Oleh: Ali Maulida, S.S, M.Pd.I
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:
“Berlindunglah kalian dari api neraka walaupun dengan separuh kurma”. (Muttafaq ‘Alaih)
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam adalah manusia yang sangat sayang kepada umatnya. Segala hal yang membawa manfaat bagi umatnya telah beliau jelaskan, dan beliau perintahkan mereka untuk mengerjakannya. Demikian pula, segala hal yang dapat membahayakan umatnya telah beliau terangkan, beliau telah pula melarang mereka darinya, dan memperingatkan mereka agar tidak terjatuh pada perkara itu. Beliau sangat khawatir akan bahaya yang dapat menimpa umatnya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Karena itulah, beliau sangat antusias mendorong umatnya untuk selalu memperbanyak amal sholih.
Setiap kebaikan yang dilakukan oleh seorang muslim pada hakikatnya akan mendatangkan manfaat bagi dirinya sendiri, dan disaat yang sama menghilangkan mudhorot yang mungkin ia alami. Tentu semuanya adalah karena rahmat Alloh ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Barangsiapa mengerjakan amal yang sholeh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri. Barangsiapa mengerjakan keburukan, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri. Tidaklah Robb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya”. (QS. Fushshilat [41]: 46)
Manfaat terbesar dan teragung yang didambakan oleh seorang muslim tentunya adalah surga dengan segala bentuk kenikmatan di dalamnya. Dan, mudhorot terbesar yang setiap muslim sangat ingin terhindar dan terlindungi darinya adalah siksa neraka. Oleh karena itu, Rosulullohsholallohu alaihi wasallam berwasiat dengan memotivasi umatnya agar memperbanyak amal yang dapat menghindarkan mereka dari siksa neraka.
Sedekah adalah salah satu amal yang sangat mulia di sisi Alloh subhanahu wa ta’ala. Hadits Rosululloh sholallohu alaihi wasallam di atas menunjukkan betapa agungnya pahala sedekah. Ia dapat mencegah dan melindungi orang yang bersedekah dari dahsyat dan panasnya siksa api neraka. Padahal panas api neraka 70 kali lipat dibandingkan panas api dunia. Panas yang tak terkira, dan tak ada satupun manusia yang mampu bertahan dari siksa yang demikian pedih.Wal’iyadzubillah, kita memohon perlindungan kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dari siksa neraka.
Berlindunglah Dari Api Neraka…
Adi bin Hatim rodhiallohu anhu menceritakan bahwa suatu hari Nabi sholallohu alaihi wasallammenyampaikan tentang perihal neraka. Beliau memalingkan wajah seraya mengucapkanisti’adzah (memohon perlindungan kepada Alloh ta’ala) dan bersabda:
“Berlindunglah kalian dari api neraka walaupun dengan separuh kurma. Barangsiapa tidak memilikinya maka hendaklah dengan kata-kata yang baik”. (HR. al-Bukhori dan Muslim)
Dalam hadits lain diriwayatkan bahwa beliau bersabda:
“Setiap kalian pasti akan diajak bicara oleh Robb-ya di akhirat kelak, dimana tidak ada penterjemah antara dia dengan Alloh. Lalu dia melihat ke sebelah kanannya, dan yang terlihat hanyalah apa yang telah dikerjakannya (di dunia). Dia pun melihat ke sebelah kiri, dan yang terlihat hanyalah apa yang telah dikerjakannya (di dunia). Lalu dia melihat ke depan, dan yang ia lihat hanya ada neraka di hadapannya. Karena itu, berlindunglah kalian dari api neraka walaupun dengan separuh kurma. Barangsiapa tidak memilikinya maka hendaklah dengan kata-kata yang baik”. (HR. al-Bukhori dan Muslim)
Dari hadits ini kita dapat mengambil beberapa pelajaran diantaranya; Rosululloh sholallohu alaihi wasallam memotivasi umatnya untuk bersedekah, baik dengan yang sedikit maupun banyak. Sabda beliau sholallohu alaihi wasallam “walaupun dengan separuh kurma” menunjukkan betapapun kecilnya sedekah yang diberikan, ia bermanfaat besar bagi pelakunya. Ia dapat menjaga dan melindungi pelakunya dari api neraka.
Sudah barang tentu dalam mengejar kebaikan selayaknya seorang muslim berantusias untuk melakukannya dengan kadar yang banyak dan yang berkualitas. Bukan yang ‘alakadarnya’. Tentunya pada akhirnya hal itu disesuaikan dengan kadar kemampuannya. Walaupun demikian, di saat yang sama selayaknya pula ia terus berupaya mengoptimalkan kemampuannya itu.
Kemudian, hendaknya seseorang tidak menganggap rendah apa yang ia -ataupun orang lain- sedekahkan. Sedekah walaupun berupa sesuatu yang ringan sangatlah berarti bagi pelakunya kelak di akhirat, Rosululloh sholallohu alaihi wasallam menjelaskan bahwa amal tersebut dapat melindungi pelakunya dari api neraka.
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam juga bersabda:
“Janganlah kamu memandang remeh sekecil apapun suatu kebaikan”. (HR. Muslim)
Kurma yang dibelah menjadi dua, tentu dari segi nilai materinya sangatlah ringan, bahkan mungkin mayoritas orang memandangnya tak lagi berharga. Apalah arti separuh kurma…? Banyak orang yang mungkin tak menyangka, sesuatu yang ‘tak bernilai’ itu diucapkan oleh lisan manusia termulia, dan beliau kabarkan merupakan sebentuk amal yang sangat bernilai di akhirat kelak. Saat dimana semua manusia masing-masing sangat bersandar pada amal mereka ketika dahulu di dunia. Jika demikian halnya suatu amal yang ringan, bagaimana pula halnya dengan amal yang besar…?
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Alloh tidaklah menzholimi seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Alloh akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar”. (QS. an-Nisa [4]: 40)
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”. (QS. az-Zalzalah [99]: 7)
Amal Kecil Tetap Berpahala Besar
Alloh ta’ala tidak akan mengurangi pahala bagi seorang mukmin yang mengerjakan kebaikan walau sekecil apapun. Bahkan jika hamba-Nya tadi berbuat kebaikan, pahalanya akan dilipatgandakan oleh-Nya. Alloh subhanahu wa ta’ala adalah Asy-Syakūr dan Asy-Syākir (Yang Maha Mensyukuri). Alloh membalas amal hamba-Nya dengan bentuk yang jauh lebih baik. Dia tidak akan menyia-nyiakan amalan para hamba-Nya yang beramal. Bahkan, Dia melipatgandakan pahala atas amal para hamba-Nya tanpa perhitungan. Dia menerima setiap amal sholih hamba-Nya meskipun sedikit, dan amal yang sedikit itu dibalas dengan pemberian yang banyak dan berlipat-lipat.
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
لْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (8) وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ (9)
“Timbangan (atas amal) pada hari itu (di akhirat) adalah kebenaran (keadilan). Barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Barangsiapa yang ringan timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami”. (QS. al-A’rof [7]: 8-9).
Oleh karena itu, mari kita berpacu, berlomba dengan memperbanyak sedekah, seraya berharap agar Alloh subhanahu wa ta’ala menerimanya, dan menjadikan amal-amal tersebut sebagai salah satu pemberat timbangan kita di akhirat kelak. [Nz/Gerimis/Fajri]