JAKARTA (Panjimas.com) – Di awal Ramadhan 2016 lalu, Ahmad Zaki (32) bersama beberapa kawannya membentuk sebuah komunitas kecil bernama GerakBareng Community yang diharapkan dapat menangani proses pemulihan pasca kebakaran di Simprug, Jakarta Selatan. Sejak itu, terlintas di pikirannya untuk memperluas cakupan komunitas baru besutannya tersebut.
Ia membuat sebuah tulisan di akun media sosial pribadinya untuk mengajak orang-orang di dalam daftar pertemanan yang aa miliki untuk bergabung bersama dirinya, dan beberapa kawan yang sudah tergabung untuk menebar manfaat pada sesama melalui GerakBareng Community. Tak butuh waktu lama sejak tulisan ajakan dipublikasikan, tergabunglah 140 orang yang mengungkapkan minat untuk bergabung.
Guna mengakomodir ke-140 orang tersebut, Bang Zaki – begitu ia akrab disapa, membentuk sebuah grup yang berbasis perangkat bergerak untuk memudahkan komunikasi sesama anggota komunitas. Selain grup besar, Gerak Bareng Community masih terbagi menjadi tim- tim kecil untuk mengeksekusi kasus-kasus yang ditangani, agar lebih fokus.
Bang Zaki sengaja memilih jalur independen -seperti komunitas- agar keberadaan Gerak Bareng Community bukan menjadi pesaing bagi yayasan dan lembaga kemanusiaan yang sudah ada. Namun, kehadirannya justru diharapkan dapat membuat pola sinergi dengan mereka untuk menebar manfaat yang lebih besar dengan cakupan yang lebih luas.
“Ingat, yang terpenting bukan apa yang kita dapatkan. Kita lakukan ini dengan ikhlas, dengan sukarela.” Hal inilah yang berkali-kali ditekankan olehnya pada setiap relawan yang tergabung di GerakBareng Community.
Zaki pun tak mengkhawatirkan dana operasional dan donasi untuk mustahik. Prinsipnya tegas. Menyatakan bahwa Allah Yang Maha Kaya lah yang akan memberikan jalan keluar. “Yang penting kita bergerak!,” ujarnya.
Zaki percaya bahwa donatur akan memberikan kepercayaannya sejalan dengan yang kita kerjakan. Terlebih lagi Gerak Bareng Community memberikan pendampingan hingga tuntas, bukan hanya sekedar bantuan dana yang bersifat charity yang tidak menyelesaikan masalah hingga ke akarnya.
Keragaman profesi dan keahlian relawan yang tergabung di dalam GerakBareng Community pun diakuinya sebagai sebuah aset yang sangat berpengaruh pada keseluruhan sistem gerakan tersebut.
Ia menambahkan, bahwa setiap relawan sudah memiliki personal branding yang baik dalam lingkaran pertemanannya, maka tak perlu khawatir tentang bendera yayasan, donatur sudah percaya dengan para relawan yang tergabung.
“Sejauh ini, Gerak Bareng Community telah mendampingi beberapa kasus mustahik. Mulai dari melunasi biaya kontrakan janda miskin, bantuan modal usaha dhuafa, dan pendampingan pengobatan anak-anak dengan penyakit berat seperti kanker dan tumor.
Sekilas Ahmad Zaki
Bagi Zaki, komunitas gerak bareng ini ada, mengingat kemiskinan, kedukaan, dan kesulitan para dhuafa selalu menjadi hal yang meresahkan pikirannya. Ia tidak pernah kehabisan semangat untuk terus bergerak dan turun secara langsung membantu meringankan kesulitan para mustahik yang membutuhkan.
Lelaki yang lama bergelut di bidang kemanusiaan ini, selalu ringan melangkah setiap ia menyaksikan nestapa di negerinya. Saat akhir September 2016, ketika Garut, Jawa Barat, dilanda musibah banjir bandang, Zaki berkumpul bersama para relawan lain untuk membantu para korban.
Sepulangnya dari Garut, Zaki masih berkoordinasi dengan relawan lain untuk membantu proses rehabilitasi dan pemulihan pasca bencana. Belum lepas segala penat yang menggantung usai kepulangannya, telepon genggamnya kembali berdering membawa kabar tentang seorang anak yang mengidap tumor wajah dan butuh penanganan segera.
Keresahan pendiri komunitas Punk Muslim ini belum juga hilang. Belum selesai menangani si anak dengan tumor di wajah, telepon genggamnya sudah kembali memberi kabar tentang mustahik lainnya. Pikirannya kembali terusik dengan keterbatasan yang ia miliki.
Dalam hatinya ia berangan tentang sebuah gerakan kemanusiaan yang di dalamnya terdapat manusia-manusia berhati baik yang memiliki keresahan yang sama dengan dirinya tentang kesulitan para mustahik. Begitulah sekilas sosok Ahmad Zaki yang dikenal humoris ini. (desastian)