PANJIMAS.COM – Isyarat- isyarat ilmiah di dalam sunah nabawiyah merupakan bukti kebenaran nubuwah Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, Dr. Zaglul An Najar menyebutkan di dalam Al i’jaz Al ilmi fi As sunnah An nabawiyah kaidah dalam mengaitkan hadits nabi dengan fakta ilmiah, diantaranya; hendakanya memilih hadits yang di dalamnya terdapat isyarat ilmiah dan memperhatikan derajat hadits dari sisi kesahihannya dan menghindari hadits maudhu, serta mengumpulkan hadits- hadits yang semakna dalam satu tema, karena satu sama lainnya saling mejelaskan dan menguatkan, dan memahami lafadz hadits sesuai kaedah dalam bahasa arab.
RAHASIA TIDUR RASULULLAH
عن البراء بن عازب رضي الله عنهما قال : قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا أتيت مضجعك فتوضأ وضوءك للصلاة ثم اضطجع على شقك الأيمن، وقل: اللهم إني أسلمت نفسي إليك ووجهت وجهي إليك وفوضت أمري وألجأت ظهري إليك رهبة ورغبة إليك لا ملجأ ولامنجا منك إلا إليك آمنت بكتابك الذي أنزلت وبنبيك الذي أرسلت فإن مت مت على الفطرة فاجعلهن آخر ما تقول، فقلت: أستذكرهن، وبرسولك الذي أرسلت، قال: لا وبنبيك الذي أرسلت.(متفق عليه)
Dari Barra bin Azib radiallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Jika engkau hendak menuju pembaringanmu, maka berwudhulah seperti engkau berwudhu unuk shalat, kemudian berbaringlah dirusukmu sebelah kanan lalu ucapkanlah, “Ya Allah sesungguhnya ku menyerahkan jiwaku kepadaMu, kuhadapakan wajahku kepadaMu, kuserahkan segala urusanku hanya kepadaMu, kusandarkan punggungku kepadaMu semata, dengan cemas dan harap kepadaMu, aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada nabi yang Engkau”. Dan dan hendakalah engkau jadikan doa tadi sebagai penutup dari pembicaaraanmu malam itu. Maka jika engkau meninggal pada malam itu niscaya engkau meninggal di atas fitrah”.
Hadits diatas diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam bab fadhilah tidur dalam keadaan suci no 247, dan juga Imam Muslim dalam bab doa yang diucapakan ketika hendak tidur no 2710.
Dalam hadits di atas Rasulullah mengajarkan kepada umatnya tiga perkara sunah yang hendakanya dilakukan oleh seorang muslim ketika tidur.
- Wudhu sebelum tidur, sehingga dia tidur dalam keadaan suci dan dijauhkan dari gangguan syetan.
- Tidur di atas rusuk sebelah kanan.
- Berdoa, sehingga doa tadi menjadi penutup pembicaraan pada malam hari.
Diantara adab tidur yang diajarkan rasulullah adalah berbaring di atas rusuk kanan, dan di sisi lain rasulullah melarang untuk tidur tengkurap.
عن يعيش بن طخفة الغفاري عن أبيه قال: أصابني رسول الله -صلى الله عليه وسلم- نائماً في المسجد على بطني، فركضني برجله، وقال: مالك ولهذا النوم، نومة يكرهها الله أو يبغضها الله.
Dari Yaisy bin Thahfah Al ghifari dari bapaknya berkata, “ suatu ketika rasulullah mendapatiku tidur tengkurap lalu belia membangunkanku dengan kakiku, dan bersabda,” ada apa denganmu sehingga tidur dengan posisi seperti ini, tidur seperti ini dibenci dan dimurkai Allah.
Ilmu kedokteran modern mengungkapakan bahwa posisi tidur yang paling baik adalah berbaring pada sisi rusuk sebelah kanan, di sisi lain para pakar juga menerangkan bahaya tidur tengkurap, apalagi tidurnya pulas dan lama karena saat tidur tengkurap otomatis otot dada/ otot pernapasan tidak dapat mengembangkan dada dengan baik dan maksimal, sehingga aliran oksigen menjadi lebih sedikit dan bisa berakibat sesak napas.
Demikian juga dengan tidur pada sisi kiri badan ternyata tidak baik untuk kesehatan, terutama organ jantung. Hal ini dikarenakan saat tidur dengan posisi ini, maka paru- paru sebelah kanan yang berukuran lebih besar akan menekan kearah jantung, yang sangat mempengaruhi kinerja jantung, terutama bagi orang yang berusia lanjut.
Adapun tidur dengan terlentang mengakibatkan pernapasan yang seharusnya melalui hidung bertumpu pada mulut. Hal ini disebabkan karena pada saat tidur terlentang maka mulut akan terbuka karena meregangnya rahang bawah. Sehingga menyebabkan tidak tersaringnya oksigen yang masuk ketubuh, dan mengakibatkan terserangnya dengan berbagai macam penyakit. Selain itu bernafas lewat mulut akan mengakibatkan keringnya rongga mulut sehingga dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada gusi.
TIDUR MIRING KE KANAN
Inilah posisi tidur terbaik yang diajarkan Rasulullah, sehingga Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan di dalam Zaadul Ma’ad, “ posisi miring ke kanan ketika tidur adalah paling baik karena dengannya makanan dapat menempati lambung dengan baik”. (Zaadul Ma’ad 4/220)
Pada saat tidur dalam posisi ini jantung hanya akan terbebani oleh paru- paru kiri yang berukuran kecil. Selain itu posisi ini menempatkan hati pada posisi yang stabil. Dan pula sangat baik untuk pencernaan, penelitian menunjukan saat kita tidur dengan menyamping ke kanan, makanan akan mampu dicerna oleh usus dalam 2,5 sampai 4,5 jam, sedangkan dalam posisi tidur yang lain makanan baru akan selesai dicerna setelah 5 sampai 8 jam. Wallahu A’lam
[AH]