Sudah 23 hari telapak tangan Ramdani remuk dalam insiden tabrak lari, harus segera dioperasi supaya tidak membusuk. Sang ayah yang berprofesi sebagai pedagang kerupuk keliling, tak mampu menyediakan dana puluhan juta untuk biaya operasi.
TASIKMALAYA, Infaq Dakwah Center (IDC) – Sudah tiga pekan tangan kiri Muhammad Ramdani (15) remuk dilumat gir rantai sepeda motor dalam insiden tabrak lari pada Ahad (25/2/2018). Sampai saat ini belum dioperasi medis, hanya mengandalkan terapi tradisional.
Santri Pesantren Nurul Hidayah Bantarkalong Tasikmalaya Jawa Barat ini mengalami peristiwa naas usai shalat asar waktu setempat. Sore itu, Ramdani yang tengah mendapat tugas piket santri, dibonceng salah seorang temannya mengendarai sepeda motor ke kios membeli bensin untuk mesin genset pompa air.
Saat hendak balik ke pondok pesantren, tiba-tiba datang dua sepeda motor melaju kencang, mungkin sedang balapan. Salah satu sepeda motor ugal-ugalan tersebut menyerempet kendaraan Ramdani hingga oleng dan terjatuh.
Kehilangan kendali karena memegang jerigen bensin, tangan kiri Ramdani pun masuk ke dalam rantai dan dilumat gir motor. Daging telapak tangannya sobek menganga dan tulang jempolnya tak bisa digerakkan seperti tidak nyambung lagi.
“Waktu itu habis beli bensin, ada dua motor ngebut, satu motor nyenggol. Saya juga nggak sadar, karena dibonceng, motornya jatuh, tangan saya masuk ke gir rantai,” ujar Ramdani kepada Relawan IDC.
Dalam kondisi kesakitan dan luka parah tersebut, pengendara motor yang menabrak Ramdani justru melaju kencang tidak mau bertanggung jawab. Hingga kini, pelaku tabrak lari itu belum tertangkap dan masih dicari warga yang geram karena mengemudikan motor ugal-ugalan.
Pasca kecelakaan, pihak pesantren mengupayakan pertolongan cepat dengan membawanya ke rumah sakit. Tapi karena kondisinya parah, dokter menyatakan Ramdani harus operasi tulang dan daging tangannya yang berantakan. Kalau tidak segera ditangani bisa membusuk. Ia pun dirujuk ke rumah sakit yang lebih memadai.
SANG AYAH PENJUAL KERUPUK KELILING, TERBENTUR BIAYA
Karena keterbatasan biaya, Ramdani hanya menempuh pengobatan tradisional. Hingga saat ini belum menjalani operasi medis karena ketiadaan biaya.
Angkus Kusnadi (54) tentu sangat sedih, melihat Ramdani, kini tergolek lemah di rumah. Putra ketiganya itu belum bisa pergi ke sekolah seperti sedia kala dan menuntut ilmu di pesantren. Ia ingin anaknya mendapatkan penanganan medis yang lebih baik agar segera sembuh, namun terbentur masalah klasik mahalnya biaya, membuat Ramdani hanya bisa melakukan upaya pengobatan alternatif.
“Sekarang rawat jalan dengan alternatif. Disuruh operasi sama dokter, tapi kendalanya biaya. Tidak punya BPJS juga. Kata dokter, perkiraan biaya operasinya bisa sampai Rp 25.000.000. Itu pun berobatnya jauh, katanya harus dibawa ke Jawa,” ujat Engkus kepada Relawan IDC.
Profesi Engkus sehari-hari hanya sebagai pedagang kerupuk keliling dengan penghasilan yang tak menentu. Sehingga untuk mendapatkan biaya operasi 25 juta rupiah terasa begitu berat baginya.
Kini ia hanya bisa pasrah dan bertawakal kepada Allah, semoga Allah memberikan pertolongan dari jalan yang tidak disangka-sangka, demi kesembuhan putra tercintanya.
SANTRI HAUS ILMU MENGEJAR CITA-CITA PENGHAFAL AL-QUR’AN
Hidup tanpa didampingi ibunda yang sudah wafat dan kerap ditinggal pergi sang ayah berkeliling kampung menjajakan kerupuk, Ramdani justru tumbuh menjadi remaja yang mandiri dan haus ilmu.
Setiap hari ia menuntut ilmu di dua lembaga pendidikan. Waktu pagi ia belajar di SMP Insan Mandiri Tasikmalaya, duduk dibangku kelas III. Siang hari, pulang sekolah SMP ia beralih menuntut ilmu agama dan tahfizh Al-Qur’an di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Tasikmalaya.
Ustadz Muhammad Milki, salah satu pengajar pesantren mengungkapkan, Ramdani adalah santri yang baik dan rajin. Saat ini ia sudah menghafal dua juz Al-Qur’an. Sehingga pihak pesantren merasa prihatin, salah satu santrinya mengalami kecelakaan tabrak lari, hingga mengalami luka parah.
“Sosok anaknya dia itu baik, belum pernah ada masalah, tidak pernah melanggar aturan apapun di pesantren,” terangnya.
…Ramdani adalah sosok santri yang haus ilmu, mandiri, disiplin dan tak pernah melanggar aturan apapun di pesantren…
INFAQ DARURAT PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM
Ramdani ingin segera pulih seperti sedia kala, menuntut ilmu ke sekolah, belajar dan menghafal Al-Qur’an di pondok pesantren.
Ujian berat yang diderita adik kita Muhammad Ramdani adalah beban kita juga, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya…” (HR Muslim).
Bunga-bunga kasih kepedulian kaum Muslimin sangat dibutuhkan untuk membantu pengobatan Ramdhani, demi perkembangan generasi dakwah Islam.
Donasi untuk membantu operasi santri Muhammad Ramdani bisa disalurkan melalui program INFAQ DARURAT ke Rekening IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syar’iah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqDakwahCenter.com.
- Bila biaya pengobatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Video: https://youtu.be/
- Info: 08122.700020.
https://youtu.be/JbhKcqf7kKw