Mushalla Al-Fatihah di pelosok Tasikmalaya ini didirikan tahun 1975. Kini kondisinya sangat memprihatinkan, rapuh, reyot, keropos dan tidak layak. Dihantam longsor Cipatujah beberapa bulan lalu, kerusakannya semakin parah, terancam roboh bila tidak direnovasi total. Dibutuhkan dana 55 juta rupiah untuk merenovasi total supaya musholla bisa difungsikan kembali sebagai pusat ibadah, taklim, dan syiar Islam.
Sisihkan harta untuk investasi properti akhirat. Raih pahala amal jariyah, pahala terus mengalir tak terbatas umur. Ayo Bantu Sedekah Jariyah.!!!
TASIKMALAYA, Infaq Dakwah Center (IDC) – Mushalla Al-Fatihah berlokasi di Kampung Lemur Kidul, Desa Bantarkalong, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Selama ini, musholla mungil ini dimanfaatkan oleh warga sekitar yang terdiri dari 33 KK untuk shalat, mengaji dan acara-acara keislaman lainnya.
Di usia tuanya yang menginjak 45 tahun, kondisi mushalla Al-Fatihah sangat memprihatinkan, rapuh dan tidak layak. Dinding dan atap yang terbuat dari anyaman bambu pada keropos dan bolong dimakan rayap. Di bagian atas, baik plafon maupun kayu penyangga genteng juga sudah lapuk sehingga gentengnya banyak yang runtuh.
Menurut Abah Huffaz (60), guru agama kampung Lemur Kidul, mushalla berukuran 2,5×3 meter ini didirikan pada tahun 1975, sang pemilik tanah, Aki Sardo memberi izin kepada masyarakat untuk membangun mushalla. Maka dibangunlah sebuah tajug (mushalla kecil) untuk kebutuhan warga sekitar beribadah dan mengaji Al-Qur’an.
“Mushola ieu parantos ajeug berdiri di taon 75-an pami teu hilap, nu masihan tanah wakafna parantos ngantunkeun, namina Aki Sardos. Posisina oge payun rorompok abdi,” ujar Abah Huffaz kepada Relawan IDC, Ahad (1/7/2019).
(Mushalla ini sudah berdiri sekitar tahun 1975, di atas tanah wakaf almarhum Aki Sardo. Posisinya persis depan rumah saya).
Dihantam longsor Cipatujah bulan November 2018 akibat hujan deras beberapa hari, kerusakan mushalla reyot ini semakin parah. Tertimpa pohon kayu albasia, bagian depan tampak terancam roboh. Kayu-kayu tiang utama yang sudah keropos itu bergeser dari pondasinya. Kini mushalla berusia 44 tahun ini terancam roboh bila tidak direnovasi total.
“Kamari waktos kamusibahan longsor mushala ieu kakeunaan paimbaran nana, tingal ngageser etana oge, katunjeul bongol albiso satangkal kadieu,” tutur Abah Huffaz.
(Kemarin waktu musibah longsor, mushalla ini terkena tanah longsor menimpa bagian depan, tempat imam, sampai tembok bergeser sedikit, pohon albasia tumbang menimpa mushalla ini).
Karena kondisinya yang tidak layak pakai, mushalla sempat vakum beberapa bulan sehingga makin tidak terawat. Hingga mushaf Al-Qur’an pun rusak dimakan rayap. Anak-anak dan warga sekitar memilih mengaji dan shalat di masjid yang agak jauh.
Khawatir mushalla roboh bila dipakai aktivitas mengaji, maka saat ini aktivitas mengaji anak-anak warga setempat dipindahkan ke rumah Abah Huffaz. Hal ini dilakukan agar semangat mengaji anak-anak tetap bertahan, karena dari buah pengajian Abah Huffaz selama puluhan tahun ini sudah meluluskan banyak anak pandai membaca Al-Qur’an, sebagiannya melanjutkan ke pesantren.
Warga berharap agar Mushalla Al-Fatihah dapat segera di renovasi, supaya warga dan anak-anak bisa kembali beraktivitas mengaji dan ibadah lebih khyusu’, semarak dan nyaman.
“Terutami hoyong segera direnovasi, supados murangkalih sumangeut Abi oge ngaraos sumangeut, ngalih ti rorompok kadieu dieu,” harapnya.
(Utamanya ingin mushalla ini segera di perbaiki, supaya anak-anak semangat mengaji, saya juga ikut semangat, pindah lagi dari rumah ke Mushalla).
PELUANG INVESTASI AKHIRAT: BUTUH BIAYA RENOVASI 55 JUTA RUPIAH
Hakim Mahkumudin (41) dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) kadusunan desa Bantarkalong menyambut baik program Cinta Masjid dari Yayasan IDC yang berencana akan merenovasi mushalla Al-Fatihah.
