(Panjimas.com) – Mariana adalah seorang gadis muda yang berasal dari Venezuela yang terbilang cerdas. Dia bekerja di sebuah perusahaan advertmen. Mariana mengisahkan perjalanan hidupnya kepada saya bagaimana dia menemukan Islam, dan akhirnya mendapatkan hidayah masuk Islam.
Lahir dari keluarga Katolik yang taat, dia pun di doktrin oleh keluarganya tentang pengetahuan mengenai aqidah Katolik yang memuliakan ibu dari Nabi Isa AS. Dan tiba pada suatu ketika, Ayah yang sangat mencintainya, telah meninggalkan Mariana untuk selama-selamanya.
Setelah kematian Ayahnya, keluarga yang ia miliki satu-satunya adalah ibunya. Namun seiring berjalannya waktu, ibunya berubah menjadi ganas dan Mariana sering mendapatkan pukulan dari ibunya. Kadang tanpa alasan yang jelas, Mariana menjadi pelampiasan ibu kandungnya sendiri yang mendapatkan tekanan batin semenjak kepergian Ayahnya.
Seperti yang ia kisahkan, setelah Mariana mendapatkan intimidasi dan siksaan dari ibu kandungnya sendiri, Mariana pun akhirnya lari dari rumah, dan tinggal bersama orang tua sahabatnya yang cukup baik dengan dirinya. Dirumah sahabatnya itu, Mariana bisa kembali sekolah dan bekerja.
Setelah mendapatkan cukup uang, Mariana lalu pindah dari keluarga sahabatnya tersebut dan tinggal sendiri di apartemen yang dia sewa. Selain cerdas, Mariana juga seorang gadis muda yang mandiri dan tidak mau menggantungkan hidupnya pada orang lain.
Dan seperti remaja lain pada umummnya, Mariana juga aktif di sosial media (medsos), salah satunya adalah jejaring sosial Twitter. Dalam Twitter, orang mengenalnya sebagai gadis pencinta kucing, dan dia juga sangat ramah kepada semua sahabat yang menyapanya, dan hingga pada akhirnya Mariana mengenal seorang Ummahat yang berasal dari Eropa.
Berawal dari santernya berita-berita mengenai Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS), Mariana pun tertarik untuk mengetahui apa sebenarnya ISIS itu. Sebab saat itu, dari berita-berta yang ia terima, semuanya mengabarkan tentang keburukan dan kejelekan ISIS. Dalam benaknya saat itu, apakah ini ajaran agama Islam, membunuh, menculik, sadis, dan lain-lainnya.
Karena sumber berita yang ia peroleh dari media-media barat, Mariana akhirnya bertanya pada Ummahat dari Eropa tersebut. Ummahat dari Eropa ini kemudian menjelaskan apa itu ISIS, sejarah berdirinya, para mujahid dan tokoh pemimpin-pemimpinnya, hingga Ummahat tersebut menjelaskan dan meluruskan sejumlah kabar miring mengenai ISIS yang diberitakan oleh sejumlah media barat.
Dan setelah mengetahui cerita tentang ISIS, Mariana mulai mencari tahu lebih dalam tentang ISIS, dan apa saja yang dilakukan ISIS kepada orang Islam, warganya di Iraq dan Suriah, dan yang terpenting bagi dia adalah Mariana kemudian tahu cara ISIS memperlakukan wanita dengan cara-cara yang sangat terhormat.
Selain itu, Mariana juga semakin rajin untuk mengetahui lebih dalam mengenai Islam dan apa itu Islam. Dan Ummahat dari Eropa tersebut akhirnya menjelaskan secara perlahan dan pelan-pelan kepada Mariana bahwa untuk menjadi seorang Muslim, maka dia harus bersyahadat terlebih dahulu.
Maashaa Allah, meski hanya lewat Skype, Mariana akhirnya dibimbing oleh Ummahat dari Eropa tersebut untuk membaca kalimat syahadat, dan akhirnya ia pun bersyahadat, Asyhadu an-Laa Ilaaha Illallah wa Asyhadu an-na Muhammad Rasulullah.
Saat itu, banyak sahabat-sahabat di Twitter yang juga membantu dan memberi support kepada Mariana. Semenjak bersyahadat, Mariana semakin giat untuk belajar Islam. Karena di negaranya memang sulit menemukan orang Islam, akhirnya Mariana berusaha mencari teman yang bisa membantunya untuk mempelajari agaa Islam lebih mendalam.
Dari sahabatnya yang ada di Libya, Mariana melalui online belajar huruf Arab dan sekarang alhamdulillah sudah mulai bisa membaca Al Qur’an. Setelah itu, teman-teman di Twitter pun juga mengiriminya sejumlah Ebook mengenai agama dan ajaran Islam.
Dan saat ini, Mariana sedang mendalami buku dan belajar ilmu soal pentingnya Tauhid, dan belajar memahami apa itu Al Wala’ Wal Bara’. Maashaa Allah, seorang Muslim belum tentu pernah membaca buku-buku itu, tapi ternyata hidayah Allah itu memang sangat indah bagi orang yang berusaha mencarinya.
Hidayah itu datang kepada seorang gadis muda yang di negaranya sendiri tidak pernah melihat atau mendengar apa itu Islam, dan Qadarullah dia dipertemukan dengan sahabat-sahabat yang beragama Islam, yang membimbingnya dengan sabar untuk mengenal dan mempelajari Islam.
Kisah ini di ceritakan oleh Mariana kepada Najwen dan juga kepada saya, atas izin dia pula saya menuliskan kisah ini agar bisa menjadi ibrah bagi orang lain. Ibrah yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah, berdakwahlah walau hanya dengan tulisan.
Dan berdakwahlah selalu, berdakwah bukan untuk mencari nama atau pengikut, atau kenikmatan duniawi. Tapi berdakwahlah karena mengharap ridho Allah semata. Meskipun dakwah itu hanya dilakukan dari Direct Messsage (DM) ke DM, maka lakukanlah dengan ikhlas dan semoga apa yang kita lakukan menjadi hujjah kelak dihadapan Allah. [Sumber: Najwen & Ummu Sahara al-Indonesiani/Edt; GA]