BANDUNG (Panjimas.com) – Ali Ghufron, Amrozi dan Imam Samudera ternyata memiliki pengaruh luar biasa bagi mantan preman geng motor Brigez, Bayu Ruben. Berkat dakwah mereka, Bayu Ruben kini bertaubat dari dunia kelam, menjadi muslim yang taat.
Kesaksian Ruben semakin menyingkap, bahwa ketiganya; Ali Ghufron, Amrozi dan Imam Samudera, bukanlah teroris, melainkan mujahid fie sabilillah.
Bayu Ruben kini mengaku sudah pensiun jadi penjahat. Pemeran ‘Kemod’ di sinetron Preman Pensiun itu tobat setelah bertemu terpidana terorisme Imam Samudera dan adiknya yang baik jadi korban serangan pembunuhan geng motor.
Uben menghuni Lapas Nusakambangan pada awal tahun 2000an sampai tahun 2010. Awalnya dia menghuni Lapas Permisan, namun karena tsunami, pria asli Bandung tersebut pindah ke Purwokerto berdampingan sel dengan Sumanto, mantan terpidana kasus pencurian mayat yang dikenal karena memakan mayatnya.
Stres di Purwokerto akibat Sumanto, Uben akhirnya dipindahkan ke Lapas Batu, penjara super maximum security, bersama para terpidana kasus-kasus berat lainnya. Di sana, ada juga trio kasus bom Bali yang sudah dieksekusi mati. Salah satu yang kerap bertemu dengan Uben adalah Imam Samudera.
“Ya, sering kasih saya tausiah, pengarahan, dengan Ali Gufron dengan Amrozi itu. Ternyata ya sosok teroris itu dampak baiknya buat saya ada,” terang Uben saat berbincang dengan detikcom di sela-sela acara halalbihalal organisasi kepemudaan (OKP) Brigez bersama wali kota Bandung Ridwan Kamil dan ustad Arifin Ilham, akhir pekan lalu.
Semenjak itu, Uben jadi rajin beribadah. Dia menyebut dirinya hijrah dengan belajar Al Quran, kitab dan sejumlah hadits. Semua hal itu membuatnya jadi semakin sadar sudah berlumur dosa, sejak masih berusia remaja.
“Di situlah saya mempelajari ilmu Allah, Al Quran. Sampai saya inget dosa saya ke orang tua, inget dosa-dosa saya dari yang besar sampai yang kecil,” terangnya.
Dalam acara halalbihalal, Uben terlihat khusyuk berdoa. Dia menjadikan semua aktivitasnya yang positif belakangan ini sebagai upaya tobat dan penebusan dosa. Bekas pentolan Brigez itu juga punya anak didik yatim piatu di kawasan Pamijahan. Seiring dengan kesuksesannya, kini harapannya kini hanya satu: bisa mengumrahkan atau menghajikan orang tua.
“Saya kasih masukan ke ibu saya itu pelan-pelan. Bu, Brigez itu sudah begini begini. Kaya dulu ngebunuh, ngejambret, ibaratnya perang tawuran sekarang kami sudah jadi OKP, malahan dzikir bareng,” urainya.
Selain bertemu Imam Samudera dkk, ada hal lain yang mendorong Uben tobat. Adiknya yang tak pernah berurusan dengan geng motor, tiba-tiba dibunuh karena balas dendam atas ulahnya. Uben merasa bersalah sejadi-jadinya.
“Karma yang saya rasakan saya kehilangan sosok adik saya, yang nggak tahu menahu permasalahan kakaknya, abangnya, sampai dia mati. Dia itu orang baik, salatnya juga rajin. Dia nggak pernah buat neko-neko, sampai dibantai sama musuh sampai meninggal. Padahal dia nggak tahu kalau abangnya itu yang punya masalah. Adik saya itu benar-benar orang rumahanlah, yang nggak pernah gaul sama sekali. Ya itulah karma. Oh, saya ingat saya pernah bunuh orang. Oh, adik juga dibunuh orang. Itu karmanya,” sesalnya. [AW/detik]