JAKARTA (Panjimas.com) – Ustadz Felix Siauw menyampaikan klarifikasi terkait berita yang beredar bahwa dirinya dilarang melakukan orasi saat Aksi Bela Palestina, yang digelar di Monas, Jakarta Pusat, pada hari Ahad (17/12/2017) lalu.
Menurut pemuda yang dijuluki “Dai Zaman Now” itu dirinya baru saja pulang dari Makassar. Sebagai bentuk solidaritas atas perjuangan rakyat palestina dan bentuk protes klaim sepihak Presiden Ameria Serikat, Donald Trump atas Yerusalem, Ustadz Felix menyempatkan diri hadir dalam aksi yang diperkirakan dihadiri jutaan orang tersebut.
Melihat Ustadz Felix datang di lokasi, Laskar FPI pun mengawal hingga menuju panggung utama. Ketika Ustadz Bachtiar Nasir memanggil nama Ustadz Felix, umat Islam pun riuh menyambutnya. Namun, apa yang terjadi? tashiyah Ustadz Felix yang ditunggu-tunggu itu tak terdengar, hingga massa aksi meneriakkan namanya berkali-kali.
Lantas, ada apa di balik peristiwa itu? Ustadz Felix telah menulis sebuah klarifikasi dalam halaman facebook miliknya, dengan judul “Narasi Tanpa Orasi” guna melengkapinya, berikut ini video klarifikasi Ustadz Felix Siauw kepada wartawan usai menghadiri Multaqo Dai, Muallaf dan Kristolog Nasional di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (19/12/2017) .
Narasi Tanpa Orasi
“Anak muda sekarang giliran kalian, ambil ini pangung, anak muda!” Ustadz Bachtiar Nasir menyemangati pemuda yang mendominasi #AksiBelaPalestina.
“Ustadz Felix mana ustadz Felix sini”. Saya kaget, tak menduga saya diminta orasi di panggung. Tapi jamaah sudah berteriak, “Ustadz Felix! Ustadz Felix”, saya pun hampiri UBN.
Komandan Nasional Kokam Mashuri membuka dengan ikrar, saya pun berdiri di panggung, mendampingi beliau. Bersiap sambil berpikir apa yang mau saya sampaikan
Tiba-tiba Kyai Cholil Nafis, MC aksi maju dan minta panggung disterilkan, semua mundur kecuali pembaca ikrar dan pemuda, termasuk saya tetap di tempat awal.
Lalu datanglah Kyai Marsudi Syuhud, meminta saya mundur, disertai isyarat tangan sambil mendorong. “Antum mundur, kebelakang, mundur dulu”, saya pun heran.
Para asatidz banyak yang tak melihat, sebab mereka pun tampak sedang berdiskusi tentang acara. Para asatidz lain yang melihat, sambil marah menghampiri saya.
Mereka tak tega saya diminta mundur dengan cara seperti itu. Mereka bahkan sepakat mengawal saya kembali ke panggung depan, saya tolak dengan halus.
Saya coba merangkul dan meredakan beberapa asatidz, saya sampaikan “saya ridha, saya legowo”. Lalu menyampaikan betapa acara ini disaksikan banyak mata.
Bahwa #AksiBelaPalestina adalah pesan kita ke dunia tentang bersatunya kita membela saudara kita di sana, jangan sampai justru ada berita yang dinantikan musuh Islam.
Yang saya tak tahan, ribuan massa meneriakkan nama saya terus menerus, haru. Saya tertunduk, tak mampu menatap mata mereka yang mengharap saya menyapa mereka.
Massa tak mau reda walau MC terus mencoba mengendalikan, sampai UBN maju dan meredakan massa, barulah mereka mau mendengar, barulah acara bisa dilanjutkan.
Demikian klarifikasi ini saya tulis, saya berkhusnudzann, bahwa Kyai Marsudi tentu punya pertimbangan matang, kita hormati. Yang penting persatuan semua terjaga, cukup.
Yang Allah berikan lebih dari yang diambil dari kita. Persatuan, rasa cinta, rindu, Allah beri meski saya tak sempat menyapa. Narasi tanpa orasi. Alhamdulillah ‘ala kulli haal!
[AW]