YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – “Agama yang jujur itu hanya Islam, yang lain ndak jujur. Karena mereka mengatakan bahwa Tuhan punya tandingan,” terang Drs. H. Sunardi Sahuri dalam tausyiyahnya di acara Tablingh Akbar milad satu dasawarsa YAUMU (Yayasan Ukhuwwah Muallaf), Ahad (27/12/2015) di Masjid Sunan Kalijaga, UIN Yogyakarta.
Da’i yang juga pengusaha ritel Yogyakarta ini menegaskan bahwa untuk menggapai agama yang jujur itu tak selalu mudah jalannya. Pak Nardi, sapaan akrabnya, memberikan contoh seorang mahasiswi asal Jakarta yang sempat disekap selama tiga bulan karena ketahuan masuk Islam, setelah sebelumnya beragama Kristen.
Tapi beruntung sekali mahasiswi itu karena sampai sekarang masih istiqamah dalam Islam dan sudah bisa hidup nyaman. Ia telah meninggalkan agama yang tidak jujur, agama yang mengatakan bahwa Isa AS anak Tuhan, padahal sebenarnya beliau seorang rasul. Nabi Isa dikatakan telah disalib, padahal sebenarnya yang disalib itu Judas Iscariot. Pak Nardi membacakan dengan fasih ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits, lalu menguraikannya di depan jamaah.
”Jadi, sungguh beruntung orang yang menjadi mukmin dan kecukupan,” jelasnya dengan mengutip ayat Al-Qur’an, “tapi itu ndak mudah.” Maka untuk membantu meringankan kesulitan materi maupun non materi para muallaf, Pak Nardi mengajak kaum muslimin untuk menginfaqkan sebagian hartanya untuk pendirian rumah singgah muallaf di Yogyakarta. [IB]