PANJIMAS.COM – Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rab semesta alam, shalawat beriring salam kita haturkan kepada nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarga, sahabat, serta pengikut beliau hingga akhir zaman, Amma ba’du
Hari Tasyrik atau hari ke 11,12,13 dari bulan Dzulhijjah merupakan hari untuk berdzikur dan bersyukur kepada Allah, memang seharusnya setiapindividu muslim bersyukur dan berdzikir setiap waktu, namun dihari-hari ini sangat ditekankan.
Diriwayatkan dari Nubaisyah Al-Hudzali, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أيام التشريق أيام أكل وشرب وذكر الله
“Hari-hari tasyriq adalah hari-hari (waktunya) makan dan minum dan berzikir kepada Allah”. (HR.Muslim)
Dari Abdullah bin Qarth, Rasulullah bersabda,
إنَّ أَعْظَمَ الأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ
“Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah Tabaroka wa Ta’ala adalah hari Idul Adha dan yaumul qorr (hari tasyriq).”
Hari tasyriq disebut yaumul qorr karena pada saat itu orang yang berhaji berdiam di Mina, hari-hari ini merupakan penutup dari musim ketaatan yang mulia, maka para haji meyempurnkan hajinya, dan selain haji mengakhirinya dengan semakin bertaqarrub kepada Allah Azza Wa Jalla dengan qurban dan dzikir setelah ia beramal shalih pada sepuluh pertama.
Hari Bertakbir
Sangat ditekankan pada hari-hari ini takbir muqayyad (terikat) seusai shalat 5 waktu, dan takbir muthlaq di setipa waktu sampai tenggelam matahri di hari ketiga belas.
Umar bin Khattab berdzikir di Minna kemudian orang-orang yang di masjid mendengar takbirnya ikut serta bertakbir, begitu pula kaum muslimin yang di pasar.
Berkumpulnya Nikmat Hati dan Badan.
Pada hari tasyriq terkumpullah berbagai macam nikmat badaniyah dengan makan dan minum, juga terdapat nikmat qolbiyah (nikmat hati) dengan berdzikir kepada Allah. Dan sebaik-baik hati adalah yang sering berdzikir dan bersyukur. Dengan demikian nikmat-nikmat tersebut akan menjadi sempurna.
Gunakan Kenikmatan untuk Memperbanyak Ketaatan
Ibnu Rajab Al Hambali berkata dalam mengomentari hadits
“Hari-hari tasyriq adalah hari-hari (waktunya) makan dan minum dan berzikir kepada Allah”. (HR.Muslim)
“Dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa makan dan minum pada saat hari raya adalah dianjurkan untuk memperbanyak dengannya dziki rdan ketaatan.”
Doa Sapu Jagad di Hari Tasyriq
Allah Ta’ala berfirman,
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Rab kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka].” (QS. Al Baqarah: 200-201)
Dari ayat ini kebanyakan ulama salaf menganjurkan membaca do’a “Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” di hari-hari tasyriq. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh ‘Ikrimah dan ‘Atho’.
Do’a sapu jagad ini terkumpul di dalamnya seluruh kebaikan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallampaling sering membaca do’a sapu jagad ini. Anas bin Malik mengatakan,
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ »
“Do’a yang paling banyak dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Allahumma Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Wahai Allah, Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka].
Di dalam do’a telah terkumpul kebaikan di dunia dan akhirat. Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Kebaikan di dunia adalah ilmu dan ibadah. Kebaikan di akhirat adalah surga.” Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Kebaikan di dunia adalah ilmu dan rizki yang thoyib. Sedangkan kebaikan di akhirat adalah surga.”
Dan do’a juga termasuk dzikir, bahkan do’a termasuk dzikir yang paling utama.
Diriwayatkan dari Al Jashshosh, dari Kinanah Al Qurosy, dia mendengar Abu Musa Al Asy’ariy berkata ketika berkhutbah di hari An Nahr (Idul Adha), “Tiga hari setelah hari An Nahr (yaitu hari-hari tasyriq), itulah yang disebut oleh Allah dengan ayyam ma’dudat (hari yang terbilang). Do’a pada hari tersebut tidak akan tertolak (pasti terkabul), maka segeralah berdo’a dengan berharap pada-Nya.”
Diringkas dari http://www.saaid.net/mktarat/eid/29.htm, dengan beberapa tambahan dari Lathaiful Maarif karya Ibnu Rajab. [AH]