“Saya dari MUI Kadusunan sangat mendukung atas program renovasi bangunan Mushalla ini. Mudah-mudahan ada dalam kelancaran dan kesuksesan, semoga masyarakat di sini bisa memanfaatkan bila mushalla nanti telah dibangun permanen. Yang mana bangunan ini sudah berjalan bertahun-tahun di pegang oleh Abah Huffaz, orang sini asli. Warga sini dari jumlah KK nya ada 33 KK termasuk wilayah dari RT 06 RW 02,” ujarnya dalam pertemuan warga dengan Relawan IDC.
Senada itu, Masyana (41), anggota Komunitas Pemuda Hijrah dari Karang Taruna Desa Bantarkalong, bersama rekan rekannya ikut merasakan keprihatinan karena keinginan mewujudkan mushalla layak belum tercapai. Maka dengan kedatangan IDC ia sangat berbahagia dan berharap terjalin kerjasama yang baik untuk kebaikan generasi anak muda di desanya itu.
“Saya dari Komunitas Idzhar Pemuda Hijrah, karang taruna berada di sini mewakili rekan-rekan, turut prihatin dengan kondisi Mushalla, namun kami terbatas dari segi finansial. Alhamdulillah bisa komunikasi dengan Tim IDC, semoga dapat terwujud, supaya anak-anak bisa mengaji lagi di Mushalla yang layak,” ujarnya.
Setelah dimusyawarahkan dengan warga dan ahli bangunan, dibutuhkan dana sekitar 55 juta rupiah untuk merenovasi total, supaya mushalla bisa difungsikan kembali sebagai pusat ibadah, taklim, dan syiar Islam. Pekerjaan renovasi ini meliputi: perluasan mushalla dengan bangunan tembok permanen, pembangunan tempat wudhu dan MCK, pengadaan speaker pengeras suara, pengadaan mushaf Al-Qur’an, buku Iqro’ dan bacaan Islam.
Mari sisihkan harta amal jariyah untuk mewujudkan mushalla permanen di kampung Lemur Kidul ini. Insya Allah jadi investasi akhirat yang pahala terus mengalir tak terbatas umur. Wakafkan sebagian harta untuk membangun mushalla, agar kelak dibalas Allah dengan sebuah istana di Surga.
INVESTASI ABADI: PAHALANYA TERUS MENGALIR TAK TERBATAS UMUR
Masjid adalah tempat yang paling mulia di muka bumi, tempat terpancarnya syiar Islam, tempat untuk mengagungkan nama Allah dalam sujud dan rukuk. Dari masjid dibangun kebersamaan kaum muslimin melalui shalat jamaah, madrasah dan majlis ilmu bagi kaum muslimin.
Berbahagialah kaum Muslimin yang menginfakkan hartanya sebagai investasi akhirat untuk sedekah jariyah. Hartanya menjadi shadaqah jariyah yang pahalanya terus mengalir tidak pernah putus meski orang yang berinfak telah wafat. Apalagi bila mushalla tersebut dari waktu ke waktu dihidupkan berbagai aktivitas ibadah, dakwah dan thalabul ilmi. Tak bisa dihitung berapa limpahan pahala yang mengalir setiap saat.
Rasulullah SAW menyampaikan kabar gembira tentang keutamaan shadaqah jariyah sebagai infaq yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia:
إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ
“Jika manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal; shadaqah jariyah, ilmu yang diambil manfaat dan anak shalih yang mendoakannya” (HR Muslim).
…Barangsiapa membangun masjid karena Allah walau sebesar sarang burung atau lebih kecil, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga..
CARA CERDAS MEMBELI PROPERTY/ISTANA DI SURGA
Lebih spesifik lagi, Rasulullah SAW menggaransi bagi orang yang membangun masjid, maka Allah Ta’ala akan membangun baginya rumah di surga:
مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun sebuah masjid karena mengharapkan keridhaan Allah SWT, maka Allah akan membangun untuknya sebuah istana yang semisalnya di surga” (HR Bukhari dan Muslim).
Bila membangun rumah di dunia dibutuhkan dana ratusan juta bahkan miliaran dengan memakan waktu berbulan-bulan. Padahal itu hanyalah rumah sementara, yang tak lama akan ditinggalkan.
Sementara untuk mendapatkan property/rumah di surga yang kenikmatan dan dan kemewahannya tak bisa dibayangkan, cukup ditempuh dengan modal membangun masjid walaupun hanya sebesar sarang burung, atau dengan ikut andil dalam pembangunan masjid di dunia. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun masjid karena Allah sebesar sarang burung atau lebih kecil, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga” (HR Ibnu Majah dari Jabir bin Abdullah, dishahihkan oleh Al-Albany).
Infaq untuk renovasi Mushalla Al-Fatihah Lemur Kidul Tasikmalaya, bisa disalurkan melalui program “Infaq Jariyah” ke Rekening IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 4.000 (empat ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.004.000,- Rp 504.000,- Rp 204.000,- Rp 104.000,- 54.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqdakwahcenter.com.
- Bila biaya sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- DETAIL: https://www.infaqdakwahcenter.com/read/idc/684/mushalla-alfatihah-tasik/
- VIDEO: https://youtu.be/g157mYGRAUE
- INFO: 08122.700020