YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Seorang muallaf, Sisilia Prisma Indahayu Utami S.Pd, menegaskan bahwa sebagai Muslim, kita harus peduli dengan muallaf. Hal ini disampaikannya dalam sesi testimoni muallaf, dalam rangkaian kegiatan milad satu dasawarsa YAUMU (Yayasan Ukhuwwah Muallaf), Ahad (27/12/2015) pagi di Masjid Sunan Kalijaga, kampus UIN Yogyakarta.
“Waktu baru saja masuk Islam, teman-teman saya masih saja mengajak untuk melakukan doa pagi. Mereka sampai mendatangi saya, tapi saya tetap menolak. Sementara di saat seperti itu, yang dari kalangan muslim malah seolah nggak ada yang peduli,” ia berkisah di hadapan hampir 400-an hadirin.
Maka pantaslah kalau saat itu Sisilia merasakan ketidak-nyamanan menjalani hidup. Dirinya membuktikan bahwa menjadi muallaf memang banyak tantangan. Perubahan sikap keluarga secara drastis ia rasakan.
“Selama dua tahun awal saya menjadi muallaf, setiap kali pulang pasti selalu disambut dengan tangis berderai. Selalu ada argumen yang dihadapkan kepada saya agar saya kembali menjadi Kristen. Tapi alhamdulillah, selalu saja saya bisa menjawabnya. Karna memang Islam-lah agama yang benar ya,” kenangnya.
Ibu satu anak ini pun oleh keluarga dan teman-temannya pernah diperiksakan ke dokter dan tabib. Mereka mengira wanita yang berprofesi sebagai guru itu sakit atau diguna-guna. Setiap kali dokter menyatakan bahwa ia tidak apa-apa, mereka tetap tak pernah percaya.
Sisilia benar-benar mendapati bukti bahwa orang Kristen sangat tidak rela bila ada penganutnya yang masuk Islam. Katanya, “Dalam Kristen itu dikatakan, kalo ada satu orang bertobat (masuk Kristen, Red), maka seluruh penduduk surga bersuka cita.” Artinya wajar bila orang Kristen demikian getolnya mengajak orang masuk ke dalam agamanya.
“Waktu masih di jakarta, saya bingung harus mengadu ke siapa. Tapi sejak bertemu dengan YAUMU, rasanya saya mendapatkan rumah baru,” tambahnya. Dengan pengalaman seperti itu, maka wanita yang kini berdomisili di Semarang bersama suami ini mengingatkan hadirin untuk peduli kepada muallaf. “Maka sebagai muslim, kita harus peduli dengan muallaf,” tegasnya. [IB]