bercerita kepada kami, Abdurrahman bin Zaid bin Jabir Ath-Tha’i bin Yahay bin Jabir Ath-Tha’i bercerita kepada kami, dari Abdurrahman bin Jabir bin Nufair, dari ayahnya, Jabir bin Nufair, dari Nawwas bin Sam’an, ia berkata:
“Suatu pagi, Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassalam menyebut-nyebut Dajjal, beliau melirihkan dan mengeraskan suara, hingga kami mengira Dajjal berada di balik pepohonan kurma. Kami pergi meninggalkan beliau, lalu kami kembali lagi, beliau mengetahui hal itu lalu bertanya, ‘Ada apa dengan kalian?’ Kami menjawab, ‘Wahai Rasulullah, engkau menyebut-nyebut Dajjal, lalu engkau melirihkan dan mengeraskan suara, hingga kami mengiranya berada di balik pepohonan kurma.’
Beliau lantas bersabda, ‘Bukan Dajjal yang lebih aku khawatirkan pada kalian. Jika ia muncul sementara aku berada di antara kalian, akulah pembela kalian. Namun, jika ia muncul sementara aku tidak ada di antara kalian maka setiap orang adalah pembela bagi dirinya sendiri, dan Allah adalah penggantiku atas setiap muslim. Dajjal adalah seorang pemuda, berambut ikal, dan matanya menonjol. Ia mirip Abdul Uzza bin Qathan. Barangsiapa di antara kalian menjumpainya, bacakan awal-awal surah al-Kahfi di hadapannya. Dajjal akan muncul di antara Syam dan Irak, lalu ia berbuat kerusakan di sana-sini. Wahai hamba-hamba Allah! Teguhlah kalian!’
Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, seberapa lama ia berada di bumi?’
Beliau menjawab, ‘Empat puluh hari. Satu hari seperti satu tahun, satu hari seperti satu bulan, satu hari seperti satu pekan, dan hari-hari berikutnya sama seperti hari-hari kalian.’
Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, satu hari seperti satu tahun itu, apakah cukup bagi kami untuk shalat satu hari?’
Beliau menjawab, ‘Tidak, perkirakanlah waktunya.’
Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, seperti apa kecepatannya di bumi?’
Beliau menjawab, ‘Laksana awan yang dihembuskan angin. Dajjal kemudian mendatangi suatu kaum, lalu menyeru mereka, mereka pun beriman dan memenuhi seruannya. Dajjal memerintahkan awan menurunkan hujan, hujan pun turun. Ia memerintahkan bumi mengeluarkan tanaman, bumi pun mengeluarkan tanaman, hewan-hewan ternak mereka kemudian pulang pada sore hari dengan punuk-punuk sangat tingi, lambung yang lebar, dan kantong susu yang berisi. Kemudian Dajjal mendatangi kaum yang lain, lalu menyeru mereka, mereka kemudian menolak kata-katanya. Dajjal kemudian pergi meninggalkan mereka, mereka kemudian tertimpa kemarau hingga tidak memiliki harta benda apa pun. Lalu dajjal mendatangi perkampungan yang tinggal puing-puing dan berkata kepadanya. ‘Keluarkan harta simpananmu!’ Maka dajjal meninggalkannya dan kekayaan-kekayaan bumi mengikuti seperti ratu lebah. Ia kemudian memanggil seorang pemuda belia, lalu ia penggal dengan pedang dan ia potong menjadi dua bagian, dan ia lemparkan sejauh sasaran panah. Kemudian ia panggil pemuda itu, ia pun datang menghadap dengan wajah berseri dan tertawa. Saat ia berada dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba Allah mengutus Al-Masih putra Maryam. Nabi Isa turun di Menara Putih di sebelah timur Damaskus dengan mengenakan dua pakaian merah seraya meletakkan kedua tangannya di atas sayap dua malaikat. Jika ia menundukkan kepala, air menetes. Dan jika ia mengangkat kepala, keringat bercucuran laksana biji-biji mutiara. Tidaklah orang kafir mencium bau dirinya kecuali mati, dan bau nafasnya sejauh matanya memandang. Ia kemudian mencari Dajjal, hingga menemukannya di Bab Ludd, lalu membunuhnya.
Isa mencari Dajjal ingga menemuinya di pintu Ludd lalu membunuhnya. Setelah itu Isa putra Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan tingkatan-tingkatan mereka di surga. Saat mereka seperti itu, Allah mewahyukan padanya, ‘Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku, tidak ada yang bisa memerangi mereka, karena itu giringlah hamba-hamba-Ku keThur.’ Allah mengirim Ya’jj dan Ma’juj, mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Bagian depan melindasi danau Thabariah dan meminum airnya, kemudian yang belakang melintasi, mereka berkata, ‘Sugguh, tadinya di sini ada air.’ Nabi Allah Isa dan para sahabatnya terkepung, hingga kepala kerbau milik salah seorang dari mereka lebih baik dari uang seratus dinar milik salah seorang dari kalian saat ini. Nabi Allah Isa dan para sahabatnya kemudian berdoa kepada Allah, Allah lantas mengirim cacing-cacing di leher mereka, hingga mereka semua mati sekaligus. Nabi Allah Isa dan para sahabatnya kemudian singgah di suatu tempat. Tidaklah mereka mendapatkan tempat selebar satu jengkal pun, melainkan pasti dipenuhi lemak dan bau busuk mayat Ya’juj dan Ma’juj. Nabi Allah Isa dan para sahabatnya kemudian berdoa kepada Allah, Allah kemudian mengirim burung-burung seperti leher unta, lalu membawa bangkai mereka dan melemparkannya ke tempat yang dikehendaki Allah. Lalu Allah mengirim hujan kepada mereka, tidak ada rumah dari bulu atau rumah dari tanah yang menghalangi turunnya hujan, hujan itu membasahi bumi hingga meninggalkan genangan di mana-mana. Kemudian dikatakan kepada bumi, ‘Keluarkan tumbuh-tumbuhanmu, dan kembalikan berkahmu.’ Saat itu, sekelompok orang memakan delima dan berteduh di bawah kulit-kulitnya. Allah memberkahi air susunya, hingga susu unta cukup untuk sekian banyak orang, susu sapi cukup untuk satu kabilah, susu kambing cukup untuk sejumlah kerabat. Saat mereka berada dalam kondisi seperti itu, Allah mengirim angin sepoi, lalu berhembus di bawah ketika mereka dan mencabut nyawa setiap orang mukmin dan muslim, ang tersisa hanya orang-orang jahat, mereka melakukan hubungan badan layaknya keledai. Dan mereka itulah orang-orang yang tertimpa kiamat’.”[DP]