(Panjimas.com) – Setelah pada edisi lalu kita mencoba mengenal sosok Abu Bakar Ash-Siddiq RA, sekarang kita akan mengulas sedikit tentang Khulafaur Rasyidin setelah beliau, yakni ‘Umar bin Khattab RA.
‘Umar bin Khattab berasal dari Bani Adi. Nama lengkap beliau Hafs Al-Qurasy Al-‘Adawy Al-Faruq ‘Umar bin Al-Khattab bin Naufal bin ‘Abdul ‘Uzza bin Riyah bin Qurth bin Razah bin ‘Adi bin Ka’b bin Luayy RA. Ibu beliau bernama Hantamah binti Hasyim, dari Bani Makhzum.
Oleh Nabi Muhammad SAW, ‘Umar dijuluki Al-Faruq, yang maknanya orang yang bisa membedakan antara haq dan bathil.
Pada zaman jahiliyah keluarga ‘Umar tergolong kelas menengah. Beliau bisa membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka.
Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani di Makkah. Dikenal sebagai peminum berat. Namun setelah masuk Islam, beliau tak lagi mau menyentuh khamr sama sekali, walau belum diturunkan larangannya secara tegas.
Pada mulanya ‘Umar sangat antipati terhadap dakwah Nabi SAW. Beliau menjadi lawan yang paling diperhitungkan oleh kaum Muslim. Oleh karena pemuda itu memang memiliki reputasi sangat baik sebagai ahli strategi perang. Bahkan beliau adalah orang yang paling banyak dan paling sering menyiksa pengikut Rasulullah SAW.
Pada puncak kebenciannya, ‘Umar pun berencana akan membunuh Nabi Muhammad SAW. Namun saat dalam perjalanan, beliau bertemu Nu’aim bin Abdullah yang menyampaikan kabar bahwa saudari beliau sendiri telah masuk Islam. Maka beliau marah dan kembali pulang untuk menemui dan menghukumnya.
Sesampainya di sana, ‘Umar menjumpai saudarinya sedang membaca Al-Qur’an surat Thoha ayat 1-8. Beliau semakin marah dan memukul saudarinya. Namun kemudian iba saat melihat darah pada diri adik sendiri. Kemudian beliau meminta untuk melihat bacaan itu. Maka hati beliau bergetar, lalu menyatakan masuk Islam.
Pada masa hijrah, ‘Umar pun turut serta berhijrah ke Madinah. Selanjutnya, beliau juga turut serta berjihat pada perang Badar, Uhud, Khaibar, serta penyerangan ke Syria. Beliau dikenal sebagai sahabat yang terdepan dalam membela Rasulullah SAW dan ajaran Islam.
Pada perjalanan selanjutnya sepeninggal Rasulullah SAW, ‘Umar ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai Khalifah.
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia. Dua negara adidaya saat itu, Persia dan Romawi, ditaklukkan oleh kekhalifahan ‘Umar bin Khattab.
‘Umar juga melakukan perluasan dan renovasi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, serta memulai proses kodifikasi hukum Islam.
Sebagai Amirul Mukminin, ‘Umar bin Khattab RA dikenal bergaya hidup sederhana.
Pada sekitar tahun ke-17 setelah hijrah, ‘Umar menginisiasi penanggalan Islam yang dihitung mulai saat peristiwa hijrah. Dan sampai kini penanggalan tersebut kita kenal dengan kalender Hijriyah.
Umar bin Khattab wafat pada 25 Dzulhijjah 23 H, dan dimakamkan di sebelah kiri makam Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawarah.[IB]