SOLO, (Panjimas.com) – Muallaf Center Soloraya (MCS) menyelenggarakan “Ngaji Bareng MCS” di Graha Nino jalan Ahmad Yani 335, Manahan, Solo, sabtu (14/5/2016) siang. Dalam agenda acara Grand Opening tersebut, MCS mengundang ustadz Abu Fatiah Al Adnani sebagai pembicaranya.
Ustadz Muhammad Daniel Warisi ketua MCS dalam sambutannya mengatakan program Ngaji Bareng MCS merupakan agenda satu bulanan. Harapannya kedepan akan mengadakan kajian di masjid-masjid untuk mendongkrak peserta yang hadir.
“Alhamdulillah sudah satu tahun MCS berdiri meski diresmikan baru lima bulan yang lalu, kajian ini bertujuan untuk mewadahi orang muallaf baik yang baru masuk islam, maupun orang yang butuh wadah, yang betul-betul membutuhkan bimbingan Islam” ucap Harist nama sapaannya.
Ustadz Abu Fatiah pada acara tersebut menyampaikan tema “Dunia Itu Milik 4 Manusia” sebagai maksud untuk belajar menjadi hamba pilihan yang paling mulia disisi Allah.
“Yang pertama hamba yang diberi harta yang melimpah dan diberi ilmu, yang kedua adalah hamba yang diberi ilmu tapi tidak diberi kekayaan harta, yang ketiga seorang hamba yang diberi harta tapi sayang tidak diberi pemahaman agama atau tidak berilmu, dan yang keempat hamba yang tidak diberi harta dan juga tidak diberi pemahaman agama atau ilmu” ucap ustadz Abu Fatiah.
Lebih lanjut ustadz Abu Fatiah menyimpulkan dari hadist tersebut minimal ada dua pesan yang bisa di ambil pelajaran bagi seorang muslim.
“Pertama hadist ini menjelaskan keutamaan ilmu dan ulama, Allah akan memberikan al Hikmah kepada siapa saja yang dikehendaki, maka barang siapa diberikan al hikmah sungguh dia diberikan kebaikan. Yang kedua ilmu menyelematkan dari fitnah harta” jelasnya.
Sementara itu Ketrin salah satu peserta muallaf diberi kesempatan untuk menceritakan pengalamannya ketika masuk Islam. Dirinya memahami bahwa tidak mudah menjalani Islam karena ujian dari Allah selalu datang.
“Saya dulu katolik tapi waktu itu SMP saya sering main ke tempat kost mahasiswi yang Islam, saya baca buku merah itu kok bagus, saya tidak tahu kalau itu Al Qur’an. Dari situ saya tertarik, setelah kuliah saya masuk Islam dan belajar Islam. Namun Allah kasih ujian bermacam-macam tapi saya yakin ini sebagai ujian saiki koe meh ngopo gitu ya, tetep Islam opo ora” kisah Ketrin. [SY]