(Panjimas.com) – Gerhana matahari merupakan salah satu pertanda dari ke-Agungan Allah, dimana di dalamnya disyari’atkan shalat kusuf yang bertujuan memohonkan kembalinya cahaya matahari. Dalam shalat kusuf sendiri ada beberapa amalan sunnah yang berkaitan dengannya, seperti halnya amalan sunnah yang ada pada beberapa shalat sunnah muakkadah seperti shalat ‘id atau istisqa’. Maka dibawah ini adalah beberapa amalan sunnah yang berkaitan dengan shalat kusuf :
- Disunnahkan mandi besar sebelum melaksanakannya
- Dilaksanakan ditempat dimana biasa dilaksanakannya shalat jum’at
- Tidak ada adzan dan iqamah, akan tetapi diganti dengan seruan “الصلاة جامعة” seperti dalam hadits riwayat Abdullah bin ‘Amru :
لماكسفتالشمسعلىعهدرسولاللهصلىاللهعليهوسلمنوديإنالصلاةجامعة
“Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW shalat diserukan ‘Ash-shalaatu Jaami’ah.” (HR. Bukhari)
- Memperbanyak dzikir kepada Allah, istighfar, bertakbir dan sedekah, banyak mendekatkan diri kepada Allah disaat terjadi Hal ini berdasar sabda Nabi SAW :
إِنَّالشَّمْسَوَالْقَمَرَآيَتَانِمِنْآيَاتِاللَّهِلايَخْسِفَانِلِمَوْتِأَحَدٍوَلالِحَيَاتِهِفَإِذَارَأَيْتُمْذَلِكَفَادْعُوااللَّهَوَكَبِّرُواوَصَلُّواوَتَصَدَّقُوا
“Matahari dan Bulan merupakan dua pertanda dari banyaknya tanda-tanda Allah, tidaklah ia terjadi karena kematian seseorang, dan tidak pula karena kelahiran seseorang, maka jika kalian menyaksikannya berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari)
- Dilaksanakan secara jama’ah, dikarenakan Rasulullah SAW melaksanakannya secara jama’ah.
Sedangkan Imam Abu Hanifahdan Imam Malik berpendapat bahwasanya, pelaksanaan shalat gerhana matahari itu munfarid, tidak dengan jama’ah. Pendapat mereka berdasarkan perbuatan Rasulullah SAW yaitu beliau melaksanakan shalat gerhana secara jama’ah adalah shalat gerhana bulan saja, sedangkan disaat gerhana matahari tidak demikian. Juga di karenakan tidak adanya dalil yang menyatakan akan hal ini. Wallahua’lam bish shawwab
Penulis, Nisa Fuadz