(Panjimas.com) – Sebagai seorang Muslim, sudah sepantasnya untuk selalu membaca Al Qur’an setiap hari. Apalagi bagi seorang Mukmin, maka membaca Al Qur’an sudah semestinya dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan tidak hanya sambil lalu saja.
Tingkatan selanjutnya, jika seorang Muslim sudah bisa membaca Al Qur’an dengan benar dan lancar, maka hendaklah ia memahami isinya dan kemudian diamalkan semampunya. Sebab bagi seorang Mukmin, Al Qur’an merupakan sebuah penerang bagi manusia dalam menjalani kehidupan.
Selain itu, dalam sebuah hadits, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengumpamakan seorang Mukmin yang membaca Al Qur’an itu ibarat buah utrujah yang memiliki bau yang sangat wangi dan rasa yang manis. Barangkali kalau diibaratkan seperti buah nangka, yang memiliki wangi yang sedap juga memiliki rasa yang manis. Al Qur’an bermanfaat buat dirinya juga buat orang lain. Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ
Artinya: “Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al Qur’an seperti buah utrujah yang memiliki wangi yang sedap dan rasa yang manis. Sedangkan perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an ibarat buah tamar (kurma) yang tidak memiliki bau namun rasanya manis. Adapun perumpamaan seorang munafiq yang membaca Al Qur’an ibarat buah roihanah yang memiliki wangi yang sedap tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan seorang munafiq yang tidak membaca Al Qur’an ibarat buah handzholah yang tidak memiliki bau dan rasanya pahit”. (HR. Muslim, 1896)
Semoga kita semua digolongkan oleh Allah SWT sebagai hamba-hamba-Nya yang selalu melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an, senantiasa mentadaburi Al Qur’an dan mengamalkan isi Al Qur’an semampu kita sebagai bekal menghadapi kehidupan di akhirat nanti. [GA/dbs]