(Panjimas.com) – Devi yang notabenya remaja fashionis, adalah seorang remaja yang sedang bekerja disebuah perusahan di kawasan Asia Tenggara dan menyukai korean style. Di jejaring sosial, Devi melihat berita-berita mengenai eksekusi tentara Syi’ah Shofawiy Iraq dan Syi’ah Nushairiyyah Suriah oleh mujahid Islamic State (IS) yang dulu dikenal dengan nama Islamic State of Iraq and Syam (ISIS).
Berawal dari rasa penasaran, maka Devi kemudian bertanya-tanya kepada sahabatnya bernama Arin yang tinggal satu flat dengannya. Arin dan Devi sempat berfikir dan bertanya jawab mengapa ISIS kejam dan lain-lainnya sebagaimana yang dikabarkan sejumlah media barat dan sekuler.
Dan oleh rasa penasarannya, Devi pun mulai mencari-cari berita mengenai ISIS. Dan di jejaring sosial Facebook (FB), Devi kemudian bertemu dan berkenalan dengan seorang Ummahat yang aktif memberitakan berita ribath, dan kepada beliau, Devi bertanya tentang apa sebenarnya ISIS dan mengapa mereka membunuh pasukan Syi’ah seperti itu
Komunikasi tersebut kemudian berlanjut via telpon dan oleh Ummahat tersebut, Devi diberitau apa itu ISIS. Dan Ummahat tersebut pun kemudian bercerita tentang soal Hijrah dan sebagainya tentang ISIS. Dan masya Allah, Devi sangat tertarik dan tergugah hatinya.
Dan beberapa hari kemudian, Ummahat tersebut mengajak Devi untuk datang didalam komunitasnya. Dan masya Allah, pada hari itu juga setelah melihat sahabat-sahabatnya memakai cadar, Devi pun mulai memakai cadar dan semakin hari semakin mantap lagi untuk belajar tentang Islam secara mendalam, utamanya soal ilmu aqidah dan tauhid.
Semenjak pertemuan pertamanya, maka pada bulan kedepannya Devi pun mulai aktif bersama komunitas sahabatnya tersebut. Devi yang lambat laun mulai mengenal karakter dan keteguhan orang-orang di sekitarnya itu semakin menambah kuat keinginan Devi untuk berhijrah ke bumi Syam, yang tentunya di negeri yang nantinya baru akan dia tinggali itu.
Dan pada awal Desember, Devi melakukan perjalanan ke Indonesia untuk mengambil tabungannya di kampung halamannya agar bisa hijrah ke bumi Syam. Tapi qadarullah, keluarganya melarang Devi untuk mengambil tabungannya. Maka, Devi pun hanya membawa sedikit uang yang ia simpan ditempat lain.
Maka Devi pun kembali ke negara dimana selama ini ia tinggal, dan memulai kembali aktivitasnya untuk bekerja. Meski tidak diperbolehkan keluarganya untuk mengambil tabungannya, Devi tetap pada rencana semula untuk sesegera mungkin pergi berhijrah ke negeri yang ia impikan, yakni negeri Syam berbarokah.
Qadarullah sebulan setengah setelah Devi kembali dari perjalanannya ke tanah air, tempat dia bekerja memintanya agar keluar lebih awal dari tempat kerjanya, meskipun kontrak kerjanya belum selesai. Saat itu mendengar keputusan tersebut, hati dan pikiran Devi sedikit risau, namun kerisauan itu tidak menyurutkan semangatnya untuk berhijrah ke bumi Syam.
Dan masya Allah, ternyata pertolongan Allah itu maha dekat. Bos atau pimpinan perusahaan dimana Devi bekerja memberikan kompensasi yang masya Allah sangat cukup untuk melakukan perjalanan ke tanah hijrah di bumi Syam.
Pada hari itu juga setelah Devi menerima dana kompensasi yang cukup untuk membeli tiket dan uang saku yang bisa ia gunakan untuk bekal di perjalanan, maka Devi pun langsung mengurus tiket dan mengurus visanya dan memulai perjalanannya ke tanah hijrah di bumi Syam.
Dan yang membuat para sahabatnya kaget adalah, dua hari kemudian Devi berkata kalau dirinya telah sampai ke tanah hijrah di bumi Syam. Para sahabatnya kaget karena sebelumnya Devi sempat drop setelah perusahaan tempat Devi bekerja memberhentikannya secara sepihak. Namun ternyata dari hikmah dibalik itu, Allah mempunyai cara lain untuk memperjalankan Devi ke bumi Syam.
Setelah Devi mengabarkan keberadaan dirinya yang sudah berada di bumi Syam kepada sahabat-sahabatnya, semua sahabatnya pun terkejut. Mereka terkejut karena Devi yang dikenal kocak, cerdas dan ceplas ceplos serta tidak serius, ternyata sudah melakukan perjalanan ke negeri impian semua orang yang sudah di nubuwatkan oleh Rasulullah SAW. Dan itu telah dibuktikan dengan sampainya Devi disana.
Disini kita bisa memetik pelajaran kalau hidayah itu datang kepada siapa saja dan dimana saja, baik di kampung halaman kita, atau di suatu wilayah atau negeri lain tempat kita bekerja. Dan ketika niat di hati sudah lurus semata-mata karena Allah SWT, maka Allah pun sudah pasti akan menolong hamba-Nya dari arah yang tidak disangka-sangka seperti mempertemukan dengan orang yang seaqidah, atau bertemu dengan bos yang baik, semua ini adalah dari dan karena Allah SWT.
Semoga cerita ini bisa membuat niat kita semakin lurus semata-mata hanya mencari ridho Allah SWT. Devi yang meskipun dikenal dan dikenang oleh para sahabatnya dianggap sebagai sosok tidak serius, tapi dalam urusan agamanya dia sangat bersungguh-sunguh menjalankan ajaran agama Islam, salah satunya adalah hijrah. [Sumber; Ummi Sahara al-Indonesiani/edt; GA]